Lepas Rasa adalah kumpulan cerpen dan novelet seputar pergulatan rasa kawula muda. Cerpen dan novelet dalam buku yang diterbitkan Loka Media, Jakarta dan dieditori Devi Cahyani Eka Putri ini, sebelumnya, pernah dimuat di berbagai media cetak maupun daring.
Lepas Rasa yang didapuk jadi judul sampul buku, mengisahkan tokoh 'Aku' atau Tomi, pemuda introver, predator buku, yang jatuh hati dengan Yani, teman kuliahnya. Keduanya sama-sama suka baca buku karya Asma Nadia dan Salim A. Fillah.
Mula-mula tidak ada rasa apapun dari pihak Tomi. Namun, Yani selalu mendekatinya, mengajak ngobrol, meledek, menggoda, dan bersikap seolah-olak bucin (budak cinta).
Lambat laun, muncul perasaan suka dalam diri Tomi terhadap gadis yang selalu beraroma wanhi buah itu.
Ketika perasaan tersebut berkembang makin jauh, tiba-tiba, Yani mengabari kalau mau menikah dengan teman chatting dari Kota Pelajar. Orang itu berprofesi sebagai tentara. Satu jenis profesi yang tidak disukai Tomi, karena dia pernah dipaksa ayah dan keluarganya untuk mendaftar pendidikan abdi negara tersebut.
Ayah Tomi sendiri bekerja sebagai tentara. Dia ingin Tomi melanjutkan 'darah keturunan' tentara. Namun Tomi tidak bisa, berhubung kondisi fisiknya.
Kembali soal perasaan terhadap Yani. Tomi merasa diri hancur, remuk. Terlebih, dalam kuliah kerja lapangan (KKL), dia harus bersama-sama dengan Yani menuju ibukota.
Membaca novelet ini, perasaan pembaca turut diombang-ambingkan. Dimulai ketidakpedulian Tomi kepada Yani yang dianggap sok akrab, berlanjut ke benih-benih perhatian, berkambang menjadi gelombang asmara. Sayangnya, dirantas begitu saja.
Pembaca turut kecewa san nelangsa menghadapi nasib apes Tomi. Sekaligus paham mengapa dia jadi marah kepada Yani. Sebab, sedari awal, Yani-lah yang terkesan 'mengejar-ngejar' Tomi, suka mencari perhatian, dan menggoda sengan gestur dan kata-kata genit sedemikian rupa.
Membaca novelet ini seperti naik perahu di tengah gelombang samudra. Baca dan buktikan sendiri gelombang rasa yang merayapi kemudian menyeret kita tanpa ampun.
Selain novelet ini, empat belas cerita lain, tidak kalah menghanyutkan untuk dibaca dan diresapi.
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
5 Barang yang Wajib Dimiliki Calon Mahasiswa sebelum Kuliah, Sudah Punya?
-
Review Novel Cahayamu Tak Bisa Kutawar, Mengenang Masa Belajar Mahfud MD
-
Menyoal Kesalahan Berbahasa Indonesia di Sekitar Kita
-
Mengkritisi Ruang Tabu dalam Keluarga, Ulasan Buku Aku Bukan Gay!
-
Ingin Jadi Penerjemah Novel? Ini 5 Bekal yang Mesti Kamu Miliki
Ulasan
-
Ulasan Novel Candhikala Kapuranta: Adat, Politik, dan Dilema Kaum Perempuan
-
Ulasan Novel The Quiet Mother: Ketika Seorang Ibu Menyimpan Rahasia Maut
-
Ulasan Novel The Housemaid: Ketika Asisten Rumah Tangga Tak Lagi Aman
-
Ulasan Novel Edensor: Kesetiakawanan, Cinta, dan Memperjuangkan Cita-cita
-
Review Film Tomb Watcher: Hantu Lunthom dan Peti Kaca yang Bikin Merinding
Terkini
-
Laptop Rp3 Jutaan Rasa Premium! Cek Dulu SPC Style 5 Ini
-
Netflix Umumkan 'Agents of Mystery' Siap Kembali dengan Musim Kedua
-
Kulit Bersih Bebas Jerawat dengan 4 Serum Brand Lokal Mengandung Tea Tree
-
Sinopsis Beauty Salon in Prison, Drama Jepang yang Dibintangi Nao dan Kaho
-
Kenalan dengan CORTIS, Boy Grup Baru BIGHIT MUSIC yang Akan Debut Bulan Ini