Sekar Anindyah Lamase | zahir zahir
Skuad Timnas Indonesia. (Instagram/erickthohir)
zahir zahir

Teka-teki siapakah pengganti pelatih kepala timnas Indonesia senior usai diberhentikannya Patrick Kluivert oleh PSSI masih belum terjawab. Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), usai gagal membawa timnas Indonesia lolos ke ajang Piala Dunia 2026, PSSI resmi memberhentikan Patrick Kluivert dari kursi kepelatihan beserta para staf kepelatihannya.

Hingga saat ini, PSSI masih belum memutuskan siapakah nama yang layak menggantikan posisi mantan pemain timnas Belanda era 1990-an tersebut di timnas Indonesia. Terlebih lagi, kebijakan PSSI saat ini tengah dipantau oleh pecinta sepakbola nasional, khususnya fans timnas Indoensia usai kegagalan besar yang diperoleh setelah merekrut Patrick Kluivert setelah memecat Shin Tae-yong di awal tahun 2025 lalu.

Nama mantan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong muncul sebagai salah satu kandidat kuat pelatih timnas Indonesia. Namun, ada beberapa rumor lainnya mengenai siapa sajakah nama pelatih yang berpeluang melatih timnas Indonesia kedepannya.

Beberapa nama seperti mantan pelatih timnas Irak, Jesus Casas, Timur Kapadze yang kini melatih timnas Uzbekistan, Louis van Gaal yang merupakan mantan pelatih timnas Belanda, Akira Nishino yang pernah melatih timnas Jepang, hingga Frank De Boer yang pernah menukangi tim asal Italia, Inter Milan masuk ke dalam bursa calon pelatih. Namun, sejauh ini belum ada nama pasti siapakah yang akan melatih timnas Indonesia kedepannya.

Tak Perlu Nama Besar, PSSI Sejatinya Perlu Pelatih yang Bisa Melatih dan Berkarakter Disiplin

Jika berkaca dari rekor buruk yang ditorehkan oleh Patrick Kluivert sebagai pelatih, PSSI seharusnya bisa belajar dari kesalahan bahwa nama besar seseorang, khususnya saat menjadi pemain bukan sebuah jaminan dirinya akan sukses pula sebagai pelatih. Melansir dari laman transfermarkt.com, nama Patrick Kluivert memang tak bisa dipungkiri adalah pemain bintang di era 1990-an hingga awal 2000-an.

Dirinya memiliki predikat sebagai salah satu striker tajam di masanya yang juga masuk ke dalam deretan legenda timnas Belanda. Namun, nama besarnya sebagai pemain berbanding terbalik dengan karirnya sebagai pelatih. Dirinya seringkali gagal saat ditunjuk menjadi pelatih dan hal itu kembali terbukti saat melatih timnas Indonesia.

Di sisi lain, fakta tersebut juga kian menguatkan bahwa PSSI sejatinya tak perlu nama besar seorang pelatih untuk menentukan siapakah arstitek baru timnas Indonesia. Berkaca seperti karir Shin Tae-yong saat jadi pemain, dirinya memang tak begitu terkenal di kancah sepakbola Asia meskipun memiliki beberapa caps bersama timnas Korea Selatan. Namun, karir kepelatihannya memang tak bisa dianggap remeh, termasuk saat melatih timnas Indonesia.

Dengan kata lain, PSSI sejatinya tak memerlukan nama besar seorang pelatih jika ingin menunjuk pelatih kepala baru timnas Indonesia. Akan tetapi, PSSI memerlukan sosok pelatih yang paham bagaimana dirinya harus melatih dan memiliki rekam jejak kepelatihan yang mumpuni. Oleh karena itu, PSSI tak perlu menghiraukan pelatih tersebut terkenal atau tidak.

Selain itu, PSSI juga seharusnya mempertimbangkan sosok pelatih yang memiliki rasa disiplin yang cukup tinggi saat melatih timnas Indonesia. Saat Shin Tae-yong melatih timnas Indonesia, dirinya dikenal sebagai pelatih yang memiliki rasa disiplin ketat dan tak segan-segan mencoret pemain yang cukup indisipliner.

Meskipun kerap dianggap sebagai pelatih yang cukup otoriter dan tak pandang bulu. Namun, justru hal semacam itulah yang diperlukan oleh timnas Indonesia saat ini. Rasa kedisiplinan tersebut secara tak sadar tertanam di para pemain yang menumbuhkan mental petarung dalam diri mereka. Terlebih lagi, kedisiplinan tinggi tersebut bisa menjadi metode alami dalam menyeleksi para pemain yang akan bermain di tim nasional.

Jadi, bagaimana menurutmu mengenai kriteria calon pelatih timnas Indonesia tersebut? Apakah kamu setuju atau memiliki pandangan lain?

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS