Pacu jalur merupakan sebuah tradisi dari Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Kegiatan ini sudah masuk dalam event kalender nasional setiap tahun diadakan di sungai batang kuantan tepatnya di topian Narosa, Teluk Kuantan. Festival pacu jalur nasional tahun 2022 lalu dibuka dan dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Sandiaga Uno di tepian narosa Teluk Kuantan.
Kedatangan Sandiaga Uno menambah daftar panjang pejabat negara yang pernah hadi, di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla pada tahun 2006, pagelaran festival pacu jalur tahun 2019 pasca covid-19, dibuka langsung oleh Arief Yahya pejabat menteri pariwisata saat itu.
Jalur merupakan sebuah sampan besar yang panjangnya kurang lebih tiga puluh lima hingga empat puluh meter dengan muatan lima puluh sampai enam puluh orang pendayung dalam satu jalur. Tradisi pacu jalur ini telah lebih dari satu abad pelaksanaan dan menjadi pesta rakyat Kabupaten Kuantan Singingi yang saat ini diperhelatkan untuk menyambut kemerdekaan Republik Indonesia.
Pemilihan kayu
Salah satu tahapan dalam proses pembuatan jalur yaitu mencari cikal bakal kayu yang akan digunakan untuk membentuk sampan besar ini. Tak sembarang kayu yang dipilih, jenis kayu yang biasa digunakan di antaranya kayu jenis mersawa, kulim, meranti, balua, dan bunio yang dikenal sesuai dengan kebutuhan pembuatan jalur.
Tak tanggung-tanggung, besarnya kayu yang digunakan melebihi besaran pelukan orang dewasa dengan tinggi hampir lima puluhan meter. Hutan yang masih terjaga di Kuantan Singingi serta banyaknya tumbuh pepohonan besar berusia puluhan tahun menjadi lokasi pencarian kayu jalur.
Beberapa hutan yang menjadi langganan kayu jalur yaitu kawasan hutan pati soni, hutan bukit batabuah hingga area hutan bukit tabandang perbatasan provinsi Riau dengan Sumatera Barat. Setelah melalui proses perizinan ke pihak terkait, warga akan bermusyawarah untuk menentukan hari penebangan pohon dengan mempersiapkan segala kebutuhan diantaranya mesin penebang pohon, tali tambang hingga kapak.
Unsur mistis
Masyarakat tempatan sebelum proses penebangan kayu jalur masih menggunakan unsur-unsur tradisional dan masih mempercayai adanya penunggu kayu besar tersebut. Ada yang mempersiapkan ayam untuk dipotong di pangkal kayu hingga membakar kemenyan. Warga Desa Seberang Pantai, Kecamatan Kuantan Mudik, baru-baru ini melakukan prosesi penebangan kayu jalur untuk generasi baru Pendekar Mudo Rawang Kandi yang merupakan nama jalur milik desa yang sudah enam tahun ini malang melintang dalam kancah festival pacu jalur di Kuantan Singingi.
Uniknya, prosesi penebangan kayu membutuhkan waktu dua ratus empat puluh menit yang dimulai pukul empat sore hingga menjelang maghrib tiba. Ahriyulis, salah seorang warga yang ikut menyaksikan langsung prosesi penebangan mengakui bahwa posisi kayu sudah sangat tipis selepas di tebang, namun belum juga tumbang hingga akhirnya membutuhkan waktu yang cukup lama menebang satu pohon.
Kayu jalur
Kayu yang sudah berhasil ditebang kemudian dibentuk dengan pola menyerupai jalur, namun ada juga warga yang sepakat untuk membawa langsung kayu menuju desa dikenal dengan istilah menarik kayu jalur. Sebelum membawa kayu menuju desa, akan diadakan musyawarah besar untuk menyepakati prosedur yang akan digunakan untuk membawa kayu jalur.
Hebatnya, proses ini melibatkan banyak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan berjibaku membawa kayu jalur menuju desa dan bahkan masyarakat desa sekitar juga ikut membantu proses ini. Konon, dulunya proses penarikan kayu jalur ini melibatkan pria dan wanita serta menjadi momen menemukan jodoh untuk menikah.
Namun kini, tak semua desa melibatkan wanita dalam proses menarik kayu karena faktor keamanan. Warga desa sangat berharap kayu yang diperoleh ini sangat berkualitas dan kelak dapat berpartisipasi di event-event pacu jalur Kabupaten Kuantan Singingi.
Ayo berkunjung ke Kuantan Singingi untuk merasakan suasana pacu jalur yang eksotis hanya ada di Provinsi Riau.
Baca Juga
-
Mencicip Pindang Khas Jambi di Telago Biru: Rasa, Cerita, dan Suasana yang Mengikat
-
Segar, Menyantap Somtam Thailand Kuah Asam di Raules Cafe & Resto
-
Santap Sambal Mangga dan Bebek Gurih di Dapur Makcik, Bikin Ketagihan
-
Tingkatkan Kepuasan Kerja, Psikologi UNJA Gelar Pelatihan bagiDosen PPPK
-
PKL Bukan Sekadar Formalitas, Saatnya Mahasiswa Belajar dari Realitas
Artikel Terkait
-
Dua Polisi di Kuansing Diperiksa Propam Polda Riau, Buntut Dugaan Peras Warga
-
INFO LOKER Pekanbaru: Terima Tantangan Buat Jadi Jurnalis di Suara Pekanbaru, Kirim CV Segera!
-
Annas Maamun Resmi Gabung Partai Ummat, Disiapkan Jadi Calon Gubernur Riau
-
Harga Sawit Riau Melejit Sepekan ke Depan, Tertinggi se-Indonesia
-
Pesona Air Terjun Mamughai di Kuansing Riau, Auto Tak Ingin Pulang!
Ulasan
-
Ulasan Never Have I Ever: Saat Cinta, Budaya dan Kekacauan Jadi Satu Kisah
-
Ulasan Novel A Whole Lotto Love: Romansa Manis di Balik Kemenangan Lotre
-
Ulasan Buku Generasi 90an, Kenangan Jadul dan Nostalgia Kaum Milenial
-
Ulasan Film Night Always Comes: Perjuangan Sengit di Malam yang Kelam
-
Ulasan Film The Sun Gazer: Drama Romansa yang Menyayat Hati
Terkini
-
Blue Eye Samurai Season 2 Masuk Proses Produksi, Ini Bocoran dari Kreator
-
BRI Super League: Johnny Jansen Tidak Fokus pada Satu Pemain Persebaya
-
Ditanya Sekuel Kpop Demon Hunters, Ahn Hyo-seop Ingin Jinu Kembali
-
Jangan Lewatkan! Devil May Cry Season 2 Siap Tayang Tahun 2026 di Netflix
-
PSS Sleman Ditargetkan Kembali ke Liga 1, Bupati Utarakan Komitmen Pemkab!