Aku takkan menyerah pada semilir angin yang merayu
Meski dinginnya merasuk hingga sanubari terdalam
Aku takkan goyah pada alunan denting jam yang membuai
Karena nyatanya rinduku lebih berat dari kantuk yang melanda
Akan kuteguk 2 hingga 3 cangkir kopi
Agar aku tetap terjaga dalam penantian
Akan kujadikan bulan dan bintang sebagai saksi di dedua musim penantian tiada tepi
Yang dengannya aksara terus melayang ke julangan tinggi sebagai pengganti kerinduan
Malam kian larut dan kopiku tak lagi hangat
Kuhela napas tuk refleksikan rindu yang kian mendalam
Sugestikan diri tuk bertahan sedikit lagi
Berharap yang dinanti kan tiba di depan mata
Beberapa saat mataku terpejam
Bukan tertidur, aku hanya sedang dalam imaji
Perjalanan menembus relung jiwa
Agar bersama dalam distorsi ruang dan waktu
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Usai Perceraian, Andre Rosiade Sebut Pernikahan Azizah Salsha Bukan Paksaan
-
Bandung Sustainability Summit 2025: Saat Bandung Menunjukkan Cara Baru Gelar Acara Ramah Lingkungan
-
Jangan Cuma Ikut Tren, Ini 7 Hal Wajib Kamu Cek Sebelum Beli Smartphone Baru
-
ANTARA Ajak Mahasiswa Belajar Memotret dengan Hati Lewat Workshop Fotografi Jurnalistik di UGM
-
Rahasia Otak Bahagia: Ternyata Salmon Hingga Cokelat Hitam Bisa Jadi Antidepresan Alami!