Petualangan Alan dan Profesor Apta: Mengenal Hewan-Hewan Unik Mancanegara adalah karya bersama Irhayati Harun dan Gusrianto (Uda Agus). Buku ini adalah lanjutan buku pertama berjudul Petualangan Alan dan Profesor Apta.
Sesuai judulnya, buku setebal 127 halaman ini, memuat cerita perjalanan Alan dan Profesor Apta ke sejumlah tempat di dunia, menggunakan balon udara. Alan sendiri adalah bocah 12 tahun yang punya rasa ingin tahu besar.
Sementara itu, Profesor Apta merupakan seorang cerdas yang doyan meneliti dan menciptakan berbagai alat canggih. Keduanya bersahabat baik dan sangat suka melakukan perjalanan bersama.
Di buku pertama, Alan dan Profesor Apta telah menjelajah sejumlah tempat, bertemu satwa unik istimewa seperti meerkat, aye-aye, beruang grizzly, armadillo, flamingo, yak, burung kolibri, platipus, dan dingo. Ada yang belum tahu satwa-satwa tersebut? Ada baiknya cari dan baca buku pertama ini untuk mendapatkan informasi seputar satwa unik menarik tersebut.
Petualangan Alan dan Profesor Afta jilid dua ini terdiri dari 16 bab. Di bab pertama, pembaca diajak berjumpa dengan sigung. Dia adalah mamalia yang jika merasa terpojok akan menundukkan kepala, menaikkan ekor, lalu menyeburkan bau menyengat dari duburnya. (halaman 13).
Semburan bau sigung ini tak hanya mempengaruhi indra penciuman, tapi juga dapat menyebabkan iritasi dan kebutaan.
Di halaman lain, pembaca diajak bersua alpaka. Dia adalah mamalia yang mirip domba. Bedanya, alpaka punya leher lebih tegak dan panjang dibandingkan domba.
Alpaka sendiri merupakan kerabat unta. Rambutnya dapat digunakan sebagai bahan rajutan. (halaman 27).
Di bab berikut, pembaca diajak berkenalan dengan kelelawar vampir. Bukan seperti di film-film yang terinspirasi kisah rekaan Bram Stoker, kelelawar vampir ini hanya mengisap darah binatang berukuran besar seperti sapi, kuda, babi, keledai, atau kambing.
Kelelawar vampir akan menjilati bagian tubuh yang akan digigit, terlebih dulu, sebelum menusukkan gigi tajamnya. Setelah darah keluar, dia bakal menjilati cairan merah tersebut sepuasnya. (halaman 48-51).
Sedikit kekurangan buku ini adalah tidak semua bab disertai ilustrasi. Padahal agar dapat mengetahui satwa yang diceritakan, akan sangat baik dan mengena jika gambar yang bersangkutan ditunjukkan ke khalayak pembaca anak.
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
-
Di Antara Luka dan Pulih: Lika-Liku Luka, Sebuah Perjalanan Menjadi Manusia
-
Ulasan Novel Love, Mom: Surat Berisi Teka Teki Meninggalnya Sang Ibu
-
Raih Nobel Sastra 2024, Han Kang Siap Rilis Buku Baru 'Light and Thread'
-
Novel Petualangan ke Tiga Negara: Perjalanan Edukasi yang Sarat Pengetahuan
Ulasan
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
Terkini
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya