Merangkai ruhani manusiawi seutuhnya. Memberikan rasa perhatian seutuhnya pada yang selalu dikasihi. Jadilah punca-punca nurani yang bergerak dalam senyap tanpa diketahui siapapun. Lapis-lapis kehidupan tanpa terputus bentuknya. Yang tetap bertahan teguh berdiri dalam kemandirian. Tanpa meronta-ronta bergantung dengan apapun.
Jantung hati yang bergemuruh bersinar cahaya kasih yang tak pernah redup selamanya. Bunga hati yang terlipat dalam rangkaian kesungguhan memberikan petuah-petuah yang melebur ruhani dalam kehanyutan palamarta yang melelehkan. Letupan-letupan ruhani yang mendorong tingkah manusiawi tuk mendidik arti sebuah kasih yang sebenarnya.
Keutuhan ruhani manusiawi yang melekat terus takkan berakhir selamanya. Yang menampar tingkah individualisme. Selaku tingkah individualisme menggerus sesama tanpa sadar berbaur dalam kedahsyatan bencana kesombongan yang menusuk mental manusiawi. Sekonyong-konyong perikemanusiaan mulai menghentakkan awak.
Awak yang tersadar bangun segera dari cekokan ulah kehancuran dari kesombongan yang sangat disanjung-sanjung begitu hebatnya. Jadilah seluruh jiwa manusia sejati yang tersambung dalam satu kesatuan yang teguh tanpa terpecah setitikpun. Lega ruhani yang terdorong sesaat berderma apapun tak terbalut imbal balasan.
Hanya sebuah kata ketulusan yang bercokol dalam hati yang bertingkah bagai malaikat kecil yang memberi isyarat cinta dan sayang tuk melenyapkan seisi keakuan. Menjadi seorang manusia sejati dengan melihat sesamanya dengan bentangan rangkaian kerelaan hati yang tersorot dari pelita ruh yang berbudi tenang.
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Sering Curigaan Terus Alias Trust Issues? Inilah 4 Alasan Kenapa Kamu Sulit Memercayai Orang Lain
-
4 Cleanser Lokal Succinic Acid Lebih Gentle Atasi Jerawat Tanpa Buat Kering
-
Hattrick Medali Perak SEA Games, Thailand Geser Indonesia dari Julukan Menyakitkan Ini!
-
Lee Kwang-soo Bertugas Jadi MC di Pernikahan Kim Woo-bin dan Shin Min-Ah
-
Ritual Bulan Merah di Bukit Wadasgeni