Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Sandy Walsh saat menjalani debut bersama Yokohama F. Marinos (Instagram/sandywalsh)

Perjalanan karier profesional Sandy Walsh bersama klub Yokohama F. Marinos semakin menunjukkan tensi yang positif. Setelah beberapa waktu lalu menjalani debut di pentas AFC Champions League Elite dengan melawan Shanghai Port FC, kini pemain belakang berusia 29 tahun tersebut kembali mendapatkan kepercayaan dari sang pelatih.

Sepertimana dilansir laman Suara.com, pada 23 Februari 2025 kemarin, mantan pemain KV Mechelen di liga Belgia tersebut kembali turun ke lapangan pada lanjutan J1 League dengan melawan Sanfrecce Hiroshima.

Uniknya, momen dua laga debut Sandy Walsh bersama Yokohama F. Marinos ini ternyata terasa agak ganjil. Jika diangan-angan lebih mendalam, dua laga debut yang dijalani oleh Sandy Walsh bersama Yokohama ini tak selumrah kebanyakan pemain lainnya.

Yang pertama adalah terkait dengan pemilihan laga debut bagi Sandy. Sudah menjadi sebuah hal yang lumrah di dunia sepak bola jika pemain yang baru bergabung dalam tim akan memulai debutnya di laga dengan level yang lebih rendah.

Baik itu kasta kompetisinya, maupun kasta musuh yang dihadapi. Naluri seorang pelatih akan selalu memainkan pemain baru di kompetisi yang levelnya rendah, baru kemudian jika sang pemain berhasi menunjukkan performa yang apik, baru kemudian diberikan kepercayaan untuk bermain di kopetisi dengan kasta yang lebih tinggi.

Namun tidak demikian halnya dengan Sandy Walsh. Dalam catatan laman Transfermarkt, debut Sandy justru terjadi di AFC Champions League Elite, yang merupakan kasta tertinggi kompetisi antar klub di benua Asia.

Seolah terbalik, setelah menjalani debut di laga para klub juara Benua Kuning ini, Sandy Walsh baru kemudian merasakan menit bermain di kompetisi J1 League yang tentu secara level masih berada di bawah ACL Elite.

Anomali kedua yang memayungi dua laga debut dari Sandy Walsh ini adalah, terkait dengan penempatan dirinya. Pelatih manapun di dunia ini, tentunya akan memainkan seorang pemain baru di posisi yang menjadi kekuatannya, baru kemudian beralih dengan mencoba pemain tersebut di posisi lainnya.

Namun yang terjadi pada Sandy justru sebuah anomali. Pasalnya, dari dua laga yang telah dijalani, Sandy tak sekalipun bermain di posisi bek kanan yang menjadi keahliannya selama ini.

Pada data match report Transfermarkt, pada dua laga melawan Shanghai Port FC dan Sanfrecce Hiroshima, Sandy dimainkan sebagai bek tengah, dan bek kiri. Sebuah hal yang sejatinya jarang dimainkan oleh pemain berdarah Belanda tersebut di sepanjang karier sepak bola profesionalnya. 

Sekarang kita tinggal nantikan, apakah di laga selanjutnya anomali akan kembali menyelimuti Sandy Walsh?

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.