Aku menghela nafas dan berpikir panjang.
Hidup aku pertaruhkan lama di rumah ini.
Proses yang panjang aku gali di tempat ini pula.
Rumah juang, tempat aku banyak belajar arti kehidupan.
Di rumah juang, aku bersenda gurau dengan kawan seperjuangan.
Mengadu nasib bersama.
Bertahan hidup bersama.
Menyongsong hidup bersama.
Di rumah juang, aku temukan arti persaudaraan dan persatuan.
Di rumah juang, aku melihat Indonesia mini.
Di rumah juang, aku dapat menyaksikan kejamnya penindasan di negeri ini.
Disinilah aku makin sadar dan merasa masih banyak yang akan aku pelajari.
Sepanjang malam, mendiskusikan negeri tak pernah usai.
Rumah juang kadang menjadi wadah konsolidasi menyusun gerakan.
Menyusun untuk melawan penguasa negeri yang bejat.
Rumah juang, aku tak bisa membayar jasa atas apa yang kau berikan kepadaku.
Aku hanya berharap, engkau tetap kokoh dan terus berada di pihak yang lemah.
Baca Juga
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
Artikel Terkait
-
Review Buku Sebuah Kota yang Menculik Kita, Fenomena Sosial dalam Bingkai Puisi
-
Menggali Makna Kehidupan dalam Buku Seni Tinggal di Bumi Karya Farah Qoonita
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Suara Hati Rakyat kepada Para Pemimpin dalam Buku Bagimu Indonesiaku
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
Sastra
Terkini
-
BI Bekali 500 Mahasiswa Jabar Sertifikasi BNSP, Siap Bersaing di Dunia Kerja
-
3 Serum Korea Berbahan Utama Lendir Siput, Ampuh Perbaiki Skin Barrier!
-
Statistik Apik Gustavo Souza, Juru Gedor Baru PSIS Semarang Asal El Savador
-
3 Rekomendasi Produk Ampoule untuk Atasi Jerawat dan Kerutan, Auto Glowing!
-
Sentuhan Guru Tak Tergantikan, Mengapa Literasi Penting di Era AI?