Rasa kesedihan dalam hidup merupakan sebuah hal yang tidak bisa terhindarkan hanya bermodalkan kata-kata, harus ada pendampingan dari orang terdekat agar kesedihan tersebut reda. Banyak orang di luaran sana yang melupakan masa sekarang, dan hanya memikirkan masa depan. Sebuah kehidupan yang sia-sia.
Novel dengan judul "Heartbreak Motel" ini ditulis oleh Ika Natassa, yang merupakan salah satu penulis terkenal di Indonesia. Karya tulisannya yang begitu menarik di mata para pembaca. Banyak buku dari karyanya yang diangkat menjadi sebuah film, seperti "Antologi Rasa", "Susah Sinyal", dan "Critical Eleven".
Novel ini berhasil diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2022. Setelah diumumkannya terbit, novel Heartbreak Motel ini berhasil terjual 2 ribu eksemplar dalam kurun waktu hanya satu jam. Menariknya lagi, buku ini dalam waktu dua hari saja berhasil menjual sekitar 4 ribu eksemplar. Hebat bukan!.
Ika Natassa memiliki gaya kepenulisan yang khas tersendiri di hati penggemar, yang di mana prolog dari cerita buku ini sangatlah panjang yang membahas mengenai analogi, hingga filosofi kehidupan. Bagian prolog tersebut dinilai dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai hal tersebut terhadap para pembaca.
Novel "Heartbreak Motel" ini menggunakan sudut pandang orang pertama yang bernama Ava, hal tersebut menjadikan para pembaca memahami secara keseluruhan alur cerita dari novel ini, seperti cara berpikir Ava hingga konflik yang terjadi selama hidup Ava serta masalah-masalah dari masa lalu yang timbul kembali dari tokoh utama dalam cerita novel ini.
Novel ini juga memiliki alur cerita yang maju mundur dan tidak gampang untuk di tebak. Meski begitu cerita yang dihadirkan masih sangat nyaman untuk diikuti oleh para pembaca, karena pergantian alurnya yang tidak signifikan dan setiap adegan memiliki jalan cerita yang menarik, dan terdapat konflik yang plot twist yang membuat pembaca sampai lupa waktu.
Namun, terdapat banyak kekurangan dari buku ini, seperti konflik yang disajikan terlalu banyak dan terkadang membingungkan beberapa pembaca. Banyak tokoh dalam cerita yang tidak dijelaskan mengenai asal usul mereka dan banyak yang beranggapan bahwa Motel merupakan latar tempat utama dalam cerita ini, sayangnya ternyata hanya dijadikan sebagai properti saja.
Nah, itulah ulasan dari novel "Heartbreak Motel" ini. Setiap orang memiliki sifat yang akan berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Jangan menjadikan hal tersebut membuat dirimu untuk tidak melihat tentang realita di masa sekarang. Fokus di masa kini, untuk mempersiapkan diri menjalani masa depan yang lebih baik.
Baca Juga
-
Ulasan Buku 'A Time For Mercy', Menekuni Semesta Kepolisian yang Unik
-
Ulasan Buku 'The Light We Carry', Persepsi dari Perempuan Afrika-Amerika
-
Ulasan Buku 'Ready Player Two'; Teknologi Masa Kini yang Semakin Canggih
-
Ulasan Buku Friends, Lovers, and The Big Terrible Thing Karya Matthew Perry
-
Ulasan Buku 'Fairy Tale', Kekuataan Horror yang Bikin Bulu Kuduk Merinding
Artikel Terkait
-
Soal Nebeng Jet Kaesang, Novel Baswedan: KPK Harus Belajar Lagi Soal Gratifikasi
-
3 Pesan AntiBullying dalam Buku Cerita Surat Dalam Balon
-
Ulasan Buku Insecurity is My Middle Name: Refleksi tentang Penerimaan Diri
-
Simpan Uang Tunai Nyaris Rp1 Triliun, Novel Baswedan Yakin Zarof Ricar Punya Catatan Suap Selama jadi Makelar Kasus
-
Novel Baswedan Duga Zarof Ricar Tak Sendirian Nikmati Duit Suap: Uangnya Besar, Pasti dengan Banyak Orang
Ulasan
-
Ulasan Buku TAN: Menelusuri Jejak Kehidupan Tan Malaka Seorang Pejuang
-
3 Pesan AntiBullying dalam Buku Cerita Surat Dalam Balon
-
Ulasan Buku Insecurity is My Middle Name: Refleksi tentang Penerimaan Diri
-
4 Toko Kain Lokal Terbaik, Temukan Kain Impianmu di Sini!
-
Ulasan Buku Hal-Hal yang Boleh dan Tak Boleh Kulakukan, Kunci Hidup Bahagia
Terkini
-
Soroti Pernyataan Mendikti, Alumni LPDP Tidak Harus Pulang, Setuju Tidak?
-
3 Film Jepang Dibintangi Yuki Amami, Terbaru Fushigi Dagashiya Zenitendo
-
4 Lip Palette Terbaik dengan Pilihan Warna Cantik, Harga Mulai Rp50 Ribuan!
-
Netflix Umumkan Produksi Serial Heartbreak High Season 3 Telah Dimulai
-
Liga Sepak Bola Putri Masih Sekadar Janji, PSSI Kembali Tegaskan Komitmen