Ilustrasi kompas (pixabay.com/MarandaP)
Semilir harapan menerbangkan segala harap
Menjejaki kaki di alam penuh tanya
Penuh ragu menyusuri lorong sunyi
Bimbang membias, keluh bersorak
Setapak berliku dijejaki sendiri
Riuh berkecamuk dalam kepala
Mengantar raga di simpang pilihan
Ke arah mana kan melangkah, tak tahu
Tak menentu namun harus memilih
Raga bergeming mengharap jawab bergema
Sinar cemas berpendar membiru
Menyatu suram takut yang membias
Asa kian redup sedang aku tak ingin usai
Tag
Artikel Terkait
-
Bagaimana Kolaborasi Antarjurusan Mengukir Inovasi dari Sudut Sastra?
-
Diam-Diam Romantis, Nagita Slavina Bikin Puisi Cinta Menyentuh untuk Raffi Ahmad
-
Mahasiswa PPG FKIP Unila Asah Religiusitas Awardee YBM BRILiaN Lewat Puisi
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
4 Alasan Buku Kumpulan Puisi Perjamuan Khong Guan Wajib Kamu Baca!
Sastra
Terkini
-
Gak Harus Mahal! Ini 6 iPhone 5 Jutaan Terbaik 2025
-
Rendang Kiriman Ibu: Sepiring Rindu di Tanah Perantauan
-
Sprint Race MotoGP Mugello 2025: Marc Marquez Buat Penonton Deg-Degan!
-
Punggawa Timnas Indonesia, Dean James Dikabarkan Gabung Klub Liga Yunani
-
Calvin Verdonk Dirumorkan Diminati FC Utrecht, Peluang Tingkatkan Karir?