Review Film On Becoming a Guinea Fowl: Rahasia dalam Tiap Luka dan Diamnya

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film On Becoming a Guinea Fowl: Rahasia dalam Tiap Luka dan Diamnya
Poster On Becoming a Guinea Fowl (Sumber dari Katalog KlikFilm)

On Becoming a Guinea Fowl, merupakan film terbaru dari sineas Zambia-Wales, Rungano Nyoni. Setelah mencuri perhatian dunia dengan film debutnya: I Am Not a Witch (2017), Nyoni kembali dengan film yang nggak kalah mencuri perhatian. Kali ini filmnya mengangkat kekerasan seksual dalam lingkup keluarga, tapi dengan pendekatan yang lain dari lainnya. Ya, film ini nggak berjalan dalam garis lurus drama ‘biasanya’, melainkan memutar ke jalur penuh permakanan, absurd, dan magis yang kadang menggelitik dan menyayat hati.

Film On Becoming a Guinea Fowl pertama kali rilis di panggung megah Festival Film Cannes 2024, tepatnya pada 16 Mei 2024, di bagian kategori Un Certain Regard. Penayangan perdananya berhasil mencuri perhatian, dan mengantarkan Rungano Nyoni meraih penghargaan Sutradara Terbaik. 

Setelah penayangan perdana yang gemilang itu, filmnya melanglang ke berbagai penjuru dunia; tayang di Inggris dan Irlandia pada 6 Desember 2024, lalu menyusul rilis di Amerika Serikat pada 7 Maret 2025. Untuk Sobat Yoursay di Indonesia, film ini bisa ditonton di KlikFilm. 

Yuk, kepoin bareng detail kisahnya!

Sekilas tentang Film On Becoming a Guinea Fowl

Cerita dibuka dengan adegan surealis. Shula (diperankan Susan Chardy) sedang menyetir mobil di malam hari di Zambia, mengenakan pakaian aneh. Di tepi jalan, dia menemukan tubuh nggak bernyawa pamannya, Fred. 

Keanehan mulai terasa sejak detik itu. Nggak ada tangisan maupun kepanikan, hanya keheningan penuh tanda tanya. Pamannya, yang belakangan diketahui pernah jadi pelanggan di sebuah rumah bordil, tampaknya meninggal karena serangan jantung.

Kematiannya jadi pintu masuk menuju misteri yang lebih kelam. Reaksi keluarga besar atas peristiwa itu bukannya mengungkap dan bicara jujur, justru sebaliknya, mereka ramai-ramai mengalihkan isu, mengutuk ‘si janda’ (istri Fred) karena dianggap nggak becus menjaga suami, dan bahkan menyindir keluarga perempuan nggak layak mendapatkan bagian harta warisan. 

Kedok moral seolah-olah dijadikan tameng untuk menghindari kenyataan yang lebih menyakitkan, bahwa Fred selama ini menyimpan sisi predator seksual yang selama ini mereka diamkan.

Menarik, nih!

Review Film On Becoming a Guinea Fowl

Keunikan film ini ada pada bagaimana Rungano Nyoni menyusun lapisan demi lapisan memori, trauma, melalui sudut pandang Shula dan sepupunya yang nyentrik, Nsansa (diperankan Elizabeth Chisela).

Nsansa, dengan gaya bicaranya yang lantang dan sikap sembrono, jadi suara kebenaran dalam kebisingan penyangkalan lho. Dia secara terang-terangan menceritakan bagaimana Fred pernah mencoba menyentuhnya saat masih kecil. 

Film ini juga diselingi dengan kilasan mimpi-mimpi ganjil Shula, tentang acara TV masa kecilnya yang menampilkan berbagai hewan. Salah satu episode yang membekas dalam ingatannya adalah tentang burung guinea fowl (burung dengan suaranya yang keras dan sering dianggap sebagai alarm alami terhadap bahaya). 

Ada sesuatu yang begitu kontras dalam cara film ini bergerak. Secara visual, Film Up On Becoming a Guinea Fowl begitu kaya, penuh warna, dan di beberapa bagian terasa hampir teatrikal. Namun, secara emosional, film ini dingin dan menahan diri.

Ya, aku jarang melihat ledakan kemarahan, tangisan putus asa, atau konfrontasi tajam. Semuanya serba tersirat, dipendam, dan disampaikan melalui gestur yang halus. Jelas ini sangat menarik karena berani tampil beda dari film-film drama kebanyakan yang selalunya dipenuhi letupan emosi yang menggelegar. 

Jujur, deh. Ada rasa diriku ingin melihat Shula berteriak, atau senggaknya seseorang berdiri dan mengungkapkan segalanya secara langsung. 

Yakin deh, nggak semua orang akan jatuh cinta pada film ini. Beberapa mungkin merasa film ini terlalu ‘ngawang’ untuk tema seserius kekerasan seksual. Ini bukan tentang menemukan pelaku dan memberi hukuman, tapi tentang menyadari bagaimana kejahatan bisa bersembunyi di balik tradisi, dalam keluarga, bahkan dalam upacara pemakaman yang seharusnya suci.

Untuk Sobat Yoursay yang ingin nonton film dengan narasi berani dan visual yang nggak biasa, Film On Becoming a Guinea Fowl bisa dicoba tonton di KlikFilm. Selamat nonton. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?