Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Ary Yulianto
Ilustrasi pahlawan (Pixabay.com/Oregongal)

Kala itu, bumi Pertiwi hijau

Damai di kala pagi

Tenang saat senja datang

Petani akur dengan kerbaunya di sawah

Nelayan asik dengan joran dan jalanya

Bocah ceria di bawah purnama

Di pasar ibu menawar sayur

Di sekolah murid upacara

Di sawah bapak membajak sawah

Hingga pada hari itu datang

Bumi pertiwi yang hijau

Menjelma merah pekat

Tentara asing itu datang

Meski tanpa diundang

Tanpa sempat dihadang

Darah tumpah, tangis pecah

Ledakan di segala penjuru

Suara burung tak lagi terdengar

Dulu sungai mengalir jernih

Seketika nampak merah

Ya, darah pribumi yang mengalir

Kita disergap

Kita tidak siap

Kita sedang terlelap

Namun bumi Pertiwi tidak sendiri

Saat harga diri dilucuti

Putra putri pertiwi terpanggil

Kau yang tanpa seragam

Kau yang tanpa senjata

Kau yang tanpa takut

Kau tidak tinggal diam

Dimasa yang paling kelam

Dikala kedaulatan terancam

Tanpa perintah, kau berjuang tak kenal lelah

Tanpa pamrih, kau hiraukan rasa perih

Tanpa takut, meski hanya dengan bambu yang kau serut

Kau tinggalkan orang yang kau cinta

Demi negara yang kau cinta

Meski kau pertaruhkan nyawa

Musuh mu sangar

Tapi kau tak gentar

Dengan semangat berkobar

Kami tak tahu namamu

Apalagi rupamu

Tapi kami nikmati hasil perjuanganmu

Kini kau menjelma nisan

Telah tuntas perjuangan

Terima kasih pahlawan

Bekasi,

17 Agustus 2021

Merdeka

Ary Yulianto