Hikmawan Firdaus | M. Fuad S. T.
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg (kanan) saat memberikan instruksi kepada anak asuhnya (dok. aseanutdfc)
M. Fuad S. T.

Pertarungan perdana Timnas Indonesia U-23 di babak kualifikasi Piala Asia U-23 berjalan di luar ekspektasi. Digadang-gadang bakal memenangi laga, atau bahkan pesta gol ke gawang Laos U-23, anak asuh Gerald Vanenburg tersebut justru ditahan tanpa gol oleh tim yang kerap mereka jadikan sebagai lumbung gol itu.

Bukan hanya catatan minor di level tim, hasil imbang melawan Laos juga membuat pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg kembali mendapatkan fakta yang menyakitkan, di mana dirinya selalu mendapatkan kesulitan ketika berjumpa dengan tim yang dibesut oleh pelatih asal Korea Selatan.

Sekadar menginformasikan, sepertimana data match report dari laman transfermarkt.com, Laos U-23 sendiri saat ini dilatih oleh Ha Hyeok-jun yang berasal dari Korea Selatan. Selain diberikan tanggung jawab sebagai pelatih Timnas Laos U-23, pelatih yang menjalin kerja sama resmi dengan federasi sepak bola Laos semenjak 14 Agustus 2024 ini juga diserahi tugas sebagai pelatih di level senior negara yang berada di kawasan semenanjung Indochina tersebut.

Seperti yang telah disinggung di atas, di laga pembuka babak kualifikasi Piala Asia U-23 tersebut, strategi yang diterapkan oleh pelatih Ha Hyeok-jun sukses menjadi resiprokal (kebalikan, antitesis) dari strategi yang dimainkan oleh pelatih Gerald Vanenburg.

Ketika pelatih Gerald memainkan skema menyerang dengan formasi 4-3-3 yang intimidatif, maka pelatih Ha Hyeok-jun memasang formasi 5-2-3 yang dinamis berubah menjadi 5-4-1 ketika berada dalam kurungan lawan. Hasilnya pun terlihat di akhir laga.

Meskipun secara permainan mereka tak terlalu berkembang, namun kerja keras para pemain Laos dalam menerapkan strategi yang diinstruksikan oleh sang pelatih, membuat Timnas Indonesia U-23 yang bermain di kandang sendiri urung untuk memenangi laga tersebut.

Uniknya, hasil minor yang didapatkan oleh pelatih Gerald Vanenburg kala berhadapan dengan pelatih asal Korea Selatan tak hanya terjadi kali ini saja. Sebelumnya, pelatih Gerald juga pernah tersungkur saat berhadapan dengan pelatih asal Korea Selatan lainnya, Kim Sang-sik yang membesut Timnas Vietnam U-23.

Tentu para penggemar Timnas Indonesia masih ingat dengan tragedi final Piala AFF U-23 edisi 2025 yang terjadi pada bulan Juli kemarin. Indonesia yang juga bertindak sebagai tuan rumah, terjungkal di partai puncak gelaran oleh skuat Vietnam yang dilatih oleh Kim Sang-sik.

Identik dengan laga melawan Laos U-23, pada partai final tersebut pelatih Gerald Vanenburg juga memainkan skema menyerang. Sementara Vietnam, mereka juga memainkan skema bertahan dengan formasi awal 3-4-3 yang dinamis menjadi 5-4-1 ketika diserang dan beralih ke 5-2-3 ketika melakukan transisi penyerangan.

Hasil yang didapat pun sangat memuaskan. Kejeniusan junior Shin Tae-yong di Korea Selatan tersebut sukses membawa Vietnam U-23 memenangi pertarungan dan berpesta juara di hadapan para pendukung Indonesia yang kembali harus menelan kekecewaan imbas kalah dua kali beruntun di partai puncak gelaran.

Jika melihat fakta-fakta yang ada, tentunya hingga sejauh ini para pelatih asal Korea Selatan seperti menjadi resiprokal dari apa yang dilakukan oleh pelatih Gerald Vanenburg di Timnas Indonesia U-23.

Pasalnya, bukan hanya sekali, namun setidaknya sudah dua kali pelatih berkebangsaan Belanda tersebut sudah dua kali merasakan hasil minor saat bersua dengan mereka. Pertama adalah ketika berjumpa dengan Kim Sang-sik bersama Vietnam U-23 di final Piala AFF U-23 edisi 2025 lalu, dan yang kedua kala berhadapan dengan Ha Hyeok-jun bersama Laos U-23 di partai pembuka babak kualifikasi Piala Asia U-23 kemarin.