Manusia memiliki hawa nafsu yang harus dikendalikan dengan baik. Hawa nafsu pada umumnya akan selalu mengajak kita untuk melakukan beragam hal yang bertentangan dengan ajaran agama.
Oleh karena itu, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan hawa nafsu tersebut, agar kita tidak merugi di kemudian hari. Lebih-lebih pada bulan suci Ramadan ini. Selain berupaya menahan lapar dan haus, tugas kita lainnya ialah berusaha menahan hawa nafsu.
BACA JUGA: 4 Rekomendasi Novel tentang Kasih Tak Sampai, Nyesek Banget!
Salah satu bentuk hawa nafsu yang biasa dirasakan oleh orang-orang selama bulan Ramadan ialah ingin makan dan minum yang enak-enak sampai kenyang. Misalnya, ketika waktu berbuka puasa telah tiba, aneka hidangan di meja makan seolah-olah ingin ditelan semuanya.
Padahal, makan dan minum secara berlebihan dapat membuat kita menjadi malas, mengantuk, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kita harus berusaha agar tidak makan dan minum terlalu berlebihan, agar kita bisa melakukan aktivitas lain dengan lebih semangat, seperti salat tarawih, tadarus, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Meniru Semangat Belajar Tiga Ulama Nusantara yang Mempengaruhi Dunia
Puasa identik dengan lapar dan haus. Ternyata, kondisi tubuh yang sedang lapar ternyata memiliki banyak manfaat bagi kita. Dalam buku ‘Munajat Ramadan’ penulis memaparkan penjelasan salah satu ulama besar, yakni Imam Al-Ghazali terkait manfaat menahan lapar. Di antaranya:
Pertama, menyucikan hati, menerangi naluri, dan menajamkan kecerdasan. Sebaliknya, rasa kenyang yang berlebih akan mewariskan kebodohan, membutakan hati, dan memperbanyak uap air di dalam otak. Hal ini membuat otak kesulitan menjalankan fungsinya dalam berpikir dan memahami segala sesuatu dengan cepat.
Kedua, menekan nafsu untuk berbuat maksiat, dan mengalahkan jiwa yang selalu memerintahkan kepada kejahatan.
BACA JUGA: Studi Analisis Tentang Konsep Jiwa Melalui Psikologi Islam Karya Ibnu Sina
Ketiga, menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyakit. Hal ini sebagai akibat dari menyedikitkan makan. Sesungguhnya faktor penyebab timbulnya penyakit adalah makan terlalu banyak dan berlebihnya komposisi unsur-unsur di dalam pencernaan dan pembuluh darah.
Dan masih ada beberapa manfaat lapar yang dijelaskan dalam buku ini sesuai keterangan dari Imam Al-Ghazali. Terbitnya buku yang ditulis secara duet oleh Mamang Muhamad Haerudin dan Abdush Shobur ini sangat cocok dijadikan sebagai bacaan yang kaya manfaat dan renungan selama bulan suci Ramadan.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
-
Ulasan Buku Jadilah Pribadi Optimistis, Lebih Semangat Mengarungi Kehidupan
Artikel Terkait
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
-
Di Antara Luka dan Pulih: Lika-Liku Luka, Sebuah Perjalanan Menjadi Manusia
-
Ulasan Novel Love, Mom: Surat Berisi Teka Teki Meninggalnya Sang Ibu
-
Raih Nobel Sastra 2024, Han Kang Siap Rilis Buku Baru 'Light and Thread'
-
Novel Petualangan ke Tiga Negara: Perjalanan Edukasi yang Sarat Pengetahuan
Ulasan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
-
Di Antara Luka dan Pulih: Lika-Liku Luka, Sebuah Perjalanan Menjadi Manusia
Terkini
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya
-
4 Tampilan OOTD ala Tzuyu TWICE, Makin Nyaman dan Stylish!
-
Banjir Cameo, 4 Karakter Hospital Playlist Ini Ramaikan Resident Playbook
-
Tertarik Bela Timnas Indonesia, Ini Profil Pemain Keturunan Luca Blondeau
-
Another Simple Favor, Proyek Reuni Anna Kendrick-Black Lively Rilis 1 Mei