Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Buku "Yuk, Istiqamah!" (Dokumen pribadi/Sam Edy Yuswanto)

Salah satu kunci sukses dalam menjalani kehidupan ialah menjaga sikap istiqamah. Istikamah atau istiqamah dalam terminologi Islam adalah hal berpendirian kuat atau teguh pendirian. Dalam KBBI, istikamah berarti sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Istikamah dapat berarti lurus, benar, dan tetap pendirian. Tetap pendirian atas suatu keyakinan, yakni kebenaran ajaran Allah Swt. dan melaksanakan segala ketentuan-Nya. Orang yang istikamah selalu kukuh dalam menjaga akidahnya dan tidak akan goyang keimanannya dalam menjalani tantangan hidup (Wikipedia).

Bagaimana caranya agar kita dapat istiqamah dalam hal-hal yang bersifat positif? Dalam buku berjudul Yuk, Istiqamah! Dituturkan, untuk belajar menerapkan istiqamah dalam diri sendiri adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan. Pembiasaan itu bisa kita mulai dari hal-hal yang paling sederhana dan paling dekat dengan kita. Namun sekalipun dimulai dari hal yang paling sederhana dan dekat dengan kita, kita tetap harus komitmen pada niat. Kita niat untuk istiqamah, maka kita harus melakukan ikhtiar baik kita yang sederhana itu secara rutin.

Misalnya, jika kita ingin memperbaiki shalat, maka kita bisa memulainya dengan mengerjakannya tepat waktu. Berusahalah saat adzan berkumandang, segera ambil wudhu dan kerjakan shalat. Jika sebelumnya kita masih nyenyak tidur, maka pasanglah alarm, mintalah orang untuk membangunkan, atau berdoalah lebih kuat sebelum tidur untuk bisa kembali terjaga tepat saat panggilan shalat. Lakukan segala cara untuk bisa terbiasa tepat waktu dalam melakukan shalat. Beristiqamahlah untuk menunaikan shalat tepat pada waktunya (Yuk, Istiqamah!, halaman 104-105).

Contoh lain, membiasakan diri untuk bersedekah. Tak perlu kita menunggu memiliki uang yang banyak untuk mengamalkan ibadah sedekah. Kuncinya ada pada niat, lalu berusaha beristiqamah dalam mengamalkannya. Bagi yang belum terbiasa bersedekah, tentu akan terasa berat. Mulailah bersedekah dengan hal kecil, lalu rutinkan, setelah terbiasa, kita bisa menambah jumlah (nominal) sedekah kita.

Azizah Hefni dalam buku Yuk, Istiqamah! menjelaskan, jika ada orang yang bersedekah dalam jumlah banyak, maka kita tak perlu melakukan hal yang sama jika memang kita belum mampu melakukannya. Jika masih banyak tanggungan yang lebih wajib, maka kita harus mendahulukan yang wajib itu. 

Setidaknya, ini adalah awal mula kita untuk bisa menikmati ikhtiar beristiqamah. Jangan pesimis! Tiap kebaikan punya nilai yang hebat di sisi-Nya. Tak masalah berapa jumlah sedekah yang diberikan, yang penting kita memberikannya dengan ikhlas, tidak dengan ragu, dan kita melakukannya khusus untuk mencari ridha dan cinta-Nya (Yuk, Istiqamah!, halaman 106).

Semoga terbitnya buku berjudul Yuk, Istiqamah! (Safirah, 2015) karya Azizah Hefni ini bisa memotivasi para pembaca untuk terbiasa (secara rutin) melakukan kebaikan, di mana pun dan kapan pun Anda berada.

Sam Edy Yuswanto