Serial The Wheel of Time resmi berakhir di platform Prime Video setelah tiga season, kabar yang jelas menjadi pukulan telak bagi para penonton setianya yang berharap cerita ini masih berlanjut.
Namun, mereka tidak tinggal diam begitu saja. Sebuah petisi pun diluncurkan oleh para penggemar dengan harapan bisa menyelamatkan serial ini. Sejak pertama dibuat, dukungan terhadap petisi ini pun terus mengalir.
Petisi yang bisa ditemukan di situs SaveWOT.com telah melampaui 200 ribu tanda tangan. Meski belum bisa dipastikan apakah upaya ini akan membuahkan hasil, gelombang dukungan sebesar ini tentu sulit diabaikan oleh para eksekutif Amazon.
Melalui petisi dan kampanye digital, para penggemar meminta Sony Pictures Television untuk segera mencari kesepakatan distribusi baru demi melanjutkan kisah epik ini.
Mereka menilai, dengan momentum yang ada dan tim kreatif di belakang layar, The Wheel of Time pantas mendapatkan kesempatan untuk berlanjut dan menuntaskan kisahnya hingga benar-benar selesai.
Salah satu alasan kuat di balik gencarnya desakan penggemar untuk menyelamatkan The Wheel of Time adalah respons yang kian positif terhadap serial ini.
Season ketiganya meraih skor 97% di situs Rotten Tomatoes—lonjakan signifikan dibanding season pertama (81%) dan kedua (86%).
Serial yang sempat menduduki peringkat pertama penayangan di lebih dari 20 negara ini bahkan masuk daftar Nielsen Originals Top 10 di AS.
“Sejujurnya, saya juga tidak tahu (kenapa serial ini dibatalkan). Saya berharap bisa memberikan jawaban yang jelas dan masuk akal kepada semua yang mencintai serial ini tentang alasan di balik akhirnya, tapi sayangnya saya tidak bisa,” ujar showrunner The Wheel of Time, Rafe Judkins, lewat unggahan di Instagram, dikutip pada Jumat (18/7/2025).
Ia melanjutkan, “Salah satu tujuan utama saya sejak awal merancang proyek ini adalah untuk menceritakan kisahnya secara utuh. Karena buku Wheel of Time memiliki kekuatan yang sama dengan televisi terbaik—semakin lama, kualitasnya justru semakin matang. Ketika para aktor dan tim bergabung, mereka pun bisa melihat potensi luar biasa yang bisa terwujud jika kami diberi kesempatan menyelesaikan kisah epik ini. Kami sudah melalui banyak pengorbanan, baik secara pribadi maupun kreatif, demi menuju akhir cerita itu. Maka, terhenti di tengah jalan seperti ini rasanya benar-benar jadi pukulan telak bagi kami semua.”
Bagi yang belum menonton, kisah The Wheel of Time berfokus pada Moiraine Damodred, anggota organisasi sihir bernama Aes Sedai, yang membawa lima anak muda dalam sebuah perjalanan berbahaya.
Ia percaya bahwa salah satu dari mereka adalah reinkarnasi The Dragon—sosok legendaris dengan kekuatan luar biasa yang diramalkan akan menjadi penyelamat dunia atau justru menghancurkannya.
Sebelum diadaptasi menjadi serial Prime Video, The Wheel of Time lahir dari imajinasi Robert Jordan. Awalnya, penulis asal Amerika ini merancang kisahnya hanya dalam enam buku.
Namun seiring berkembangnya alur cerita, Robert Jordan menyadari bahwa dunia yang ia bangun terlalu luas untuk dibatasi. Hasilnya, saga The Wheel of Time pun berkembang menjadi 14 volume utama dan satu buku prekuel.
Seluruh novel ini dirilis antara tahun 1990 hingga 2013, dengan tiga buku terakhir diselesaikan oleh Brandon Sanderson setelah Robert Jordan meninggal dunia pada 2007.
Adapun season ketiga serial The Wheel of Time mengambil cerita dari buku keempat yang berjudul The Shadow Rising yang pertama kali diterbitkan pada 1992.