With You in the Future adalah film bergenre komedi romansa garapan sutradara sekaligus peramu naskah Roberto Girault. Film yang dibintangi Javier Adrian, Marypaz Aparicio, hingga Harold Azuara ini berhasil mendapat rating 6,2/10 di laman IMDb, lho!
Adapun kisahnya mengikuti Carlos dan Elena yang melakukan perjalanan waktu, kembali ke masa lalu untuk menghindari masa krisis yang tengah mereka hadapi.
Diceritakan ketika Carlos dan Elena hendak menandatangani surat cerai mereka, sesosok pria berbadan tambun mendadak bertamu ke kediaman mereka dan mengaku sebagai Cupid, dewa cinta yang hendak membantu perselisihan mereka.
Cupid yang eksentrik itu menawarkan Carlos dan Elena sebuah kesempatan kedua dengan melakukan perjalanan kembali ke tahun 1994, tahun mereka pertama kali berjumpa dan jatuh cinta. Mereka bahkan dibebaskan untuk mencegah pertemuan mereka di masa itu demi mengubah takdir yang telah ada.
Alhasil, kembalilah mereka ke masa itu, Carlos dan Elena menemukan diri mereka di masa muda. Keduanya saling menyembunyikan rasa kekaguman pada diri muda mereka satu sama lain.
Meski kenyataannya pernikahan mereka sudah di ujung tanduk, keduanya tidak bisa menampik kalau keduanya di masa itu memang saling menggebu untuk memiliki satu sama lain dan memang sulit untuk mengabaikan pesona satu sama lain.
Namun karena sadar akan tujuan mereka kembali ke masa itu, mau tidak mau keduanya harus berpetualang melewati masa-masa indah dan penuh gelora itu sambil berupaya dan memastikan jiwa muda mereka untuk tidak jatuh cinta satu sama lain. Lantas mampukah mereka melakukannya?
Ulasan Film With You in the Future
With You in the Future, film romansa dengan formula lama namun dengan atmosfer yang berbeda. Agaknya kamu akan familiar dengan premis cerita yang dibawakan dalam film With You in the Future.
Pasalnya, sepasang suami istri yang memutuskan bercerai namun secara ajaib kembali ke masa lalu demi mendapatkan kesempatan kedua dari dewa cinta memang bukan formula baru di industri perfilman, ya!
Tapi meski demikian, suasana yang dihadirkan berasa menyenangkan, seolah premis yang dibawakan berasa baru sehingga begitu menarik untuk disaksikan. Dengan memasukkan unsur musik di dalamnya, film ini jadi kian meriah mengiringi nuansa khas kasmaran anak muda yang bergelora di era 90-an.
Film ini turut didukung dengan kemampuan akting para pemain yang ciamik, chemistry yang solid dan tentunya juga hal-hal teknis yang mendukung visual.
Secara alur cerita, film ini tampak mengeksplorasi pemikiran liar orang-orang yang tengah frustrasi dengan kehidupan asmara dan pernikahannya. Mereka yang merasa gagal dengan rumah tangganya berangan untuk mengubah masa lalu dengan cara tidak mengambil keputusan yang diambilnya dulu.
Lantas, jika memiliki kesempatan untuk mengubah masa lalu akankah kehidupan seseorang menjadi lebih indah? Nah, itulah yang coba dibahas dalam film ini.
Dengan nuansa yang begitu menyenangkan, sejatinya film ini membawa isu yang cukup berat. Intinya, dalam pernikahan selalu ada masa-masa krisis dan tidak mungkin selalu indah dan bahagia.
Terlepas dari beratnya krisis yang melanda, keputusan memilih dia sebagai pasangan bukanlah kesalahan mutlak. Bagaimana pun ketika seorang memutuskan menikah, pastilah ada nilai dari seseorang yang membuat kita memilihnya.
Sepahit-pahitnya krisis yang didapat ketika bersama pasangan, pernah juga ada hari-hari baik bersamanya. Karenanya menyesali masa lalu memang tidak ada gunanya, maka ketika krisis itu melanda, baiknya jangan fokus menyesalinya tapi segera menyelesaikan (mempertahankan atau berpisah) dengan menggunakan kecerdasan emosional, tentunya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS