Review Film Ghost Train: Stasiun Hantu dan Rahasia yang Bikin Merinding

Hayuning Ratri Hapsari | Ryan Farizzal
Review Film Ghost Train: Stasiun Hantu dan Rahasia yang Bikin Merinding
Salah satu adegan di film Ghost Train (IMDb)

Kalau kamu penggemar film horor yang nggak cuma ngandelin jump scare tapi juga punya cerita dalem, Ghost Train (2025) wajib masuk watchlist kamu. Film horor Korea Selatan garapan sutradara Tak Se-woong ini resmi rilis di Indonesia pada 25 Juli 2025, dan langsung bikin heboh di bioskop.

Dengan durasi 94 menit, film ini ngajak kamu masuk ke dunia gelap Stasiun Gwanglim yang penuh misteri, urban legend, dan teror yang bikin bulu kuduk berdiri. Yuk, kita ulas bareng apa yang bikin Ghost Train ini spesial, tapi juga apa aja sih kekurangannya.

Ghost Train mengisahkan perjalanan Da Kyung (Joo Hyun-young), seorang YouTuber horor yang lagi struggle banget karena channel-nya sepi penonton. Dulu dia dijuluki “ratu horor,” tapi sekarang kalah saing sama konten-konten kecantikan yang lagi nge-hits.

Demi mengejar views dan subscriber, Da Kyung nekat bikin konten di Stasiun Gwanglim, sebuah stasiun kereta bawah tanah di Seoul yang terkenal angker karena rentetan kasus hilang dan bunuh diri yang nggak bisa dijelasin.

Awalnya, dia cuma pengin bikin konten seru-seruan dengan bantuan kepala stasiun (Jeon Bae-soo) yang gampang disogok pakai sebotol alkohol. Tapi, semakin dalam Da Kyung nge-dig, dia malah terjebak di labirin kengerian yang bikin dia nyesel udah macem-macem sama dunia gaib.

Film ini pinter banget mainin tema urban legend dan obsesi digital yang kekinian. Da Kyung mewakili banyak kreator konten yang haus perhatian dan rela ngelakuin apa aja demi viral.

Tapi, Ghost Train nggak cuma soal hantu-hantuan. Ada pesan moral kuat soal keserakahan dan gimana obsesi bisa bikin orang lupa akal sehat.

Alur ceritanya dibungkus dalam format antologi, seperti kumpulan cerita pendek ala Creepypasta atau VHS, dengan lima cerita horor yang saling nyambung di Stasiun Gwanglim.

Satu cerita utama jadi benang merah, fokus ke petualangan Da Kyung, sementara cerita-cerita lain menggambarkan sisi gelap stasiun ini, dari hantu penumpang sampai tragedi masa lalu yang bikin merinding.

Review Film Ghost Train

Poster film Ghost Train (IMDb)
Poster film Ghost Train (IMDb)

Pertama, atmosfer film ini juara. Stasiun Gwanglim digambarin dengan vibe gelap, sepi, dan creepy abis, bikin aku seperti ikut terjebak di sana.

Pencahayaan yang minim, suara-suara aneh, dan bisikan dari kegelapan bikin tensi horor terjaga tanpa harus ngandelin jump scare berlebihan.

Sinematografinya juga patut diacungin jempol, apalagi adegan-adegan di lorong stasiun yang bikin claustrophobic. Musik latarnya minimalis tapi efektif, nambahin rasa ngeri tanpa lebay.

Akting para pemainnya juga nggak kalah oke. Joo Hyun-young sebagai Da Kyung berhasil bikin karakter yang relatable—ambisius tapi rapuh. Kamu bakal ikut kesel sekaligus kasihan sama keputusan-keputusan nekatnya.

Jeon Bae-soo sebagai kepala stasiun bikin karakter yang misterius tapi lucu, sedangkan Choi Bo-min dan Kim Ji-in nambah dinamika dengan peran pendukung mereka yang solid. Chemistry antar karakter bikin cerita makin hidup, apalagi pas Da Kyung mulai sadar dia salah main sama hal-hal gaib.

Plot twist di film ini lumayan bikin kaget, meskipun nggak semuanya mulus. Beberapa misteri, seperti kasus orang hilang di stasiun, diberikan petunjuk yang bikin aku jadi tahu lebih banyak.

Film ini juga berani nyentil isu sosial, seperti tekanan buat sukses di dunia digital dan dampak buruk dari mengejar popularitas tanpa mikir panjang. Ini yang bikin Ghost Train beda dari film horor biasa—nggak cuma takut-takutan, tapi juga mengajak untuk refleksi.

Tapi, Ghost Train nggak sempurna. Salah satu kelemahan yang paling kentara adalah ending-nya yang terasa “gantung.” Menrutku ceritanya nggak selesai dengan memuaskan, entah itu happy ending atau bad ending.

Hubungan antar karakter, kayak Da Kyung sama Ye-Ri (karakter pendukung), juga kurang dieksplor, bikin beberapa konflik terasa nanggung.

Format antologi yang dipakai kadang bikin alur utama agak tersendat, karena cerita-cerita pendukungnya nggak semuanya punya bobot yang sama. Ada satu-dua cerita yang terasa kurang ngena, ya seperti cuma buat nambah durasi doang.

Selain itu, buat kamu yang ngarepin horor dengan jump scare brutal atau gore, mungkin bakal agak kecewa. Ghost Train lebih fokus ke horor psikologis dan misteri, jadi intensitas ketakutannya lebih ke atmosfer ketimbang hantu yang tiba-tiba muncul. Buat sebagian orang, ini malah jadi nilai plus, tapi buat penggemar horor hardcore, mungkin terasa kurang “nendang.”

Secara keseluruhan, Ghost Train adalah film horor yang solid dengan pendekatan segar. Ini bukan cuma soal hantu, tapi juga soal ambisi manusia dan konsekuensi dari rasa ingin tahu yang kebablasan.

Dengan durasi yang nggak terlalu panjang, film ini berhasil memberikan  pengalaman horor yang intens, meski ending-nya agak bikin aku penasaran sih.

Cocok banget buat kamu yang suka horor Asia dengan sentuhan urban legend, apalagi kalau kamu fans cerita-cerita Creepypasta atau film seperti Gonjiam: Haunted Asylum.

Buat yang pengin nonton, mending ke bioskop sebelum turun layar, soalnya pengalaman nonton di layar lebar bikin atmosfer creepy-nya lebih nendang.

Rating dariku seginilah: 7.5/10. Lumayan banget buat ngisi malam dengan ketegangan dan misteri, tapi jangan harap semua pertanyaan terjawab di akhir. Siap-siap aja buat diskusi seru sama teman setelah nonton!

Kalau kamu mau cek jadwal tayang di bioskop, situs seperti 21cineplex.com atau cgv.id punya info lengkap. Yuk, berani nggak masuk ke Stasiun Gwanglim bareng Da Kyung?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak