Ilustrasi terbelenggu. (Foto: AFP)
Sang pujangga menikmati kala senja tak muda lagi
Namun jiwa mudanya masih terpancar dari raganya
Seolah jiwa sastranya yang tak bisa terbelenggu
Berhias seluruh karya-karya goresan tinta
Tinta yang mengobarkan api perlawanan
Perlawanan akan sang diktator bengis nan angkuh
Idealisme menjadi pujangga adalah jalan hidupnya
Walau banyak yang membungkam jalan idealismenya
Berbagai jabatan yang menggiurkan tak membuatnya tergoda
Yang ada hanyalah goresan tinta perlawanan
Bergerak senyap dalam kesendirian tuk berkarya
Tanpa mencari ketenaran semata
Kini ia menikmati masa tuanya dengan tenang
Di gubuk yang sangat sederhana dengan hiasan berbagai tanaman
Anak istri bahagia dan kagum atas karyanya
Namanya kan terkenang sepanjang masa tanpa pudar
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Sea Games 2025: Legenda Timnas Yakin Skuad Garuda Raih Medali Emas, Kenapa?
-
Bertemu Para Suporter Timnas Indonesia, Erick Thohir Coba Pulihkan Kepercayaan Publik
-
Beby Prisillia, Istri Onad Turut Diamankan Polisi dalam Kasus Narkoba
-
Piala Dunia U-17 Tinggal Hitungan Hari, Bagaimana Rekor Capaian para Calon Lawan Timnas Indonesia?
-
4 Soothing Cream Centella Asiatica untuk Redakan Iritasi dan Cegah Breakout