Bagi para penulis, istilah ghost writer tentu bukanlah sesuatu hal yang asing lagi. Disadur dari laman penerbit deeppublish, ghost writer berarti orang yang dipekerjakan untuk menulis sebuah karya, baik itu pidato, artikel, cerita atau buku dengan imbal balik tertentu (bisa uang ataupun benda sesuai kesepakatan) dengan mengatasnamakan orang lain. Jadi, dalam karya tersebut, nama sang penulis tidak disebutkan dalam kredit atau hak cipta karya tulis yang dihasilkan.
Nah, bagaimana jika sang penulis ini adalah benar-benar ghost alias hantu yang menjadi seorang penulis? Tentu menjadi sebuah hal yang menarik, jika ada hantu yang menuliskan kisah hidupnya dalam sebuah novel. Dan itulah yang diangkat dalam film Indonesia berjudul Ghost Writer yang rilis pada tahun 2019 lalu. Film ini menceritakan tentang perjalanan seorang novelis bernama Naya, yang diperankan oleh Tatjana Saphira, yang tengah stuck dengan karyanya. Selama tiga tahun, Naya tak mampu menghasilkan karya yang laku di pasaran, sehingga harus mengalami masalah finansial.
Pada akhirnya, Naya dan adiknya pindah kontrakan yang telah lama tak ditinggali. Sejak pindah ke kontrakan tersebut, kejadian-kejadian aneh mulai dirasakan oleh Naya dan sang adik, hingga pada suatu ketika, dirinya menemukan sebuah buku tua yang berisi cerita kehidupan sehari-hari penghuni sebelumnya di langit-langit kamar. Dan dari sinilah semua kejadian bermula. Ternyata, buku tersebut adalah milik Galih yang diperankan oleh Ge Pamungkas, anak dari pemilik rumah yang dia tempati dan menjadi hantu penasaran.
Buku tersebut menjadi media penghubung antara Naya dan Galih, serta menjadi inspirasi bagi Naya untuk menghasilkan karya yang meledak di pasaran. Awalnya, Galih menolak dan tak ingin ceritanya ditulis oleh Naya, namun lambat laun, pertemanan yang terjalin diantara mereka, justru membuat Galih membantu Naya dalam menyelesaikan buku tersebut. Iya, Galih yang merupakan seorang hantu, menjadi penulis hantu alias ghost writer dalam arti yang sebenarnya. Menarik untuk dinikmati bukan?
Jika teman-teman tertarik untuk menonton film ini, siap-siap untuk terkejut. Karena ternyata konflik utama film ini bukanlah antara Naya, Galih dan karyanya. Namun konflik keluarga yang terjadi di keluarga Galih. Sebagai imbal balik, Naya berjanji untuk membantu Galih menyelesaikan konflik keluarga yang masih tertinggal ketika dirinya meninggal. Berhasilkah Naya membantu Galih? Kira-kira, permasalahan apa yang ditinggalkan oleh Galih?
Film bergenre horror komedi ini layak untuk dijadikan tontonan untuk mengusir penat, karena memiliki alur cerita yang ringan dan disisipi dengan unsur komedi yang menyegarkan. Kita tahu, akting Ge Pamungkas yang act out-nya jempolan, menjadi daya Tarik tersendiri dalam setiap film yang dibintanginya. Selain Tatjana Saphira dan Ge Pamungkas, film Ghost Writer ini juga dibintangi oleh aktris dan aktor kenamaan seperti Asmara Abigail, Deva Mahenra, Ernest Prakasa, Slamet Raharjo dan Dayu Wijanto. Penasaran dengan hantu yang berprofesi sebagai penulis?
Baca Juga
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
-
Tak Dapatkan Kartu Meski Bermain Keras, Sejatinya Sebuah Hal yang Biasa bagi Justin Hubner
-
Kembali Cetak Gol untuk Indonesia, Selebrasi Ole Romeny Nyaris Berakhir Tidak Estetik
-
Berikan Assist Berkelas bagi Ole Romeny, Marselino Justru Tak Tunjukkan Ciri Khas Permainannya
-
Selain Jadi si Paling Sibuk, Rizky Ridho Juga Menjadi Pemain Tanpa Cela di Laga Indonesia vs Bahrain
Artikel Terkait
-
Ironi Penulis di Tengah Gempuran AI: Otak Diperas, Gaji Tidak Dibayar
-
Dilema Penulis Fiksi Platform Digital: Antara Kualitas dan Komersialisasi
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Buku Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati: Angkat Isu Berat yang Dikemas Secara Ringan
-
Rahasia Menjadi Seorang Penulis dalam Buku Menulis Semudah Berbicara
Ulasan
-
Review Film High Rollers: Antara Cinta dan Misi Mustahil di Meja Perjudian
-
Ulasan Novel Drupadi: Rekonstruksi Mahabharata dan Citra Istri Lima Pandawa
-
Dibanding Season 1, Squid Game 2 Lebih Sadis atau Lebih Emosional?
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
-
Ulasan Film 'Setetes Embun Cinta Niyala', Dilema Cinta dan Perjodohan
Terkini
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
-
Carlo Ancelotti Wajib Jaga Fokus Pemain, Imbas Jadwal Padat Real Madrid?
-
Pihak Kim Sae-ron Kembali Rilis Video Baru Usai Bantahan Kim Soo-hyun
-
4 Rekomendasi Short Drama China Buat yang Suka Cerita Padat Bikin Nagih
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?