Buku ini sebenarnya terjemahan dari Bahasa Korea yang ditulis oleh Kim Doo Eung. Diterjemahkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2018 buku ini memiliki jumlah sekitar 300 halaman. Pembaca tak perlu khawatir karena meskipun karya terjemahan, buku ini bisa dipahami dengan mudah dengan bahasa yang sederhana.
Sekilas membaca judulnya pasti akan mengira ini adalah buku motivasi yang memberi semangat pada orang lain untuk menjadi diri sendiri meskipun berbeda. Namun, di halaman pertama setelah sampul pembaca pasti akan mengerti bahwa ini sebuah pesan dari ibu untuk membesarkan jiwa anaknya. Di situ tertulis, Ucapan Penting dari Para Ibu yang Membesarkan Orang-Orang Hebat.
BACA JUGA: Ulasan Buku "Mutiara Hati", Upaya Bertobat dari Segala Dosa
Ternyata buku ini berisi bagaimana peran para ibu dari tokoh hebat seperti Thomas Edison, Mahatma Gandhi, hingga Bill Gates serta masih banyak lagi. Para ibu dari orang hebat tersebut memiliki peran penting dalam mendidik mereka hingga seperti yang kita kenal lewat sejarah. Sebenarnya tak jauh berbeda dengan para ibu yang lain dengan mendukung anak-anaknya, mengusahakan yang terbaik, dan yang pasti percaya akan potensi yang mereka miliki.
Secara tidak langsung pembaca akan banyak belajar ilmu parenting dari buku ini terutama bagaimana berperan menjadi ibu bagi anak-anaknya yang tentu akan berbeda dengan yang lain. Misalnya saja pembaca dapat mengambil contoh peran ibu Thomas Edison yang harus mendidiknya secara langsung karena ia dikeluarkan dari sekolah. Para guru menganggap Edison anak yang bodoh sehingga ia tak dapat bersama di sekolah dengan murid yang lain. Di sinilah ibu Edison berperan hingga menjadikannya ilmuan hebat yang memiliki banyak hak paten atas penemuannya.
BACA JUGA: Mawar Camp Area, Camping Ground di Semarang dengan Pemandangan yang Eksotis
Namun, sebagian besar tokoh di sini ada sisi privillege melekat pada mereka yang tidak bisa dielakkan lagi. Contoh saja ibu Bill Gates yang mendonasikan komputer ke sekolahnya agar putranya bisa belajar lebih jauh tentang komputer. Padahal waktu itu komputer masih merupakan barang mewah bukan? Lain lagi dengan Hellen Keller yang bahkan bisa menjadi sarjana karena ibunya yang tak putus asa menyewa guru untuk mendidiknya meskipun Hellen Keller buta dan tuli.
Terlepas dari semua itu semua ibu di dunia adalah orang hebat dengan caranya masing-masing. Merekalah yang begitu berjasa dan mengupayakan segala cara agar menjadikan anak-anaknya seperti sekarang. Serta semua anak mana pun juga orang hebat dan berharga bagi para ibunya meskipun namanya tak tertulis di buku sejarah.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Makan Ramah Lingkungan dengan Tadisi Lama, Cara Kembali Menyayangi Bumi
-
Tidak Perlu Krim Mahal, Pakai 5 Bahan Alami Ini untuk Hilangkan Flek Hitam
-
Ingin Terapkan Less Waste saat Travelling? Berikut 4 Tipsnya!
-
5 Langkah Sederhana Less Waste, Yuk Coba Terapkan!
-
Mulai Sustainable Living dari Mana? 5 Kebiasaan Ini Bisa Kamu Terapkan
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Buku-Buku Loak, Bernostalgia Melalui Sastra Lama
-
Bentala Stella: Bisnis Licik dan Sayuran Gemas 'Pengungkap' Perasaan
-
Ulasan Buku 'Kitab Kawin', Cerpen Pemenang Singapore Book Awards Tahun 2020
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Film Monolith: Keberanian Seorang Ibu dalam Melindungi Anaknya
Ulasan
-
Review Film Agatha All Along, Ambisi Dapatkan Kembali Kekuatan Sihir
-
Ulasan Novel Hamka, Sebuah Biografi Inspiratif Karya Haidar Musyafa
-
Ulasan Novel Buku-Buku Loak, Bernostalgia Melalui Sastra Lama
-
Ulasan Film The Black Phone: Penculikan Misterius Laki-Laki Bertopeng
-
Bentala Stella: Bisnis Licik dan Sayuran Gemas 'Pengungkap' Perasaan
Terkini
-
Tampil Feminin saat Hangout dengan 4 Padu Padan Outfit Rok ala Beby Tsabina
-
Mengulas Romantisme Ibukota Lewat 'Kisah dari Selatan Jakarta' Karya WSATCC
-
Taeyeon Girls' Generation Bahas Ketidaksempurnaan di Lagu Baru 'Hot Mess'
-
Pelatih Striker Timnas Indonesia Minta Pemain Lakukan Ini Jelang Hadapi Jepang
-
Bertemu Thailand di Babak Semifinal, Ibarat Final Kepagian bagi Indonesia