Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Inayatun Najikah
Ilustrasi melakukan perawatan wajah (pexels/ Sora Shimazaki)

Ketika mendapat informasi terkait pekan menulis yoursay.id dari Instagram, saya kemudian berpikir, bagaimana saya mengambil ide dari tema ini untuk menulis. Lantas saya bertanya pada diri saya sendiri. Pernahkah saya memberi hadiah untuk diri sendiri? Kalaupun pernah, kapan hal itu terjadi. Jangan-jangan selama ini saya tak pernah melakukannya bahkan tak pernah menganggap dan menyadari keberadaan diri saya. Setelah kalimat itu keluar, saya kembali merenung. Hadiah semacam apa yang sudah saya berikan pada diri ini.

Bagi saya hadiah terindah dan teristimewa untuk diri saya adalah senantiasa menguatkan dan mendoakan. Saya terbiasa membacakan doa untuk diri saya setelah melaksanakan ritual ibadah. Tak lupa saat menjelang tidur, saya kadangkala mengajaknya berbicara tentang kegiatan harian yang sudah dijalani. Istilahnya evaluasi harian. Meski terlihat aneh karena berbicara sendiri, hal itu saya lakukan sebagai bentuk kepedulian dan menganggap bahwa diri saya sebenarnya ada.

Tapi ada satu hal yang rutin saya berikan pada diri sebagai bentuk hadiah yakni perawatan tubuh alias facial pada sebuah klinik kecantikan. Setiap satu bulan sekali saya menyempatkan diri untuk facial. Meski sebenarnya bisa melakukan facial sendiri, tapi bagi saya facial di tempat dan pada orang yang tepat justru lebih meyakinkan hasilnya. Setelah menjalani rutinitas harian yang begitu banyak, facial adalah jalan ninja saya untuk kembali membuat wajah terlihat segar.

Pertama kali saya melakukan facial itu sebab ajakan seorang kawan. Sebelumnya saya tak pernah mau karena sudah takut dan khawatir duluan. Andaikan saya facial, apa kulit wajah saya akan baik-baik saja atau malah nantinya timbul banyak masalah seperti break out dan jerawat yang begitu banyak. Bayangan ketakutan itu terus menghantui. Lalu pada lain kesempatan saya memberanikan diri mengikuti ajakan kawan saya.

Pada tempat langganan kawan saya tersebut, menjadi tempat pertama kalinya saya melakukan facial. Bayangan ketakutan yang sebelumnya selalu berseliweran difikiran, saya coba tepiskan terlebih dahulu. Eh ternyata kok enak dan nagih. Wajah terlihat lebih segar dan tak kusam lagi. Akhirnya berlanjut pada kedua kalinya. Namun, di tempat itu hanya dua kali saya melakukan facial. Sebab jarak yang jauh dari rumah dan tempat kerja, saya memutuskan untuk tak melakukan facial lagi disana. Selang dua bulan berikutnya saya mencoba mencari info mengenai klinik kecantikan lain yang lokasinya bisa dijangkau. Alhasil ketemulah yang berlokasikan tak jauh dari tempat saya bekerja.

Facial di sana tak hanya wajah yang disentuh. Selalu diselingi dengan memijat bahu. Dan itu yang menjadi nilai plus mengapa saya memilih tempat ini. Seperti di kebanyakan tempat lainnya, disana juga menawarkan berbagai macam bentuk facial. Ada gold facial, detox facial, glow facial, clear acne facial, dan varian lainnya. Biasanya setiap satu bulan sekali saya melakukannya. Saya selalu menyempatkan diri kesana saat sore hari setelah selesai bekerja. Itulah hal yang saya lakukan dalam memanjakan diri setelah melewati berbagai rutinitas yang mendatangkan sedih, haru, bahagia, dan lainnya.

Bagi saya merawat kulit wajah adalah salah satu dari banyak macam pengapresiasian diri. Barangkali masih banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri, seperti traveling, belanja ke mall, kulineran, atau dengan melakukan meditasi. Semua kembali pada pilihan masing-masing individunya.

Inayatun Najikah