
Pertarungan antara Timnas Indonesia melawan Australia berujung dengan kekalahan telak Pasukan Garuda. Bertanding di Sydney Football Stadium, anak asuh Patrick Kluivert tersebut tak mampu meredam agresifitas The Socceroos dan dihantam dengan lesakan lima gol berbalas satu.
Sepertimana rilisan laman AFC, pada pertandingan tersebut Timnas Indonesia harus kebobolan melalui Martin Boyle di menit ke-18, Nishan Velupillay di menit ke-20, Lewis Miller di menit ke-61 dan dwigol dari Jackson Irvine pada menit ke-34 dan 90.
Sementara satu gol hiburan bagi tim tamu, didentumkan oleh penyerang anyar, Ole Romeny ketika pertandingan berjalan 78 menit, dan menjadi satu-satunya gol yang tercipta bagi skuat Garuda.
Bukan hanya menelan kekalahan telak, pertandingan perdana bagi Patrick Kluivert ini juga diwarnai dengan beberapa fakta yang membuat para penggemar sepak bola nasional agak bingung.
Memang, bukan sebuah rahasia lagi jika pelatih Kluivert adalah sosok pelatih yang bertipe menyerang saat membesut sebuah tim.
Namun, pemilihan pemain dan peletakan posisi pemain di laga melawan Australia inilah yang menjadi sebuah tanda tanya besar di laga melawan Australia ini.
Bagaimana tidak, dalam skema 4-3-3 yang diturunkan oleh mantan pemain Barcelona tersebut, beberapa pemain justru ditempatkan di posisi yang membuat mereka kagok.
Bukan hanya itu, pemilihan tandem bagi para pemain kunci juga dapat dikatakan kurang tepat dan justru membuat para pemain andalan di setiap lini tak mampu bermain dengan optimal.
Seperti misal, menyadur video yang diunggah oleh kanal YouTube RCTI Entertainment (20/3/2025) pada skema 4-3-3 yang dimainkan di laga melawan Australia, Kluivert menempatkan seorang Calvin Verdonk di posisi center back kiri, berdampingan dengan Jay Idzes dan Mees Hilgers.
Memang, dalam pertandingan sebelumnya, Calvin pernah dimainkan di posisi ini oleh Shin Tae-yong saat bertanding melawan China dan Arab Saudi.
Namun perlu diingat, hal itu dilakukan oleh STY karena minimnya pemain di posisi tersebut imbas cedera, akumulasi kartu atau bahkan mungkin permasalah internal.
Sebagai pemain yang memiliki kecepatan dan agresifitas tinggi, Verdonk tentu lebih familiar dan optimal jika dimainkan sebagai bek kiri, di mana dirinya bisa turut andil dalam membantu penyerangan.
Pun demikian halnya dengan pemilihan bek lainnya, Jay Idzes di tengah dan Mees Hilgers di kanan. Secara teori, Idzes adalah bek yang cukup baik dalam bertarung dan melakukan pengawalan, namun perlu diingat, pemain Venezia ini memiliki kelemahan dalam hal kecepatan.
Sehingga, akan sangat solid jika Idzes ditandemkan dengan pemain belakang yang memiliki kecepatan cukup baik seperti Rizky Ridho, Sandy Walsh maupun Kevin Diks.
Namun sayangnya, di laga melawan Australia ini, Idzes justru ditandemkan dengan Hilgers yang memiliki kecepatan untuk covering tak sebaik Ridho, Diks maupun Walsh.
Di sektor lapangan tengah pun demikian. Thom Haye yang menjadi kunci permainan tim, tak menemukan tandem yang berimbang pada diri Nathan Tjoe-A-On.
Sebagai seorang pemain tengah, Thom Haye adalah tipikal pemain yang stylish, lemah dalam bertarung dan tak memiliki kecepatan. Maka, pemain tipe ini seharusnya mendapatkan tandem yang kuat dalam berduel, memiliki daya jelajah dan memiliki insting covering yang bagus.
Nathan memang pemain yang bagus untuk menjelajah, namun untuk covering dan berduel di sektor tengah, dirinya masih belum seoptimal pemain lain seperti Ivar Jenner, atau bahkan Joey Pelupessy yang memang memiliki spesialisasi bermain di sektor sentral.
Kekalahan telak yang didapatkan oleh Timnas Indonesia ini tentu membuat para pendukung setia Timnas Indoensia harus menelan kekecewaan.
Namun demikian, setidaknya dari kekalahan dan proses bertanding yang dijalani ini, kita menjadi sedikit tahu bahwa Patrick Kluivert ternyata belum sepenuhnya memahami karakter dan tipikal bermain para pemain Timnas Indonesia sepenuhnya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Bukan Homegrown, Bisakah Mees Hilgers Bermain di Inggris Meski Peringkat Indonesia Tak Penuhi Syarat
-
2 Alasan Jay Idzes Bakal Jadi Andalan Sassuolo Meski Harus Bersaing dengan Banyak Nama
-
Dua Kali Kena Kejar, Timnas Indonesia U-17 Perlu Matangkan Manajemen Pertahankan Keunggulan
-
Hati-Hati Sulthan Zaky! Liga Kamboja Tak Sepenuhnya Ramah kepada Pemain Indonesia
-
Skuat Garuda Muda, Piala Dunia U-17 dan Gelaran Piala Kemerdekaan yang Tak Tepat Kualitas
Artikel Terkait
-
Ragnar Oratmangoen hingga Kevin Diks Ramai-ramai Bela Shin Tae-yong! Heran dengan Keputusan PSSI
-
Main Buruk, 3 Pemain Ini Layak Dicadangkan dari Timnas Indonesia saat Jumpa Bahrain
-
Shin Tae-yong Kembali Jadi Pelatih Timnas Indonesia?
-
Viral Video Erick Thohir Nangis Lihat Timnas Indonesia Dibantai Australia, Benarkah?
-
DeretanPemain Timnas Indonesia yang Kehilangan Peran di Laga Kontra Australia, Siapa Saja?
Hobi
-
Sempat Ngobrol dengan VR46, Pedro Acosta: Sebagai Bentuk Rasa Hormat
-
Teknologi dalam Dunia Futsal: Dari Analisis Video hingga Wearable Device
-
BRI Super League: Cara Mario Lemos Katrol Rasa Percaya Diri Pemain Persijap
-
Harapan Arlyansyah Abdulmanan usai Debut Sempurna bersama Persija Jakarta
-
Pembalap Ducati Lainnya Tak Sepakat dengan Keluhan Pecco Bagnaia pada GP25
Terkini
-
Ulasan Novel Den of Liars: Jebakan Ilusi yang Menguji Cinta dan Kepercayaan
-
Mundur demi Harga Diri: Langkah Joao Mota Bongkar Masalah Kronis BUMN
-
Bikin Jerawat dan Kemerahan Auto Reda! 4 Pelembab Korea Kandungan Tea Tree
-
Review Motorola G86 Power 5G: HP Badak, Baterai Nyaris Nggak Habis-Habis
-
Ulasan Novel Dari Arjuna untuk Bunda: Kisah Angst Keluarga Berbalut Trauma