Penyelenggaraan Liga Putri Indonesia yang sedianya ditargetkan mulai berjalan pada 2026 dipastikan kembali mundur. Menyusul perubahan jadwal yang telah diumumkan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Merujuk pada laporan Antara News, Ketum PSSI menilai bahwa talent pool di sepak bola putri masih belum sebaik yang ada dalam kategori putra. Ia berharap dengan pembangunan grassroot, talenta putri dapat semakin tercukupi.
“Makanya kemarin setelah saya meeting dengan Ibu Vivin (Cahyani), beberapa Komite Eksekutif. Liga Putri, kita kan maunya 2026, tapi talent pool-nya ini belum tebal. Terbukti tadi U-12, U-14 sudah mulai, U-16 belum,” paparnya di depan awak media, Sabtu (22/2/2025).
Ia menambahkan, “Nah kalau ini kita bisa dapat 50 (pemain saya), berarti kan di 2027 mereka umur 17 dan 19. Nah mungkin jadi cukup.”
Lebih jauh, federasi ingin kompetisi sepak bola putri nantinya bisa dikelola secara profesional dan berkelanjutan. Erick Thohir berkomitmen untuk benar-benar memastikan bahwa delapan klub Liga Putri ini menggunakan transportasi kereta api, bukan pesawat terbang.
Langkah tersebut diambil menyusul adanya penekanan biaya transportasi. Mantan presiden Inter Milan tersebut memperhitungkan apabila klub-klub putri hanya berasa dari Pulau Jawa dan Pulau Bali sebagai upaya awal, maka biaya operasional yang diperlukan berkisar 8 hingga 14 miliar per tahun.
“Jadi ini klubnya sudah seperti (klub) Liga 2. Jadi ya ini yang saya pastikan secara ekonominya sehat gitu. Jangan hanya sekedar mau PR (Public Relation)-ing, mau promosi-promosi, ternyata berhenti di tengah jalan. Jadi itu yang kita review. Minggu depan kita rapat lagi Liga Putri, untuk memastikan benar-benar angka ekonominya dan talentanya cukup,” tandas Erick Thohir.
Beberapa waktu lalu, PSSI mengungkap wacana para kontestan Liga Putri. Di mana akan berpartisipasi delapan klub dan tidak ada aturan degradasi. Apabila jumlah peserta di bawah angka delapan, ditakutkan kompetisi akan terlalu pendek.
Federasi memprioritaskan tim putri dari klub-klub Liga 1 yang menjadi peserta. Namun, PSSI juga tetap terbuka menyambut pihak lain yang barangkali ingin menanamkan investasi.
Diketahui, 2019 adalah tahun terakhir gelaran Liga Putri di Indonesia. Setahun kemudian, kompetisi yang sudah direncanakan terpaksa batal karena adanya pandemi COVID-19.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Tag
Baca Juga
-
Murka Carlos Pena Pasca Persija Jakarta Kandas di Tangan PSM Makassar
-
BRI Liga 1: Imbangi Persib Bandung, Madura United Lanjutkan Rekor Unbeaten
-
Tanpa Striker Andalan, Persis Solo Nyaris Tersungkur Saat Jamu Semen Padang
-
BRI Liga 1: Barito Putera Diharapkan Semakin Kuat, Siap Jamu Bali United?
-
Media Asing Kecewa Timnas Putri Indonesia Kalahkan Arab Saudi, Mengapa?
Artikel Terkait
-
Perbandingan Harga Pasar Emil Audero vs Maarten Paes, Rebutan Pos Kiper Utama Timnas Indonesia
-
Menit Bermain Rafael Struick Kalah Jauh dari Ole Romeny, Tersingkir di Timnas Indonesia?
-
Dengan Menyebut Nama Allah SWT, Bahrain Siap Lewati Angkernya Stadion GBK: Kami Tidak Takut!
-
Sandy Walsh: Hasilnya Mengecewakan
-
Menpora Soal Jairo Riedewald: Daripada Bermasalah...
Hobi
-
Bakal Kedatangan Emil Audero, Siapa yang Pantas Isi Satu Slot Tersisa Kiper Timnas Indonesia?
-
Putuskan Memproses Joey Pelupessy Meski Sudah Uzur, Apa yang Dipikirkan oleh PSSI?
-
Hati-Hati! Gigi Dall'Igna Bisa Ngamuk Kalau Sampai Timbul Masalah di Ducati
-
Bukan Penerus Lewis Hamilton, Kimi Antonelli Ingin Ukir Kisah Sendiri di F1
-
Tugaskan Indra Sjafri untuk Tangani Timnas SEA Games, PSSI Ambil Keputusan yang Tepat?
Terkini
-
Kreasi Takjil Segar ala Chef Fajar Alam, Perpaduan Unik Cocok Untuk Buka Puasa
-
Ulasan Buku Berpikir Non-Linier, Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Otak
-
Sinopsis Dollhouse, Film Horor Jepang yang Dibintangi Masami Nagasawa
-
Perlawanan lewat Nada hingga Lukisan: Mengapa Kesenian Kerap Jadi Ancaman?
-
Aku, Kamu, dan Dia Versi Bahasa Jawa: Jelimet, Mumet, Tapi Berkharisma!