Banyak jenis permainan anak yang memiliki nilai-nilai edukasi yang penting dipelajari oleh para orang tua. Sebagai bekal untuk mendampingi sekaligus merawat putra-putrinya yang masih kecil di rumah masing-masing.
Sebagaimana kita pahami bersama, bermain menjadi bagian yang tak boleh diabaikan dalam dunia anak-anak. Dalam buku “Brain Game untuk Balita” dijelaskan bahwa bermain merupakan hal yang penting bagi tumbuh kembang seorang balita. Bukan saja secara fisik, namun juga berpengaruh pada pertumbuhan psikisnya. Dengan demikian, ia melatih motorik halus maupun kasarnya. Dengan bermain pula, ia mengembangkan pola sosial serta emosi balita.
Dalam dunia anak dikenal istilah golden age. Haeriah Syamsuddin menjelaskan golden age atau masa keemasan, adalah suatu istilah yang diberikan kepada anak usia dini. Usia yang berkisar antara 0 hingga 5 atau 8 tahun, bahkan terakhir ada yang menyebut hingga 12 tahun. Masa keemasan maksudnya ialah masa yang penuh dengan potensi dan keunggulan dibanding masa yang lain.
BACA JUGA: Alasan Tidak Suka Berteman dalam Buku 'Rayuan Seorang Badui kepada Tuhan'
Dinamakan golden age, karena pada rentang usia tersebut, anak dikaruniai dengan kemampuan yang sangat tinggi untuk menyerap semua informasi yang diberikan. Apa pun bentuk informasi tersebut, baik itu informasi yang baik ataupun buruk. Pada masa ini, anak bak peniru ulung yang diibaratkan seperti sebuah sponge. Sebagaimana sifat sponge, di usia ini anak menyerap semua informasi yang didapatnya. Bila informasi baik yang terserap, maka dapat diharapkan di kemudian hari anak tersebut akan menjadi anak yang diharapkan oleh setiap orangtua. Sebaliknya, jika informasi buruk yang terserap, maka hal tersebut akan terus membekas dalam jiwa anak tersebut dan akan terbawa serta memberi pengaruh hingga dewasa (hlm. 1-2).
Usia balita adalah usia bermain. Demikian ungkapan yang sering didengungkan oleh para pakar pendidikan. Ungkapan tersebut ada benarnya, karena pada masa tersebut anak-anak sangat senang bermain. Namun jangan salah, ketika sedang bermain itulah, sebenarnya anak sedang belajar atau tengah mengeksplorasi sesuatu. Entah itu mengeksplorasi dirinya maupun keadaan di sekitarnya (hlm. 4).
Maka, sangat penting bagi orang tua untuk mengenali jenis permainan yang cocok dan tentunya memiliki nilai edukasi untuk anak-anaknya. Mengenalkan bentuk permainan yang baik, sebagaimana dijelaskan di buku ini, merupakan hal yang penting. Permainan yang baik itu dikenal juga dengan nama brain game (permainan otak). Secara sederhana brain game dapat diartikan dengan permainan yang berguna untuk mengoptimalkan daya kerja otak.
BACA JUGA: Review Buku 'Tak Masalah jika Tidak Disukai': Bahagiakan Dulu Diri Sendiri!
Ada begitu banyak jenis permainan yang termasuk kategori brain game yang dijelaskan dalam buku ini. Misalnya, permainan “puzzel sederhana” untuk anak usia 2-3 tahun, yang memiliki manfaat melatih konsentrasi serta ketekunan anak. Ada juga permainan “bersepeda roda tiga” yang bermanfaat menguatkan otot-otot tangan dan kaki anak.
Sementara jenis permainan untuk anak uisa 4-5 tahun misalnya permainan “menyambung kata”. Jenis permainan ini bermanfaat untuk melatih daya pikir dan daya ingat anak. Manfaat lainnya untuk melatih serta meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengar anak.
Buku “Brain Game untuk Balita” karya Haeriah Syamsuddin (Media Pressindo, 2014) ini sangat penting dibaca oleh Anda yang ingin memberikan stimulasi kecerdasan, kreativitas, dan bakat anak melalui permainan. Anda tidak perlu khawatir harus membelikan mainan yang mahal karena permainan dapat dilakukan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
-
Menjalani Hidup dengan Tenang dalam Buku Hujan Bahagia
-
Menciptakan Kehidupan yang Harmonis dalam Buku Komunikasi Bebas Konflik
-
Sebuah Upaya Menghindari Penyakit: Buku 'Jagalah Sehatmu Sebelum Sakitmu'
Artikel Terkait
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Ulasan Film Split: Memahami Gangguan Kepribadian Ganda (DID)
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
-
Ulasan Novel 1984 karya George Orwell: Kengerian Dunia Totalitarian
Ulasan
-
Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, dari Ritual Mistis sampai Jumpscare Kejam
-
Review Novel A Scandal in Scarlet: Acara Lelang yang Berujung Tragedi Mengerikan
-
Review Jumbo: Cara Menghadapi Kehilangan dan Belajar Mendengarkan Orang Lain
-
Lezatnya Bakso Lava Aisyah, Pilihan Tepat untuk Pencinta Kuliner Pekanbaru
-
Review Qodrat 2: Lebih Religius dan Lebih Berani Menebar Teror!
Terkini
-
5 Pilihan Film Netflix yang Tayang April 2025, dari Horor hingga Sci-Fi!
-
Sayang untuk Dilewatkan, Inilah 5 Anime yang Mengangkat Kisah Pemburu Iblis
-
PSM Makassar Konsentrasi Hadapi CAHN FC, 2 Pemain Ini Diramal Jadi Ancaman
-
Gelar Konferensi Pers, Drama Kim Soo-hyun 'Knock-Off' Terancam Tak Tayang
-
Film Muslihat: Tipu Daya Iblis di Panti Asuhan, Siapa yang Akan Tersesat?