Novel Resign yang ditulis oleh Almira Bastari ini mengisahkan tentang kehidupan para pekerja di sebuah perusahaan yang bukan saling berlomba untuk penghargaan pegawai terbaik, jabatan tertinggi, atau bonus terbesar. Melainkan mereka berlomba-lomba untuk mengundurkan diri, karena tidak kuat dengan sifat angkuh dari si Bos yang terlalu peka.
Menceritakan tentang para cungpret, alias kacung kampret yang terdiri dari Alranita seorang pegawai muda yang selalu tertekan karena perlakuan semena-mena dari bosnya, Carlo yang merupakan seorang pegawai baru menikah dan ingin mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi, Karen yang merupakan pegawai senior yang selalu dianggap tidak profesional tetapi selalu dapat proyek baru, serta Andre yang merupakan pegawai senior kesayangan Bos yang ingin menerapkan work life balance.
Buku bergenre Metropop yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama tahun 2018 ini, sebenarnya memiliki tema yang menarik, karena memiliki premis cerita yang sebenarnya cukup relevan dengan keadaan para pekerja saat ini yang memilih untuk sering pindah perusahaan atau pekerjaan yang nyaman bagi mereka.
Awalnya saya berpikir demikian, namun sepertinya saya sedikit terkecoh dengan tema yang sebenarnya berfokus pada genre romansa antara pemimpin perusahaan dengan salah satu karyawannya. Ekspektasi saya sepertinya terlalu berlebihan dengan mengira akan lebih menceritakan tentang pertimbangan-pertimbangan untuk resign atau bertahan di dalam sebuah pekerjaan.
Walaupun demikian, cerita yang juga dibumbui dengan genre komedi ini menarik untuk dibaca karena kisahnya yang cukup ringan, lucu, dan juga menyenangkan. Sehingga para pembaca tidak perlu berpikir terlalu keras tentang jalan ceritanya, karena memang jelas mengarah kemana.
Love hate relationship antara Alranita dan Tigran sang bos juga menarik untuk diikuti, karena tidak terkesan terlalu lebay. Justru saya merasa gemas sendiri saat membacanya, karena banyak detail-detail kecil yang sebenarnya jika diperhatikan, cukup berkaitan dengan beberapa bab di depannya.
Dari ada sebuah moral cerita dalam novel ini yang sebenarnya terkesan tersembunyi, yang sepertinya mewakili apa yang ingin disampaikan para pekerja kepada pemimpin mereka. Tetapi sayang, mungkin saya yang terlalu berekspektasi lebih, walaupun demikian juga tidak kecewa karena ceritanya yang menarik.
Baca Juga
-
Review Novel Perempuan Bayangan, Cerita dengan 3 Sudut Pandang
-
Review Novel Goodbye Days, Kisah Traumatis Kehilangan Sahabat
-
Review Anime Doctor Elise, Kembali ke Masa Lalu untuk Menjadi Dokter
-
Review Novel Dona Dona, Melintasi Waktu dari Kafe di Hokkaido
-
Review Novel Eksekutor, Saat Sebuah Jiwa Mencari Kepastian
Artikel Terkait
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Ulasan Novel Hantu di Rumah Kos, Banyak Logika Janggal yang Bikin Galfok
-
Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu dalam Novel 'Ten Years Challenge'
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
Ulasan
-
Ulasan Buku Al Ghazali karya Shohibul:Jejak Spiritual Sang Hujjatul Islam
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Bittersweet Marriage: Jodoh Jalur Hutang, 'Sampai Hutang Memisahkan Kita!'
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
Terkini
-
Regenerasi Terhambat: Dinasti Politik di Balik Layar Demokrasi
-
G-Dragon Ekspresikan Ikatan Kuat dengan Fans di Lagu Baru 'Home Sweet Home'
-
3 Produk The Originote Ukuran Jumbo, Ada Micellar Water dan Sunscreen Spray
-
Raih Piala di MAMA Awards 2024, Pidato RIIZE Bikin Nangis Penggemar
-
Tren Childfree di Indonesia Melonjak, Sejauh Mana Negara Hadir?