Ilustrasi terbelenggu. (Foto: AFP)
Sang pujangga menikmati kala senja tak muda lagi
Namun jiwa mudanya masih terpancar dari raganya
Seolah jiwa sastranya yang tak bisa terbelenggu
Berhias seluruh karya-karya goresan tinta
Tinta yang mengobarkan api perlawanan
Perlawanan akan sang diktator bengis nan angkuh
Idealisme menjadi pujangga adalah jalan hidupnya
Walau banyak yang membungkam jalan idealismenya
Berbagai jabatan yang menggiurkan tak membuatnya tergoda
Yang ada hanyalah goresan tinta perlawanan
Bergerak senyap dalam kesendirian tuk berkarya
Tanpa mencari ketenaran semata
Kini ia menikmati masa tuanya dengan tenang
Di gubuk yang sangat sederhana dengan hiasan berbagai tanaman
Anak istri bahagia dan kagum atas karyanya
Namanya kan terkenang sepanjang masa tanpa pudar
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Inside Out oleh Day6: Pengakuan Cinta yang Tak Bisa Lagi Ditunda
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
Shotty oleh Hyolyn: Melepaskan Diri dari Seseorang yang Tak Menghargaimu
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Momen Langka! Rhoma Irama Jadi Khatib Salat Jumat di Pestapora, Intip Lagi Yuk Rukun dan Sunnahnya