Ilustrasi Seseorang Sendiri. (Pixabay)
Aku, inilah aku.
Aku lahir tak seberuntung anak di gedung-gedung tinggi.
Aku lahir di tengah terpaan hidup yang panjang.
Aku, tak bebas dan tak punya banyak peluang.
Aku dan diriku.
Diri tak ambisius akan perubahan.
Tubuh tak seperkasa manusia idaman.
Wajah tak seelok para artis.
Aku dan inilah aku.
Aku punya hidup dan mimpi.
Aku ingin berjuang atas kemampuanku.
Aku berhak bahagia dengan caraku.
Aku tak ingin menggapai di luar kemampuanku.
Aku tak ingin kejar bulan, karena aku tinggalnya di bumi.
Aku ingin sederhana.
Aku ingin nikmati hidup dengan kebahagiaan.
Aku berhak bahagia dengan caraku sendiri.
Majene, 29 Juli 2021
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
-
Remaja, Keranjang Oranye, dan Ilusi Bahagia Bernama Checkout
-
Banjir Sumatra dan Mimpi Indonesia Emas: Mau Lari ke Mana Kalau Lantainya Amblas?
-
Ahli Gizi: Pahlawan Super yang Cuma Ditelfon Kalau Badan Sudah Ngeluh Keras
-
Logika Sesat dan Penyangkalan Sejarah: Saat Kebenaran Diukur dari Selembar Kertas
-
KPK setelah Revisi: Dari Macan Anti-Korupsi Jadi Kucing Rumahan?
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
CERPEN: Aku Memilih Bertahan
-
Terima Layanan Medis Ilegal, Key SHINee Mundur dari Beberapa Acara Hiburan
-
6 Makanan Super Murah yang Kaya Nutrisi untuk Menu Harian
-
Raditya Dika Ungkap Hal Tak Biasa Sang Istri Saat Kelola Uang: Apa Itu?
-
Sinopsis Comic 8 Revolution: Santet K4bin3T, Aksi Kocak dengan Bumbu Horor