Dalam film-film yang mengangkat tentang tema peperangan, kita mungkin akan lebih sering menemukan film yang menampilkan pertarungan dengan jumlah prajurit yang massive. Kedua belah pihak, melibatkan banyak pasukan untuk saling berhadapan, dan beradu strategi untuk saling mengalahkan, Namun, film dengan tema pejuang tunggal, jarang sekali kita temukan. Terlebih ketika sang tokoh utama hidup di abad pertengahan, ketika peralatan perang masih sederhana.
Di film War of the Arrow ini, kita akan dibawa untuk menyelami perjuangan Nam Yi (diperankan oleh Park Hae Il) yang seorang diri melawan pasukan dari China yang menyerang desanya dan menculik sang adik yang tengah melangsungkan pernikahan, Ja-In (diperankan oleh Moon Chae Won).
Film ini dibuka dengan adegan Nam-yi dan Ja-in yang dikejar-kejar oleh pengawal Raja Injo. Sang ayah, Choi Pyeong Ryung, seorang perrwira dan pemanah yang terampil, mengirimkan keduanya untuk berlindung kpada sahabatnya, Kim Mu Seon. Keduanya selamat, namun tidak halnya dengan sang ayah yang harus terbunuh dalam pengejaran tersebut.
13 tahun kemudian, Nam-yi bertransformasi menjadi seorang pemburu dengan skill memanah yang mengagumkan. Sementara Ja-in, tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sebentar lagi akan melaksanakan pernikahan. Ketika Ja-in menikah, Nam-yi yang berburu rusa di pegunungan, mendengar sepasukan Manchuria (dinasti Qing China) menyerang desanya, membunuh Sebagian penduduk dan menawan sebagian daripadanya. Dengan bergegas, Nam-yi pun kembali ke desa, dan mencari sang adik. Namun sayangnya, Ja-in yang seharusnya merayakan hari bahagianya, turut ditawan oleh pasukan Qing.
Tak patah arang, dengan seorang diri, Nam-yi pun melacak jejak-jejak pasukan Qing yang membawa adik dan warga desanya. Dan disinilah pertarungan tunggal Nam-yi dimulai. Berbekal skill memanah yang dimilikinya, Nam-yi mengejar pasukan Qing dan memulai rencana pembebasan sang adik. Seorang pemanah Korea yang terampil, kini berhadapan dengan kekuatan besar Manchu demi menyelamatkan sang adik tercinta.
Bagaimana keseruan pertarungan Nam-yi melawan pasukan Qing ini? Jawabannya akan teman-teman temukan di film War of the Arrow yang dirilis pada 2011 ini. Jangan salah, meskipun film ini mengangkat tema petarung tunggal, namun keseruannya tak kalah dengan pertarungan kolosal lho.
Baca Juga
-
Kini Bersaing di Level Benua, tapi Bukan Perkara Mudah bagi STY untuk Bawa Pulang Piala AFF 2024
-
Bukan Hanya Negara ASEAN, Kandang Indonesia Kini Juga Patut Ditakuti Para Raksasa Asia
-
Coach Justin, Shin Tae-yong, Marselino Ferdinan dan Ikatan Telepati yang Terjalin di Antara Mereka
-
Shin Tae-yong, Marselino Ferdinan dan Kengototannya dalam Memilih Pemain yang Berujung Manis
-
Tak Perlu Didebat, Rizky Ridho Memang Layak utuk Bersaing di Level Kompetisi yang Lebih Tinggi!
Artikel Terkait
-
Review Film Retribution, Ketegangan Teror Bom di Jok Mobil
-
Sisa 2 Episode, 4 Pertanyaan yang Harus Terjawab di Ending Family by Choice
-
5 Rekomendasi Film Sambut Hari Libur, Ada Heretic hingga Wicked
-
Pyo Ye Jin Muncul Jadi Cameo di Drama Brewing Love, Saingan Kim Se Jeong?
-
Main Film Lagi, Davina Karamoy Bakal Kembali Jadi Pelakor?
Ulasan
-
Review Film Retribution, Ketegangan Teror Bom di Jok Mobil
-
SEVENTEEN Ungkap Kekecewaan Cinta Via Lagu '2 Minus 1'
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Review Film Totally Killer: Mencari Pembunuh Berantai Ke Masa Lalu
Terkini
-
Layak Dinanti, Intip Trailer dan Jadwal Rilis One Hundred Years of Solitude
-
Rafael Struick Absen di Babak Penyisihan Dianggap Keuntungan bagi Vietnam
-
Media Vietnam Anggap Remeh Ucapan Asnawi Mangkualam Jelang Piala AFF 2024
-
PlayStation: The Concert, Konser Musik Game Ikonik Epik!
-
Squid Game 2 Rilis Teaser dan Poster, Ungkap Alasan Gi Hun Kembali ke Game