Ketika mendapat informasi terkait pekan menulis yoursay.id dari Instagram, saya kemudian berpikir, bagaimana saya mengambil ide dari tema ini untuk menulis. Lantas saya bertanya pada diri saya sendiri. Pernahkah saya memberi hadiah untuk diri sendiri? Kalaupun pernah, kapan hal itu terjadi. Jangan-jangan selama ini saya tak pernah melakukannya bahkan tak pernah menganggap dan menyadari keberadaan diri saya. Setelah kalimat itu keluar, saya kembali merenung. Hadiah semacam apa yang sudah saya berikan pada diri ini.
Bagi saya hadiah terindah dan teristimewa untuk diri saya adalah senantiasa menguatkan dan mendoakan. Saya terbiasa membacakan doa untuk diri saya setelah melaksanakan ritual ibadah. Tak lupa saat menjelang tidur, saya kadangkala mengajaknya berbicara tentang kegiatan harian yang sudah dijalani. Istilahnya evaluasi harian. Meski terlihat aneh karena berbicara sendiri, hal itu saya lakukan sebagai bentuk kepedulian dan menganggap bahwa diri saya sebenarnya ada.
Tapi ada satu hal yang rutin saya berikan pada diri sebagai bentuk hadiah yakni perawatan tubuh alias facial pada sebuah klinik kecantikan. Setiap satu bulan sekali saya menyempatkan diri untuk facial. Meski sebenarnya bisa melakukan facial sendiri, tapi bagi saya facial di tempat dan pada orang yang tepat justru lebih meyakinkan hasilnya. Setelah menjalani rutinitas harian yang begitu banyak, facial adalah jalan ninja saya untuk kembali membuat wajah terlihat segar.
Pertama kali saya melakukan facial itu sebab ajakan seorang kawan. Sebelumnya saya tak pernah mau karena sudah takut dan khawatir duluan. Andaikan saya facial, apa kulit wajah saya akan baik-baik saja atau malah nantinya timbul banyak masalah seperti break out dan jerawat yang begitu banyak. Bayangan ketakutan itu terus menghantui. Lalu pada lain kesempatan saya memberanikan diri mengikuti ajakan kawan saya.
Pada tempat langganan kawan saya tersebut, menjadi tempat pertama kalinya saya melakukan facial. Bayangan ketakutan yang sebelumnya selalu berseliweran difikiran, saya coba tepiskan terlebih dahulu. Eh ternyata kok enak dan nagih. Wajah terlihat lebih segar dan tak kusam lagi. Akhirnya berlanjut pada kedua kalinya. Namun, di tempat itu hanya dua kali saya melakukan facial. Sebab jarak yang jauh dari rumah dan tempat kerja, saya memutuskan untuk tak melakukan facial lagi disana. Selang dua bulan berikutnya saya mencoba mencari info mengenai klinik kecantikan lain yang lokasinya bisa dijangkau. Alhasil ketemulah yang berlokasikan tak jauh dari tempat saya bekerja.
Facial di sana tak hanya wajah yang disentuh. Selalu diselingi dengan memijat bahu. Dan itu yang menjadi nilai plus mengapa saya memilih tempat ini. Seperti di kebanyakan tempat lainnya, disana juga menawarkan berbagai macam bentuk facial. Ada gold facial, detox facial, glow facial, clear acne facial, dan varian lainnya. Biasanya setiap satu bulan sekali saya melakukannya. Saya selalu menyempatkan diri kesana saat sore hari setelah selesai bekerja. Itulah hal yang saya lakukan dalam memanjakan diri setelah melewati berbagai rutinitas yang mendatangkan sedih, haru, bahagia, dan lainnya.
Bagi saya merawat kulit wajah adalah salah satu dari banyak macam pengapresiasian diri. Barangkali masih banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri, seperti traveling, belanja ke mall, kulineran, atau dengan melakukan meditasi. Semua kembali pada pilihan masing-masing individunya.
Baca Juga
-
Ulasan Buku The Second Chance: Pengelolaan Sumber Daya untuk Masa Depan
-
Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih: Romantisme Sejoli yang Penuh Kelucuan
-
Secuil Cerita Menyambut Satu Dekade Suara.com
-
Ulasan Buku 'Born To Be Success': Cara Mudah Meraih Sukses
-
Hapus Ketidakadilan Berbasis Gender, Pahami Feminisme Lewat Buku 'Menggugat Feminisme'
Artikel Terkait
-
Me Time: Bising yang Asyik di Kepala Sendiri
-
Mens Sana in Corpore Sano: Bersepeda sebagai Wujud Self Love
-
5 Cara Mencintai Diri Sendiri, Sudah Kamu Lakukan?
-
Pulangkan Uang dari Bupati Ricky Ham Rp480 Juta ke KPK Lewat Transfer Bank, Brigita Manohara: Biar Cepet Beres
-
Self Reward Sederhana: Menonton Idola, Baca Buku, dan Berburu Barang Lucu
Kolom
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Ekosistem Raja Ampat Rusak Demi Nikel, Masihkah Perlu Transisi Energi?
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka
-
Qurban di Zaman Digital: Tantangan dan Harapan Generasi Muda
-
Makna Kurban dalam Kehidupan Modern: Antara Ibadah dan Kepedulian Sosial
Terkini
-
Banyak yang Terkecoh! Momen Unik Jay Idzes Korbankan Dirinya demi Menjaga Mental Ole Romeny
-
Sprint Race GP Aragon 2025, Selangkah Lagi Marc Marquez Raih Hasil Sempurna
-
Novel Klasik Animal Farm Kembali Diadaptasi Jadi Film Animasi Terbaru
-
Rekap Semifinal Indonesia Open 2025: Dominasi Wakil China Terputus
-
2 Perspektif Tifo Raksasa La Grande Indonesia di Laga Lawan China, Kamu Setuju yang Mana?