Menurut pandangan saya, ekstrakurikuler yang ada di sekolah-sekolah merupakan kegiatan yang sangat bagus dilestarikan sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan siswa dalam beragam hal.
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang penting untuk kecakapan siswa misalnya membuat karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah ini bisa dikerjakan secara mandiri, bisa juga secara berkelompok.
Terkait ekstrakurikuler jenis ini, dibutuhkan sosok guru pembimbing yang benar-benar memahami dan menguasai seputar dunia tulis menulis. Lebih bagus lagi jika guru pembimbingnya berprofesi sebagai seorang penulis.
Untuk karya tulis ilmiah yang dilakukan secara kelompok biasanya disingkat KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Dalam buku “Panduan Membimbing KIR Hingga Juara” diuraikan bahwa kegiatan ini kerap dilombakan, baik oleh pemerintah maupun swasta.
Pada kegiatan KIR, warga sekolah, mulai siswa, guru, maupun kepala sekolah terlibat di dalamnya. Siswa tentu saja menjadi pelaku utama karena merekalah yang melakukan penelitian, menulis laporan, bahkan mempresentasikan. Sehubungan dengan itu, siswa membutuhkan guru pembimbing KIR yang mumpuni.
Joko Sulistya menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam membimbing karya ilmiah remaja, terutama tentang telaah pustaka. Sebab, telaah pustaka itu merupakan landasan penelitian. Dari teori yang ada, dapat diketahui bahwa dasar penelitian siswa kuat atau tidak.
Salah satu kesalahan yang umum dilakukan siswa dalam menuliskan telaah pustaka yakni terlalu banyak mengumpulkan pustaka atau referensi.
Tanpa bimbingan yang tepat, siswa akan mengumpulkan semua teori yang berhubungan dengan penelitiannya. Akibatnya, mereka menjadi bingung dan tidak fokus terhadap topik penelitian. Boleh jadi siswa malah mengubah topik penelitian disebabkan oleh referensi yang ditemukan.
Oleh karena itu, disarankan agar siswa tetap mengumpulkan pustaka, lalu membacanya. Sebagai langkah terakhir, bahan pustaka yang kurang mendukung dan tidak sesuai dihilangkan atau tak dipakai dalam penelitian (halaman 114-115).
Dua kesalahan lain yang dilakukan siswa dalam menuliskan telaah pustaka yang dijelaskan dalam buku ini yakni: siswa cenderung menggabungkan banyak penelitian dan siswa cenderung menggampangkan dalam mencari referensi.
Semoga hadirnya buku karya Joko Sulistya ini dapat membantu para guru di sekolah yang bertugas menjadi pembimbing karya tulis ilmiah untuk para siswanya.
Tag
Baca Juga
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
-
Menjalani Hidup dengan Tenang dalam Buku Hujan Bahagia
-
Menciptakan Kehidupan yang Harmonis dalam Buku Komunikasi Bebas Konflik
-
Sebuah Upaya Menghindari Penyakit: Buku 'Jagalah Sehatmu Sebelum Sakitmu'
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Quiet Karya Susan Cain: Kekuatan Seorang Introvert
-
Ulasan Novel A Pocket Full of Rye: Pengkhianatan dan Keserakahan Keluarga
-
Ulasan Novel Tuesdays With Morrie: Menemukan Makna pada Setiap Perjalanan
-
Ulasan Novel The Love Hypothesis: Perpaduan Sains dan Romance Menggemaskan
-
Novel Behind Closed Doors: Kehidupan Toxic di Balik Keluarga yang Sempurna
Ulasan
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Ulasan Novel Dunia Sophie: Memahami Filsafat dengan Sederhana
-
Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, dari Ritual Mistis sampai Jumpscare Kejam
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?