llustrasi orang berdoa (Shutterstock).
Sejauh mata memandang
Di ufuk lembayung terang
Diantara distorsi ruang dan waktu
Berteman bayang semu
Mencairkan hati yang beku
Meski sejuk, sungguh sejuk
Hatiku justru mencair bak selaras dengan air yang membasahi nisanmu
Kau masih bertahan bersamaku, kala itu
Kala takbir terakhir dalam kisah kita
Kini…
Kudapati jiwa dan ragaku yang kembali pada fitrah
Kini…
Aku masih bertahan pada tiap-tiap takbir yang entah kapan menjadi terakhir
Kupanjatkan doa untukmu pada interval guliran tasbih
Kita kan bersama, tunggu aku
Semoga asa dan raga kian istiqomah. InsyaAllah
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Review Film Julie Keeps Quiet: Yang Memilih Nggak Terlalu Banyak Bicara
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Saat Cinta Diam-Diam Harus Rela Pergi
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater
-
Review Film Big World dari Sudut Pandang Disabilitas, Apakah Relate?