Ulasan Buku Minderella, Kisah tentang Cinderella yang Suka Minder

Ayu Nabila | Akramunnisa Amir
Ulasan Buku Minderella, Kisah tentang Cinderella yang Suka Minder
Sampul Buku Minderella (Goodreads)

Dongeng tentang Cinderella adalah salah satu cerita klasik populer yang rasanya tidak pernah membosankan untuk dituturkan ulang.

Tidak hanya dugandrungi oleh anak-anak, tapi dongeng tersebut juga kerap di-remake dalam novel maupun film yang disukai orang dewasa.

Terlepas dari ceritanya yang memang berisi tentang romansa yang sebenarnya tidak cocok untuk anak-anak, namun sebenarnya ada banyak nilai moral yang bisa dipetik dari kisah Cinderella.

Hal tersebut bisa dijumpai dalam buku berjudul 'Minderella' yang ditulis oleh Renny Yaniar dan diilustrasikan oleh Cecillia Hidayat. Buku cerita bergambar yang diterbitkan oleh Gramedia ini menceritakan kisah tentang Cinderella yang lebih ramah anak.

Yakni mengisahkan tentang petualangan gadis cilik bernama Neko dan Peoni yang masuk ke dalam buku cerita. Di sana, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Ella.

Sebenarnya Ella adalah gadis yang baik. Namun ia selalu merasa minder dengan keadaannya. Oleh karena itu, ia kerap disapa dengan panggilan Minderella.

Seperti halnya kisah Cinderella yang sudah populer, Minderella yang diadaptasi dari kisah tersebut juga mengangkat cerita tentang seorang gadis baik hati yang tinggal bersama ibu dan saudara tirinya. Bedanya, kisah ini diangkat dalam sudut pandang gadis kecil bernama Peoni yang melakukan petualangan ke negeri dongeng.

Selama berada di negeri dongeng, Peoni dan kucingnya, Neko, tinggal di rumah Ibu Fairy. Peoni, Neko, dan Ibu Fairy bertemu dengan Ella saat Ella akan pergi ke pesta yang diadakan pangeran di istana kerjaan.

Namun, saat itu Ella merasa minder dengan pakaiannya yang sudah lusuh. Maka saat itulah, Ibu Fairy meminjamkan gaun, sepatu, dan kereta kuda yang indah untuk Ella. Tapi syaratnya Ella harus kembali ke rumah sebelum pukul 12 malam.

Meskipun sudah cantik dengan gaunnya yang indah, tetapi Ella ternyata masih merasa minder. Peoni pun menggandeng tangan Ella dan mengajaknya masuk ke istana bersama. Akhirnya, Ella merasa percaya diri.

Sebagaimana janjinya pada Ibu Fairy, Ella pamit kepada pangeran tepat saat jam 12 malam. Meskipun sempat terpisah, tapi pada akhirnya pangeran dan Ella bisa berjumpa kembali berkat bantuan Peoni. Akhir cerita, Ella dan pangeran pun menikah dan hidup bahagia.

Secara umum, sebenarnya cerita dalam buku ini menurut saya biasa saja. Alurnya mudah ditebak karena mengangkat kisah adaptasi dari dongeng Cinderella.

Pada awal paragraf, sebenarnya saya juga agak bingung dengan deskripsi tokoh yang digunakan penulis. Cara penulis memperkenalkan tokoh Peoni, Neko, Bu Fairy, dan Ella agak membingungkan. 

Tapi, ceritanya berangsur-angsur bisa dipahami dengan baik. Di sini, penulis lebih menekankan tentang nilai moral yang bisa dipetik dari dongeng tersebut. Yakni pesan agar tidak mudah minder dengan keadaan apapun yang sedang kita jalani. Sebab, dengan kebaikan hati dan kepribadian yang baik, kita bisa menjalani hidup yang lebih baik.

Menurut saya, kisah ini juga lebih ramah anak. Tidak banyak adegan dewasa sebagaimana yang ada dalam dongeng Cinderella yang populer.

Apalagi, penulis menuturkannya dalam sudut pandang anak kecil sehingga lebih mudah untuk diikuti. Cerita asli yang banyak mengangkat pembahasan tentang kebencian Ibu tiri, dan rasa dengki saudara tiri tidak banyak banyak dibahas. Ilustrasi dengan warna-warna pastelnya juga cukup menarik.

Jadi, bagi pembaca yang sedang mencari buku cerita yang sarat dengan nilai moral, buku ini bisa menjadi salah satu rekomendasi bacaan yang menarik untuk disimak!

Identitas Buku

Judul: Minderella

Penulis: Renny Yaniar dan Cecillia Hidayat

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2018

Tebal: 22 Halaman

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak