Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Taufan Rizka Purnawan
Lukisan Keteduhan Kuasa Siang Hari

Lukisan keteduhan kuasa siang hari. Peluh keringat membanjiri raga dalam selubung panas sang surya. Kuasa siang hari menyapa seluruh makhluk pada luasnya dunia. Cahya sang surya memberikan keteduhan dalam detak nyawa bergantung pada sang surya. Gambaran saujana kota dengan tegak nan kokokhnya bangunan-bangunan yang terhampar agung.

Manusia-manusia berjalan kesana kemari. Setiap waktu takada jedanya. Kuasa siang hari bersambut manusia-manusia dalam kegerahan. Lautan manusia pada saujana kota. Denyut nadi segala kegiatan manusia teurus-menerus nyata adanya. Lukisan saujana kota terparut dalam luka kemacetan yang dahsyat.

Luka kemacetan amat mendera saujana kota yang sangat asri dalam pandangan mata. Saujana kota yang terparut juga pada asap polusi merusak keteduhan. Kala hamparan pepohonan kota disulap menjadi bangunan-bangunan megah. Semua rangkaian kegiatan manusia yang menuntut manusia berpacu bekerja dengan cepat. Yang menuntun manusia bersabar dalam memacu bekerja yang sangat keras.

Berlapiskan langit membiru dengan pelukan awan putih yang elegan. Terasa nikmat pandangan langit membiru tanpa parutan awan mendung sedikitpun. Keringat yang tak pernah berhenti membanjiri raga manusia. Dera sengatan panas sang surya terasa membakar nyawa. Seolah nyawa berada menuju sekarat.

Kuasa siang hari berbaur pada sengatan panas sang surya mengahntarkan isyarat akan lestarinya alam raya. Segenap makhluk yang tercipta amat berharap menggantungkan kehidupannya pada sang surya.

Taufan Rizka Purnawan