Jangan tanyakan mengapa aku bersedih -melupakanmu.
tersebab kau
yang lihai menanam benalu
merambat kedua anak sungai
menguras air mata sampai terjerembab lunglai -selamat jalan.
tak terpikir olehku
di kenangan
kutemukan jalan tak berujung -selamat tinggal.
tertutup segala penjuru terkecuali
balik arah menentang amarah
dan engkau memilih kembali belakang
ke persimpangan tempat kau mencintaiku -percuma.
Mencintaimu -umpama. Adalah lelucon yang kulakukan separuh
setengah lagi bersimpuh rapuh –kecuali aku tertawa esok pagi
menangis malam hari, kusiapkan lelucon yang lebih besar dari sekadar cintamu
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Struktur Cinta Yang Pudar, Melawan Kenangan yang Perih
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Pekerjaan Fefe Slinkert, Kekasih Nathan Tjoe A On yang Akhirnya Menginjakkan Kaki di Jakarta
-
Ulasan Buku Menjala Kunang-Kunang, Rayakan Patah Hati Lewat Sebuah Puisi
-
Ulasan Buku Pencurian Terbesar Abad Ini, Puisi dengan Perspektif Tak Biasa
Sastra
Terkini
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap