Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rie Kusuma
Buku Si Kancil & Si Kerbau (Lazada)

Anak-anak usia dini dapat diibaratkan seperti kertas kosong. Mereka akan dengan mudah menyerap dan merekam apa saja di sekitarnya, termasuk pelajaran, pengajaran, dan pengalaman.

Penting bagi setiap orang tua untuk membekali anak-anak mereka dengan pendidikan karakter sejak usia dini. Sebab, menanamkan tentang nilai-nilai moral, karakter dan akhlak yang baik, akan lebih mudah dilakukan selagi memori mereka masih bersih.

Salah satu cara memberikan pemahaman tentang pendidikan karakter adalah melalui bacaan. Seperti dalam buku Si Kancil dan Si Kerbau yang merupakan Seri Fabel Inspiratif terbitan Penebar Swadaya Kids.

Di dalam kisahnya, anak-anak usia dini bisa belajar mengenai pengembangan moral, karakter, dan akhlak dengan cara yang menyenangkan.

Diceritakan tentang dua makhluk bersahabat, Kancil dan Kerbau. Kancil adalah binatang yang sangat suka bekerja keras, sementara Kerbau seekor binatang yang pemalas.

Suatu kali, Kerbau menggoda Kancil yang tampak sibuk sampai kelelahan. Kata Kancil, ia harus mencari bahan makanan untuk persediaan, jika nanti sewaktu-waktu makanan sulit untuk dicari.

Mendengar jawaban Kancil, Kerbau mengolok-olok. Kerbau bilang, ia tidak perlu bekerja keras seperti Kancil, karena rumput, makanannya, ada di mana-mana.

Kancil meskipun kesal dengan perkataan Kerbau, tapi memilih diam. Ia tak mau bertengkar dengan sahabatnya sendiri. Sampai suatu hari, musim kemarau panjang pun datang. Kancil tak merasa khawatir karena persediaan makanannya banyak.

Namun, Kerbau yang selama ini suka bermalas-malasan mulai kebingungan. Di mana-mana rumput menguning lalu mati. Ia sulit mendapatkan makanan dan mulai kelaparan. Ia lalu mendatangi Kancil, berharap Kancil mau memberinya makanan.

Hmm, apakah Kancil akan bersedia membagi makanannya? Bukankah dulu Kerbau pernah mengolok-ngoloknya? Namun, membiarkan teman sendiri kelaparan tentunya Kancil juga tak akan tega.

Budi Dermawan penulis buku fabel anak ini, telah begitu luwes memasukkan pesan moral dalam ceritanya. Apalagi disajikan dalam bentuk gambar ilustrasi yang penuh warna, karakter dari tokoh Kancil dan Kerbau lebih mudah dimengerti.

Buku ini juga terdiri dari dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Selain belajar pemgembangan pendidikan karakter, anak-anak juga belajar bahasa asing selain bahasa ibu. Tentu saja butuh pendampingan orang tua untuk memahaminya. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Rie Kusuma