Dasim disutradarai oleh Ginanti Rona, yang sebelumnya sudah bikin film horor seperti Qorin dan Kemah Terlarang.
Ceritanya berfokus pada Salma (Zulfa Maharani) dan Arman (Omar Daniel), pasangan muda yang awalnya bahagia banget setelah menikah. Tapi, begitu Salma hamil, kehidupan mereka mulai kacau karena gangguan mistis dari jin bernama Dasim.
Mereka berpindah ke rumah ibu Arman (Meriam Bellina), berharap situasi membaik, tapi ternyata terornya malah makin mencekam. Salma juga mulai ada konflik dengan mertuanya, ditambah kecurigaan bahwa Arman selingkuh.
Plotnya sendiri diambil dari mitologi Islam tentang jin Dasim yang suka bikin rumah tangga berantakan, dan ini bikin ceritanya punya lapisan yang lebih dalam dibandingkan horor biasa.
Begitu film dimulai, aku langsung suka sama cara Ginanti Rona membangun suasana. Awalnya, aku disuguhkan kehidupan rumah tangga Salma dan Arman yang manis, tapi perlahan-lahan ada vibe nggak enak yang merayap.
Pencahayaan di film ini gelap tapi nggak lebay, bikin tiap sudut ruangan terasa creepy. Apalagi ketika Salma mulai mengalami gangguan, seperti suara aneh atau benda yang tiba-tiba bergerak.
Aku sempat merasa bulu kudukku berdiri ketika ada adegan Salma melihat bayangan di cermin—bukan jumpscare murahan, tapi benar-benar bikin jantungan!
Sound design-nya juga juara, dengan efek suara desisan atau langkah kaki yang bikin tegang tanpa harus mengandalkan musik keras.
Review Film Dasim

Zulfa Maharani sebagai Salma benar-benar mencuri perhatian. Dia berhasil menunjukkan emosi campur aduk: takut, bingung, tapi juga kuat sebagai istri yang berusaha ngejaga keluarganya.
Ekspresinya ketika menghadapi teror atau konflik dengan mertuanya terasa natural banget. Omar Daniel sebagai Arman juga oke, meskipun karakternya agak kurang dieksplor dibandingkan Salma.
Meriam Bellina, seperti biasa, bikin karakter ibu Arman terasa hidup—kadang bikin kesel, kadang bikin kasihan. Pemain pendukung seperti Adinda Thomas dan Morgan Oey juga menambah warna, meskipun peran mereka nggak terlalu besar.
Yang aku suka dari Dasim adalah pendekatannya yang nggak cuma mengandalkan jumpscare. Film ini lebih bermain di elemen misteri dan psikologis.
Kita diajak mikir: apa benar semua gangguan ini cuma ulah jin, atau ada faktor lain seperti komunikasi buruk di rumah tangga mereka? Ini bikin Dasim terasa lebih cerdas dibandingkan horor lokal yang sering cuma menjual penampakan.
Ada juga sentuhan religi yang nggak maksa, seperti diskusi tentang amalan yang bisa bikin seseorang tersesat ke jin. Menurutku, ini menunjukkan riset tim produksi yang serius, seperti yang dikatakan Ginanti Rona soal konsultasi dengan tokoh agama.
Tapi, Dasim nggak sempurna. Paruh kedua filmnya agak melempem dibandingkan build-up awal yang super menjanjikan. Beberapa konflik, seperti kecurigaan perselingkuhan Arman, terasa agak dipaksakan dan nggak tuntas diselesaikan.
Aku juga merasa sound design-nya, meskipun bagus, kadang kurang konsisten—ada momen musiknya malah bikin suasana kurang tegang. Kurasa terornya cuma seram di satu momen doang dan keseluruhan filmnya agak lemes. Tapi, “eksekusinya cakep sih” karena menunjukkan sebab-akibat keputusan manusia.
Secara visual, Dasim punya sinematografi yang rapi. Pengambilan gambar di rumah ibu Arman bikin suasana klaustrofobik, apalagi dengan penggunaan sudut sempit dan bayangan.
Efek visual untuk efek jin Dasimnya juga nggak berlebihan, bikin kita fokus sama cerita ketimbang CGI yang murahan. Aku suka banget adegan di mana Salma ngobrol sama tetangga misterius—entah kenapa, dialog di situ bikin merinding karena ada rasa nggak pasti tentang niat si tetangga.
Secara keseluruhan, Dasim adalah horor yang layak banget ditonton buat kamu yang suka cerita mistis dengan bumbu drama keluarga. Ini bukan film horor yang bikin kamu teriak-teriak ketakutan, tapi lebih ke arah bikin kamu mikir dan merasa nggak nyaman.
Buat aku, nilai plusnya ada di akting Zulfa Maharani, build-up misteri yang asik, dan pendekatan horor yang nggak murahan. Minusnya? Ya, paruh akhir yang agak kurang nendang dan beberapa konflik yang nggak tuntas.
Aku beri Dasim rating 7.5/10. Kalau kamu pengjn nonton horor lokal yang punya cerita lebih dari sekadar hantu, film ini cocok banget. Oh ya, saranku, jangan lupa bawa jaket ke bioskop—bukan cuma AC-nya yang dingin, tapi suasana filmnya juga bikin merinding!
Film ini tayang mulai 15 Mei 2025 di bioskop XXI, CGV, dan Cinepolis. Beli tiketnya bisa lewat aplikasi bioskop favoritmu atau langsung ke lokasi. Selamat menonton, dan hati-hati sama jin Dasim!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS