Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Sam Edy Yuswanto
Buku "Merapi Tak Pernah Ingkar Janji" (Dok. pribadi/Sam Edy)

Mencuri adalah perbuatan yang tak diperbolehkan, dengan alasan apa pun. Termasuk alasan untuk kebaikan. Misalnya seseorang mencuri dengan alasan uangnya nanti akan digunakan untuk bersedekah. Ketahuilah bahwa sedekah dari uang hasil mencuri itu tidak akan bermanfaat baginya. Juga tak akan mendatangkan pahala, justru akan mencelakakan dirinya.

Ada sebuah kisah yang cukup menarik dalam buku kumpulan cerita pendek untuk anak berjudul Merapi Tak Pernah Ingkar Janji. Dari delapan cerita yang tersaji dalam buku terbitan Lintang (2017) tersebut dan ditulis oleh para penulis Indonesia, saya akan mengulas dua cerita saja.

Cerita pendek berjudul Merapi Tak Pernah Ingkar Janji karya Ulinnuha Corinna Azmi, bercerita tentang anak perempuan bernama Ranti. Dia nekat mencuri uang milik bapaknya. Memang uang tersebut akan digunakan untuk berbuat kebaikan, yakni memperbaiki sepeda ontelnya agar ia bisa membantu bapak dengan cara menjual gorengan ke pasar tiap sore.

Ia terpaksa mencuri karena emak bersikukuh ingin menggunakan uang milik bapak untuk membeli panci presto, agar emak dapat membuat buntil (makanan tradisional Jawa) tanpa perlu menggunakan kuali atau dandang lamanya yang sudah tergeletak di pojok dapur dengan keadaan penuh jelaga. Buntil tersebut nantinya akan dijual oleh emak. 

Oleh karena emak dan Ranti sama-sama keras dengan keinginan yang sebenarnya sama baiknya itu, akhirnya Ranti memilih jalan kotor, yakni mencuri uang tersebut ketika emak sedang keluar rumah. Usai mencuri, Ranti pun segera memperbaiki sepeda tersebut. Sayangnya, usai sepedanya diperbaiki, bertepatan dengan kondisi Gunung Merapi (yang lokasinya tak begitu jauh dari arah rumahnya) sedang dalam kondisi bahaya. 

Emak, bapak, dan Ranti pun tergesa menuju tempat pengungsian. Saat itu, Emak masih terlihat marah ketika menyadari uang milik bapak dicuri oleh putrinya. Keduanya sempat bersitegang di tengah kondisi genting tersebut. Kisah Ranti yang memiliki tujuan mulia ingin membantu perekonomian bapak sebenarnya baik. Tapi cara yang digunakannya, mencuri uang ayah untuk memperbaiki sepedanya, tak bisa dibenarkan dan jangan sampai ditiru.

Cerita selanjutnya yang layak disimak berjudul Desimal karya Solehatun Marfuah S. Berkisah tentang gadis kecil bernama Fatimah yang terlahir dengan kondisi fisik tak sempurna. Salah satu tangannya kidal dan kakinya cuma sebelah. Tapi, sang ibu yang statusnya telah single parent itu berusaha merawat dan mendidik putri semata wayangnya dengan baik. Ibu, meskipun sedih melihat kondisi putrinya, selalu berusaha memberikan semangat dan motivasi padanya.

Kisah Fatimah, gadis difabel tersebut, menyiratkan pesan berharga untuk anak-anak agar jangan pernah menyerah dan putus asa dengan keterbatasan fisik yang ada. Terbitnya buku yang termasuk bagian dari “seri pendidikan akhlak” untuk anak ini cocok dijadikan sebagai bacaan menghibur sekaligus mendidik untuk anak-anak di rumah. Selamat membaca.

Sam Edy Yuswanto