Review The Trouble with Jessica: Satu Malam, Mayat, dan Banyak Dosa Lama

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review The Trouble with Jessica: Satu Malam, Mayat, dan Banyak Dosa Lama
Poster Film The Trouble with Jessica (IMDb)

Kalau ada tamu yang nggak diundang dalam sebuah pesta makan malam, biasanya yang bikin kesal tuh mereka yang terlalu banyak bicara. Namun, yang ini berbeda. si tamu justru meninggal di tengah-tengah acara, dan itu pun bukan karena makanan. Inilah yang terjadi dalam Film The Trouble with Jessica yang bergenre dark comedy asal Inggris. Dan plotnya, sukses bikin duduk tegak.

Disutradarai Matt Winn, yang juga menulis naskahnya bersama James Handel. Film ini diproduksi sama Bright Pictures, Yes Repeat No, dan Relevate Ventures. Sebelumnya, film ini ditayangkan di Dinard Film Festival pada September 2023 serta Palm Springs International Film Festival pada Januari 2024. 

Film The Trouble with Jessica dibintangi jajaran aktor papan atas lho, di antaranya:

  • Alan Tudyk
  • Shirley Henderson
  • Olivia Williams
  • Rufus Sewell
  • Indira Varma 
  • Dan masih banyak bintang pendukung lainnya 

Sekilas tentang Film The Trouble with Jessica

Ceritanya sederhana, tapi efeknya rumit. Sarah (diperankan Shirley Henderson) dan suaminya Tom (Alan Tudyk) menggelar makan malam terakhir di rumah mewah mereka di London. 

Aku bilang "terakhir" karena mereka sedang tercekik masalah keuangan, dan menjual rumah itu adalah satu-satunya jalan keluar.

Nah, tamu-tamu yang diundang adalah sahabat lama mereka, ada Richard (Rufus Sewell) dan Beth (Olivia Williams), yang tanpa minta izin sama yang punya pesta malah membawa Jessica (Indira Varma). Jessica tuh sosok flamboyan dan nyentrik, dan dia penulis buku kontroversial sekaligus mantan teman kuliah mereka. 

Sarah langsung kesal, menyebut Jessica sebagai "Little Miss ‘Aren’t I Fascinating’". Ya, itu semacam klu awal bahwa pesta itu nggak akan berjalan mulus.

Percakapan makan malam yang awalnya tampak santai perlahan berubah jadi sesi pengulitan karakter, mengungkap lapis demi lapis hipokrisi, konflik lama, dan keputusan-keputusan hidup yang selama ini mereka tutupi dengan senyum palsu. 

Richard, misalnya, pengacara yang membela pria-pria terdakwa kasus pemerkosaan, dan istrinya Beth si konselor korban kekerasan. Keduanya hidup dalam satu atap tapi berseberangan secara moral, dan situasi makan malam menjadi panggung terbuka untuk debat panas mereka.

Lalu, terjadilah hal yang nggak disangka-sangka: Jessica tiba-tiba bunuh diri di taman belakang rumah. Dalam hitungan menit, film ini bertransformasi dari percakapan sengit menjadi situasi krisis yang penuh absurditas. 

Alih-alih langsung menelepon polisi, Sarah panik dan berpikir tentang pembatalan penjualan rumah. Maka dimulailah rangkaian keputusan kacau, yakni memindahkan mayat, lalu memanipulasi, dan mempermainkan moral demi menyelamatkan nasib finansial mereka.

Setegang itu memang, tapi mungkinkah kematian Jessica benar-benar berhasil dianggap tiada? Hmmm … menarik deh. 

Impresi Selepas Nonton Film The Trouble with Jessica

Aku suka bagaimana Film The Trouble with Jessica mengingatkanku pada film-film satir sosial semacam Film The Menu, Film Glass Onion, atau Film Triangle of Sadness, yang mengeksplorasi kegagalan moral kalangan elite saat berada dalam tekanan. Namun, dibandingkan film-film tersebut, film ini terasa lebih dekat dan lebih intim, karena hampir seluruh cerita berlangsung di dalam satu rumah, satu malam, dengan konflik yang terasa sangat pribadi.

Penulisan dialognya ciamik deh. Dan yang paling mencolok terkait bagaimana para karakter saling menyerang pakai kenangan di masa lalu. Misal, foto lama wisuda di dinding, jadi bukti bahwa mereka pernah saling sayang, tapi justru itu yang membuat serangan mereka malam itu jadi makin personal dan kejam. 

Asli, semua aktor tampil meyakinkan, terutama Shirley Henderson yang mampu menyeimbangkan ketegangan situasi dan kegilaan dengan akting yang rapuh tapi berapi-api.

Begitulah. Ada ironi manis dalam film ini: seseorang mati. Kejadian malam itu perlahan membunuh citra baik yang selama ini mereka pertahankan. Sobat Yoursay bakal melihat bagaimana satu kejadian bisa mengungkap siapa yang masih punya nurani, siapa yang hanya peduli pada citra, dan siapa yang sebenarnya monster bermulut manis.

Pada akhirnya, bagus nggaknya sebuah film tergantung selera. Dan bila Sobat Yoursay suka film ala-ala pembongkaran tabiat manusia yang sebenarnya, ini film yang tepat.

Skor: 3,5/5

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak