Jeruk Kristal adalah kumpulan cerpen yang akan membawa pembaca menyusuri sekelumit kisah nostalgia hingga rasa cinta yang bergejolak penuh kehangatan. Dihimpun dari sepuluh judul cerpen dan satu novela, tiap kisahnya melengkapi kepingan kenangan yang tersebar dari sudut kecil di Kota Yogyakarta hingga nun jauh di negeri Eropa. Lebih dari sekadar ruang, tiap ceritanya juga dipenuhi romantitasi lintas zaman yang membuat pembaca seolah-olah pernah melalui peristiwa itu.
Berikut adalah judul-judul cerpen dan novela yang ada di buku ini. Cerita dibuka dengan cerpen berjudul Juffrouw Lala, kemudian Sahabat, Cerita Ibuku, Jeruk Kristal, Di Halte Rue des Ecoles, Mathilde, Pot Kayu Beringin Putih, Namanya Inka, Pianoku, dan yang terakhir adalah cerpen bertajuk Anugrah. Sementara itu, buku ini akan ditutup dengan novela yang berjudul Selamat Tinggal, La Wantzenau. Masing-masing membawa kisah tentang hubungan antarmanusia, ikatan yang dalam antara anak dan orang tua, hingga konflik rumah tangga.
Sejatinya semua cerita menghadirkan kesan yang sama, yaitu nostalgia, patah hati, perasaan cinta yang dibalut dengan kehangatan dan sesekali melankolia. Dalam cerpen yang berjudul Juffrouw Lala misalnya. Mengisahkan tentang Lala, seorang guru les piano dari Belanda yang kemudian di masa depan jatuh miskin karena bangkrut. Cerpen ini diceritakan sudut pandang si murid sehingga sesekali menimbulkan kesan seperti pembaca tengah mendengarkan kisah biografi seseorang yang manis, tetapi penuh ironi.
Tak ketinggalan dengan kisah kekeluargaan yang dilingkupi kehangatan, seperti dalam cerpen Cerita Ibuku. Digambarkan melalui kisah ibu dan anak, cerpen ini bagaikan dialog tentang wejangan yang disampaikan ibu kepada buah hatinya agar ia bisa terus menjadi diri sendiri. Menggusung unsur lokalitas Jawa, penulis lantas menggunakan kegiatan membatik sebagai media untuk menyampaikan filosofi kehidupan yang disampaikan lewat sosok Ibu.
Sebenarnya buku ini tidak hanya mengisahkan tentang kisah yang manis-manis saja. Namun, ada beberapa cerpen yang justru memberi pandangan baru tentang hubungan orang dewasa yang rumit. Misalnya dalam cerpen Jeruk Kristal yang mengisahkan konflik rumah tangga dan novelanya yang berjudul Selamat Tinggal, La Wantzenau justu mengusung cerita perselingkuhan.
Dalam Selamat Tinggal, La Wantzenau, barangkali ceritanya bisa kontroversial karena terkesan meromantitasi hubungan gelap. Akan tetapi, harus diakui juga kalau penulis sangat pintar mengolah kata dan membangun suasana hingga ada kesan yang menyakitkan dalam kisah perselingkuhan bos dengan karyawannya. Gaya penceritaannya lembut, mampu menyentuh batin pembaca, dan ending-nya pun masuk akal.
Barangkali karena latar belakang penulis yang juga seorang penerjemah, di beberapa bagian pembaca akan menemukan kata-kata dalam bahasa Prancis dan Belanda. Meskipun hal itu masih relevan dengan konteks ceritanya. Pun dengan latar tempat dan suasana yang ditulis detail membuat pembaca bisa menghayati setting seolah tengah berada di lokasi yang sama dengan tokoh-tokohnya. Dan memang kebanyakan cerita di buku ini berkutat di lingkup kekeluargaan sehingga membuat pembaca makin terasa dekat dengan kisah mereka.
Satu lagi yang membuat buku ini menarik adalah kehadiran ilustrasi menggemaskan untuk mendukung visualisasi cerita. Apalagi ilustrasi ternyata digambar langsung oleh cucu penulis yang membuat buku ini jadi karya kolaborasi yang menakjubkan. Sayangnya, ilustrasi dicetak dengan warna hitam putih sehingga detail yang apik itu tidak begitu terlihat.
Overall, Jeruk Kristal adalah buku yang penuh kehangatan. Meski beberapa cerita menggambarkan kisah yang mengharukan, tetapi masing-masing meninggalkan kesan mendalam karena berhasil memberi kesan akan pengalaman batin yang kuat.
Identitas buku
Judul: Jeruk Kristal
Penulis: Maria Antonia Rahartati Bambang Haryo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2018
Tebal buku: 216 halaman