Pesawat terbang merupakan salah satu moda transportasi yang disukai masyarakat ketika berpergian jauh di dalam negeri atau luar negeri.
Tercatat dalam data dari International Air Transport Association (IATA) yang menyatakan bahwa kecelakaan pesawat terjadi satu kali pada 5,4 juta penerbangan. Oleh karena itu, pesawat disebut sebagai moda transportasi paling aman karena memiliki tingkat keselamatan yang amat tinggi.
Jika memang demikian, mengapa masyarakat masih ada yang takut untuk menggunakan pesawat dalam berpergian? Bahkan, seperti terasa setiap bulan ada saja insiden kecelakaan pesawat di berita-berita yang disiarkan di televisi hingga media sosial di gadget.
Untuk mengungkap hal tersebut, mari kita sebut dan bandingkan dengan moda transportasi lainnya. Contohnya adalah mobil, bus, motor, kereta, kapal, dan truk.
Berdasarkan data di Indonesia yang diakses dari IRSMS Korlantas Polri, pada periode bulan Januari hingga Agustus 2024 telah ditemukan 54.309 unit mobil atau minibus mengalami kecelakaan dalam 8 bulan terakhir. Jika kita melakukan perhitungan, anggap saja maka telah terjadi kecelakaan dengan rata-rata 226 unit setiap harinya dan 6.789 unit setiap bulan.
Sedangkan sepeda motor merupakan salah satu moda transportasi dengan jumlah yang paling banyak terlibat sepanjang kecelakaan lalu lintas. Dalam rentang bulan Januari - Agustus telah terjadi 552.155 unit akibat lakalantas. Jika kita melakukan perhitungan, anggap saja maka telah terjadi kecelakaan dengan rata-rata 2.300 unit setiap harinya dan 69.019 unit setiap bulan.
Selain itu, truk dalam transportasi darat yang telah disebutkan seperti mobil dan motor memiliki jumlah terendah pada persentase kecelakaan yakni 28.504 unit dalam rentang bulan Januari - Agustus. Maka dapat disimpulkan telah terjadi sekitar 118 unit truk dalam satu hari dan 3.563 unit dalam satu bulan.
Beralih dengan transportasi perkeretaapian, jumlah insiden yang terjadi per tahun 2015 - 2022 pada semester 1 yakni 147 unit kereta api. Jika dibandingkan dengan transportasi seperti mobil, motor, dan truk maka kecelakaan terendah di antara itu adalah kereta api.
Kemudian, pelayaran kapal pada transportasi laut telah terjadi insiden sebanyak 13 kali di tahun 2022. Jumlah tersebut turun 31,58% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang terjadi sebanyak 19 kasus.
Perhitungan tersebut bisa saja kurang atau lebih tergantung insiden yang terjadi setiap bulannya sehingga jumlahnya berbeda-beda. Maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali kecelakaan yang dialami, khususnya transportasi darat.
Bahkan, tertinggal jauh dengan moda transportasi pesawat yang terjadi kecelakaan sebanyak satu kali dalam rentang jumlah 5,4 juta penerbangan yang masih dikatakan aman sesuai dengan data.
Lalu, mengapa masyarakat masih khawatir untuk berpergian dengan moda transportasi udara dan terasa banyak sekali kecelakaan yang dialami pesawat dibanding transportasi darat?
Hal tersebut terjadi karena ketika pesawat mengalami kecelakaan dampaknya sangatlah besar dan melibatkan banyak korban sehingga sering mendapat liputan dari berbagai media. Biasanya membuat lebih diingat oleh masyarakat atas insiden yang terjadi dan menjadi terasa lebih tragis akibat banyaknya korban.
Berbeda hal dengan transportasi darat seperti mobil dan motor yang banyak sekali terjadi kecelakaan. Hanya saja media terkadang meliput kecelakaan yang terjadi di kota-kota besar, jalan tol, dan kecelakaan yang sangat tragis. Sedangkan pesawat sering kali diberitakan akibat skala dampak yang besar dan menjangkau banyak negara hingga liputan global.
Berdasarkan urutan di antara kendaraan tersebut dimulai dari yang paling aman adalah pesawat terbang, kapal laut, kereta api, truk, mobil, dan motor. Transportasi darat memiliki persentase tinggi dalam insiden kecelakaan dan transportasi udara memiliki persentase rendah dalam insiden kecelakaan.
Oleh karena itu, kecelakaan yang terjadi tentu merupakan takdir dari Maha Kuasa dan ketika berpergian jangan lupa untuk berdoa agar diberi keselamatan.
Selain itu, insiden yang terjadi juga tidak ada yang menginginkan dan diharapkan tidak menakut-nakuti diri sendiri untuk menggunakan berbagai transportasi ketika akan berpergian.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Taruh Batu di Atas Rel: Apakah Membahayakan Perjalanan Kereta Api?
-
Pikabuu: Stop! Game Edukatif Bahaya Judi Online yang Menggugah Kesadaran
-
Pertunjukan Akrobatik Cirque de Luna dari Rusia Hadir di Resinda Park Mall
-
Jangan Asal Colok! 7 Barang yang Dilarang Dicas di Stopkontak Kereta Api
-
Krisis Lagu Anak: Ketika Lirik Dewasa Jadi Konsumsi Anak di Media Sosial
Artikel Terkait
-
Meriahnya Promo Akhir Tahun 2024: Dari Transportasi hingga Destinasi Wisata
-
Fakta-Fakta Jeju Air: Penerbangan Murah Korea Alami Kecelakaan Akibat Birdstrike
-
Horor di Bandara Muan: Evakuasi Berlangsung Pasca Kecelakaan Pesawat Jeju Air
-
Tragedi Jeju Air: Kesaksian Mengerikan dari Pesan Terakhir Penumpang, Akankah Terungkap Penyebabnya?
-
Horor! Begini Potret Pesawat Jeju Air yang Jatuh di Bandara Muan Korsel
Kolom
-
Mind Games dalam Dunia Konsumtif: Kenapa Kita Gampang 'Tertipu' Promosi?
-
Fenomena Fatherless: Krisis yang Mengintai Anak-Anak Indonesia, Dimulai dari Gerbang Sekolah
-
FOMO Tren Olahraga Gen Z: Sehat Beneran atau Sekadar Gaya di Media Sosial?
-
Swipe, Checkout, Nyesel: Budaya Konsumtif dan Minimnya Literasi Keuangan
-
Pacu Jalur Viral, Warisan Budaya Kita Terancam Dicuri?
Terkini
-
Yogyakarta Gamelan Festival Ke-30: Festival Musik, Seni dan Anak Muda, dengan Spirit Gamelan
-
Review Film Brick: Dinding Misterius yang Menutupi Akses Hidup Manusia
-
The Old Woman with the Knife, Film Laga Solid dengan Karakter yang Impresif
-
Setelah Jepang, Novel Hujan Karya Tere Liye Hadir Versi Bahasa Inggris!
-
4 Spot Foto Bunga-Bunga Cantik di Batu yang Instagramable dan Bikin Betah!