Di grup B Piala Dunia (pildun) tak hanya menyajikan laga dendam macam Ghana kontra Uruguay. Di lain sisi, ada laga reuni bagi sang pelatih. Yang mana, pelatih Korea Selatan akan melawan dengan tim dari tanah kelahirannya, Portugal.
Menariknya, tak hanya itu. Sebab, pada Piala Dunia 2014 silam, Paulo Bento juga pernah membina Cristiano Ronaldo dan rekan-rekannya. Tapi sekarang, mau tidak mau, adalah menjadi lawan. Dan cara terbaik untuk kembali membina Ronaldo dan koleganya, adalah dengan cara membungkusnya dengan kemenangan. Buat Portugal merana dan bungkam dengan sempurna.
Ya, tentu saja bagi pelatih sekaliber Paulo Bento, sedikit banyak tidak akan asing lagi dengan gaya permainan yang diperagakan oleh skuat Portugal. Dan juga, tentunya sudah tau dan punya pemahaman, pos mana yang lemah dan gampang dilemahkan, dan pos mana yang kuat yang sulit direnggangkan.
Namun meski demikian, Portugal juga tidak gila atau berdiam diri. Apa yang telah Paulo Bento ketahui, pastinya akan mereka tutup dengan taktik yang baru, dan ini memang yang sulit. Sebab Fernando Santo, selaku pelatih timnas Portugal, tentu juga sudah memikirkan ini jauh-jauh hari. Memikirkan bagaimana cara Paulo Bento tidak lagi tahu terhadap kekuatan yang dimiliki secara gamblang.
Paulo Bento dan Ujian Beratnya
Berhadapan dengan Portugal, bagi tim manapun tentu bukanlah pertandingan yang mudah untuk dijalani. Tak terkecuali Paulo Bento. Pasalnya, Portugal adalah tim yang penuh dengan komposisi pemain yang amat berpengalaman. Dan pastinya, banyak pemain bintang yang menjadi skuat timnas Portugal. Mulai dari Cristiano Ronaldo, Bruno Fernandes, Rafael Leão hingga Nelson Semedo.
Artinya, Paulo Bento tidak akan fokus ke pergerakan Ronaldo saja. Tugasnya, tak hanya bagaimana cara menghentikannya. Namun, lebih dari itu, pemain sekelas Bruno Fernandes dan Rafael Leão juga sangat patut diwaspasi. Bruno Fernandes adalah andalah Manchester United. Ia tak jarang bikin lini belakang lawan ngos-ngosan, roboh dan kebobolan. Apalagi winger lincah macan Leao. Penyerang sayap milik AC Milan itu, sangat ciamik pergerakannya.
Bahkan, AC Milan yang sukses merengkuh Scudetto musim 2021, salah satunya adalah berkat kontribusi nyata Leoa. Ia benar-benar menjadi motor serangan Rossoneri di sayap kiri.
Jadi, Paulo Bento memang harus pandai bagaimana caranya agar Portugal menyesal dengan taktiknya saat bersua dengan Korea Selatan. Akankah berhasil?
Tag
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
-
3 Bek Timnas Jepang yang Diprediksi Jadi Tembok Kokoh Saat Jumpa Indonesia
-
Komposisi Skuat Arab Saudi untuk Lawan Timnas Indonesia Bikin Geleng-geleng
-
Waspada Timnas Indonesia! Pelatih Jepang: Skuat Garuda Mengerikan
-
Shin Tae-yong akan Panggil Satu Pemain Lagi untuk Hadapi Jepang dan Arab Saudi, Siapa?
-
Hajime Moriyasu Bongkar Kelemahan Jepang Jelang Lawan Timnas Indonesia
Hobi
-
Pelatih Striker Timnas Indonesia Minta Pemain Lakukan Ini Jelang Hadapi Jepang
-
Bertemu Thailand di Babak Semifinal, Ibarat Final Kepagian bagi Indonesia
-
Rebutan Gelar, Pecco Bagnaia dan Jorge Martin Merasa Tak Perlu Bermusuhan
-
3 Bek Timnas Jepang yang Diprediksi Jadi Tembok Kokoh Saat Jumpa Indonesia
-
Dua Ganda Putra Indonesia Gagal Lolos Babak 8 Besar Korea Masters 2024
Terkini
-
Tampil Feminin saat Hangout dengan 4 Padu Padan Outfit Rok ala Beby Tsabina
-
Mengulas Romantisme Ibukota Lewat 'Kisah dari Selatan Jakarta' Karya WSATCC
-
Taeyeon Girls' Generation Bahas Ketidaksempurnaan di Lagu Baru 'Hot Mess'
-
Review Film Agatha All Along, Ambisi Dapatkan Kembali Kekuatan Sihir
-
Ulasan Novel Hamka, Sebuah Biografi Inspiratif Karya Haidar Musyafa