Ulasan Novel A Little More Diary: Penyesalan Datang Setelah Kehilangan

Ayu Nabila | Shufya Nida
Ulasan Novel A Little More Diary: Penyesalan Datang Setelah Kehilangan
Cover Novel A Little More Diary Karya Pie (goodreads.com)

Kehilangan membuat kita sadar bahwa sesuatu tersebut ternyata sangat berharga. Bagi orang yang kehilangan sesuatu, satu detik seperti satu juta tahun. Mereka akan menggunakan satu detik tersebut untuk mengatakan sesuatu, walau tak penting sekalipun.

Seperti dalam novel berjudul A Little More Diary karya Pie, kita akan diajak menjelajahi kisah anak sekolah yang menyesali perbuatannya dan tidak menggunakan waktu yang berharga untuk menjaga dan menghargai.

A Little More Diary merupakan novel karya Pie yang diterbitkan oleh Sheila Publisher pada tahun 2020. Novel ini memiliki 255 halaman dan bercerita mengenai kebencian, luka, perisakan, pertemanan, dan keluarga.

Novel ini menceritakan tentang murid pindahan dari Pulau Jeju bernama Ahn Seulgi yang melihat perundungan secara langsung dengan mata kepalanya sendiri. Anehnya, semua siwa-siswi tampak menikmati peristiwa tersebut, seolah-olah sedang menyaksikan drama di atas panggung.

Melihat hal itu, Seulgi membantu siswi yang menjadi korban perisakan tersebut. Perisak itu terdiri dari 3 orang, yaitu Choi Sarang sebagai ketua perisakan, Na Jihye dan Gong Mari sebagai pengikut ketua. 

Membantu korban perisakan berarti siap untuk menjadi korban kedua, itu yang dikatakan teman Seulgi. Bisa saja akan lebih parah setelah mengetahui bahwa Ayah Seulgi adalah seorang sopir. Apa yang tidak bisa dilakukan Choi Sarang? Dia bisa melakukan semuanya tanpa takut mendapat hukuman. Lagi dan lagi itu karena dia adalah putri wakil kepala sekolah.

Benar saja, Choi Sarang menjadikan Seulgi sebagai tergetnya. Sayang, Seulgi mampu membalas apa yang dilakukan Sarang dan temannya. Berakhir mereka mendapat panggilan dari wakil kepala sekolah atas keributan dan pertengkaran yang ditimbulkan mereka.

Kejadian tersebut justru membuat Na Jihye dan Gong Mari mendapat hukuman skorsing dari pihak sekolah. Choi Sarang tidak mendapat hukuman karena dia adalah putrinya. Sedangkan untuk Seulgi, perempuan itu merupakan siswi baru sekaligus korban jadi dapat terlepas dari hukuman.

Anehnya, Gong Mari tiba-tiba dinyatakan hilang. Choi Sarang sebagai ketua perundungan dituduh teman-temannya sebagai pelaku. Yang awalnya memiliki banyak teman dan semua orang takut padanya, berakhir Sarang yang tidak memiliki teman dan mendapat perlakuan tidak enak.

Berbeda dengan hidup Choi Sarang, Ahn Seulgi semakin dekat dengan teman-temannya. Menjadi teman sebangku ketua kelas, menjadikan Seulgi dekat dengan laki-laki tersebut. Dia bernama Song Jaeson. Laki-laki itu tampan dan tinggi, tidak heran jika perempuan mengantri untuk menjadi kekasihnya.

Sayangnya, Jaeson sering kali memendam amarahnya dengan menutupnya dalam hati. Namun, Jaeson lupa bahwa luka yang disimpan menimbulkan goresan kecil yang tak kasat mata. Goresan tersebut tanpa Jaeson sadari bertumpuk menjadi kebencian, merenggut ruang untuk memaafkan dan meredupkan cahaya di hati Jaeson.

Lalu, bagaimana kehidupan Jaeson selanjutnya? Apakah akan bisa memaafkan semuanya dan hidup meninggalkan kenyataan pahit yang pernah terjadi? Apakah Seulgi juga ikut berhasil membantu Jaeson dalam melepaskan kenyataan tersebut? Bagaimana dengan Choi Sarang selanjutnya? Apakah Gong Mari berhasil ditemukan setelah pertengkaran kecilnya bersama Choi Sarang? 

Agar mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, kamu dapat membacanya di novel A Little More Diary karya Pie. 

Di awal membaca novel ini, saya kesusahan mengingat banyak nama tokoh yang langsung keluar di awal cerita. Seharusnya tidak ada masalah, namun tokoh yang keluar di awal lumayan banyak, apalagi menggunakan nama Korea yang asing di ingatan saya.

Saya juga kesusahan dalam membedakan nama Seulgi dan Sarang yang membuat saya terbolak-balik membacanya. Sepertinya, membutuhkan ketelitian saat membaca nama tokoh agar tidak keliru yang berakhir tersesat dalam cerita.

Penggambaran novel ini membuat saya merasa seperti menonton drama Korea. Penceritaan, bahasa, latar, dan konflik novel ini benar-benar persis seperti drama Korea. Bagi pecinta drama Korea, akan sangat suka dengan novel ini.

Dalam novel ini, saya lebih suka dengan tokoh Taehyun yang memiliki sifat dewasa dan paham bagaimana harus bersikap. Saya banyak menemukan tokoh dengan sifat yang bervariasi. Ini menunjukkan penulis ingin mewakili berbagai peran sosial dan menegaskan pesan moral. Terlebih, konflik yang diangkat memang kerap terjadi di dunia, tidak hanya di Korea Selatan saja.

Saya suka penulis memberikan footnote dalam cerita. Ini sangat membantu pembaca agar tidak kebingungan mencari arti dalam istilah atau kata yang tidak diketahui.

Bagi pembaca yang sedang mencari novel dengan gaya penceritaan yang ringan namun tidak hanya menampilkan percintaan saja, novel ini akan cocok untuk kalian. Walaupun memang banyak kelebihan dan kekurangan, novel ini bisa menjadi pilihan apabila ingin merasakan menjadi anak SMA di Korea Selatan. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak