Aku merindukanmu
Meski aku tak punya hak
Aku mengagumimu
Meski kau tak menyadari
Pertama kali melihatmu seperti hal yang biasa tak ada yang istimewa
Pertama kali kau sekedar berbicaraPertama kali kau memutuskan untuk memulai pembicaraan
Pikirku itulah dirimu dengan duniamu yang tak peduli kata orang
Sekali lagi pikirku kau hanya seperti angin lalu yang bersifat tiba-tiba
Namun Allah memutar pikiranku dan membolak-balikkan hatiku atasmu
Aku mulai merasa ada suatu jawaban bait-bait doaku dalam dirimu
Aku terperangkap dalam pengharapan besarku namun hati kecilku bertanya
Apakah ini anugerah atau hanya nafsu sesaat?
Kini kusadari sakitku saat pengharapanku tak bertuah
Entah sampai kapan perasaan ini akan terus ada dan terpendam
Akankah seperti cinta Ali dan Fatimah?
Yang terpendam dan yang sebelumnya telah disatukan di langit Ar-Rasyi?
Namun jika suatu saat perasaanku telah berubah
Sungguh Dia lah Yang Maha mengetahui hakikat kebaikan
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
CERPEN: Basa-basi di Balik Mesin Kopi, Saat Rindu Tidak Tahu Diri
-
Di Parkiran Sekolah yang Sunyi, Apa yang Sebetulnya Didengar oleh Adrian?
-
3 Rekomendasi Flatshoes Brand Lokal Kualitas Top, Cocok untuk Semua Acara!
-
Refleksi Keserakahan Manusia dan Kritik Penguasa dalam Antologi Puisi Negeri Daging Karya Gus Mus
-
Oppo Reno 15c Kini Meluncur di India, Spek Berbeda dari Versi China?