Novel Kuda merupakan karya Panji Sukma yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2022. Menggabungkan unsur sejarah, konflik kekuasaan, dan lokalitas Jawa, novel ini memiliki alur yang padat. Selain itu, kisahnya juga terbilang unik dan cukup berbeda dari novel sejarah lainnya.
Cerita di dalam novel ini bermula dari kisah kehebatan Empu Manyu. Ia dikenal sebagai pembuat keris yang begitu andal dan memiliki klien dari berbagai kalangan, tak terkecuali pejabat negara. Kehebatannya membuat keris lantas membawa harum namanya dan memberi kejayaan bagi keluarga Empu Manyu.
Akan tetapi, setelah runtuhnya rezim Orde Baru, perlahan dan pasti usaha keris Empu Manyu mengalami kemunduran. Pejabat negara dan orang-orang dari golongan militer yang kerap memesan keris mulai meninggalkannya satu per satu.
Maka di kala hari tuanya, kejayaan Empu Manyu hanya tinggal cerita. Ia bahkan harus terseok-seok memenuhi kebutuhan hidupnya dan Kuda.
Di sisi lain, Kuda adalah anak satu-satunya yang dimiliki Empu Manyu. Suatu hari, Kuda diminta membeli ciu atau minuman keras yang biasa digunakan Empu Manyu untuk membuat keris setelah kedatangan seorang tamu asing ke rumahnya.
Meski heran karena sang ayah sudah lama tidak menerima pesanan, Kuda tetap menjalankan perintah sang ayah dan membelikan ciu kepada Honggojiwo yang telah jadi langganan Empu Menyu sejak dulu.
Di balik kejayaan Empu Manyu dan kegagahan keris yang mulai tergerus zaman, tidak ada yang tahu pasti kehidupan keluarga itu yang sesungguhnya.
Sosok tamu asing bernama Abdul Aziz, keberadaan Kuda, dan kemasyhuran nama Empu Manyu menyimpan rahasia yang telah disimpan sejak lama. Kisah mereka terhubung lewat benang merah yang membawa luka batin, rasa dendam, dan cinta yang penuh duka.
Ulasan buku
Kesan pertama yang timbul setelah membaca judul dan melihat sampul adalah novel ini pasti akan mengisahkan tentang mitos dan kearifan lokal yang berhubungan dengan hewan kuda.
Namun, siapa sangka kalau kuda yang dimaksud dalam novel ini adalah sosok anak lelaki yang menjadi penghubung antarsemua tokoh di dalamnya. Sementara itu, ada juga tiga tokoh penting yang akan mencuri perhatian dalam novel ini, yaitu sosok Empu Manyu dan Abdul Aziz.
Awalnya, banyak sekali pertanyaan yang muncul kala membaca novel, terutama pertanyaan "mau dibawa ke mana cerita ini", lantaran sampai pertengahan halaman, penulis hanya mengisahkan tentang pengenalan tokoh-tokoh.
Padahal, novel ini hanya terdiri dari 100-an halaman dan sangat singkat kalau sekadar untuk mengisahkan hidup tokoh sampingannya saja.
Namun setelah selesai membaca, semua tanda tanya itu akhirnya terjawab dan bagian-bagian yang tadinya dianggap tidak penting ternyata menjadi kesatuan kisah yang begitu menarik.
Meskipun Kuda adalah tokoh utama, sosok Empu Manyu dirasa sebagai tokoh sentral yang menjadi pusat semua peristiwa.
Menariknya, penulis benar-benar mengisahkan kehidupan masa lalu semua tokoh untuk menguatkan peristiwa yang dialami Kuda dan Empu Manyu. Hasilnya, pembaca akan bertemu dengan cerita kehidupan banyak tokoh yang dikisahkan secara singkat dan padat.
Gaya penceritaan novel ini juga sangat unik. Menggunakan plot campuran, kisah kehidupan Empu Manyu dan Kuda dijabarkan dengan alur maju mundur. Sayangnya, tidak ada penanda pasti kapan alur itu berlangsung di masa lalu atau masa kini sehingga pembaca harus cermat membaca untuk mengerti alur ceritanya.
Di samping unsur intrinsik yang kompleks, tema yang diangkat dalam novel ini juga sangat menarik. Genre sejarah menjadi latar belakang yang kuat dalam kisah hidup Kuda dan Empu Manyu.
Namun, ada tema sampingan yang tak kalah kuat untuk bisa menyentil hati pembaca, seperti romansa, dendam, dan konflik politik kekuasaan. Tidak heran kalau novel ini sebenarnya bercerita tentang ironi kehidupan yang menyesakkan.
Selain itu, sisi menarik lainnya ada pada latar belakang waktu. Novel ini menceritakan sisi lain sejarah Indonesia serta pelaku sejarah di luar rezim yang berkuasa.
Keris menjadi simbol kekuasaan dan kejayaan pada masa Orde Baru sekaligus mampu mengangkat derajat pemiliknya. Hal itu jarang sekali dibahas oleh novel yang mengangkat sejarah dan kehidupan tokoh masyarakat yang secara tidak langsung bersinggungan dengan para elit penguasa.
Identitas buku
Judul: Kuda
Penulis: Panji Sukma
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2022
Tebal buku: 104 halaman