Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | M. Fuad S. T.
Cuplikan dalam film The Lady of Heaven. (DocPribadi/Tangkapan layar film The Lady of Heaven)

Berbeda dengan era sebelum tahun 90an, film-film bertema agama atau perjalanan spiritual sangat jarang diproduksi di berbagai negara. Selain karena sensitif, film yang mengangkat kisah-kisah berbau sejarah agama memang tengah mengalami penurunan peminat. Namun jangan salah, di tengah keringnya film-film yang mengangkat tokoh agama, muncul film berkualitas berjudul The Lady of Heaven yang mengangkat kisah hidup Fatimah, putri kesayangan Rasulullah Muhammad yang disabdakan beliau menjadi pemimpin para wanita di surga.

Berbeda dengan film sejarah atau tokoh agama yang biasanya dimainkan dalam alur maju, pengisahan Fatimah dalam film ini diceritakan dalam kilas balik. Iya, film Lady of Heaven ini dibuka dengan kejadian masa modern ketika terjadi penyerbuan tentara teroris ke sebuah desa di Iraq.

Akibat penyerbuan tersebut, seorang anak yang bernama Laith Lanrawi (Gabriel Cartade) menjadi yatim piatu. Tentu saja hal tersebut membuatnya trauma. Dan beruntungnya, nyawa Laith berhasil diselamatkan oleh tentara pemerintah yang kemudian membawanya ke pengungsian.

Di pengungsian, dirinya bertemu dengan Bibi (Denise Black), yang kemudian menceritakan tentang kisah hidup Fatimah, putri Rasulullah Muhammad yang hidup dengan jarak 1400 tahun lalu dengan dirinya saat ini. Bibi menceritakan bahwa sepeninggal Rasulullah, Fatimah harus melihat sendiri perpecahan umat Islam yang dulu dipersatukan oleh ayahnya.

Bahkan dengan lantang, Fatimah menyerukan perdamaian ummat islam yang mulai terpecah dalam berbagai kelompok. Putri Rasulullah yang salehah dan lembut hatinya tersebut menganjurkan toleransi, pengampunan, dan juga perdamaian yang menjadi jalan terbaik untuk ditempuh, seperti yang ditekankan oleh ayahnya.

Sejatinya, film The Lady of Heaven ini diproduksi oleh sineas Inggris, Eli King dan Mark Roper. Meskipun demikian, film ini sama sekali tak melanggar norma-norma dasar dalam Islam ketika menggambarkan tokoh-tokoh kunci dalam sejarah dunia Islam. Tokoh-tokoh besar dalam Islam, digambarkan dengan efek kamera, cahaya, atau sintesa-sintesa unik, dan sama sekali tak menampilkannya secara gamblang.

Bahkan, dalam film The Lady of Heaven ini, penggambaran ISIS juga dinilai mencederai semangat persatuan yang dicanangkan oleh Islam, dan bertentangan dengan piagam Madinah yang dirilis semasa Rasulullah Muhammad yang menyatakan perlindungan terhadap warga Madinah, apa pun kepercayaan yang mereka anut, baik itu islam, Nasrani ataupun Yahudi.

Itulah ulasan singkat mengenai film sejarah Islam berjudul The Lady of Heaven. Bagaimana, tertarik untuk meyaksikan kisah Fatimah, Putri Rasulullah dan pemimpin para wanita di surga ini?

M. Fuad S. T.