Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Sam Edy
Ilustrasi 'Ayah yang Kupuja'. (iPusnas)

Menurut pemahaman saya, ayah dan ibu adalah sosok pemimpin dalam sebuah rumah tangga. Sementara anak-anaknya adalah ibarat rakyat yang berada dalam kepemimpinannya. 

Berhasil atau tidaknya sebuah kepemimpinan sangat tergantung kepada kedua orang tua dalam mengemban amanah mulia tapi sangat berat itu. Terlalu keras dan kurang mau mendengar suara anak-anak tentunya sangat berdampak buruk bagi tumbuh kembang mereka.

Perihal beratnya tanggung jawab orang tua sebagai pemimpin, Nurul Chomaria, S.Psi dalam bukuAyah yang Kupuja’ menjelaskan bahwa begitu berat tanggung jawab seorang pemimpin, tidak terkecuali seorang ayah di tengah kelaurganya. Namun yang terjadi sekarang, begitu banyak para ayah yang melalaikan tugasnya dalam mendidik anak-anaknya. Pendidikan, perawatan, serta pengasuhan anak hanya dilakukan oleh ibu.

Padahal beberapa penelitian menyebutkan peran ayah sangat dibutuhkan anak untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku. Ayah hendaknya menetapkan grand design kebijakan rumah tangga, dan ibu menjabarkannya dalam pola kehidupan sehari-hari. Yang terpenting, ayah hendaklah ikut terlibat dalam upaya pengasuhan dan pendidikan anak-anaknya. Jika tidak demikian, anak akan mengalami deprivasi paternal, yaitu kekurangan kasih sayang ayah sehingga banyak memunculkan anak-anak yang bermasalah (hlm. viii).

Meskipun sebagai orang yang bertugas mencari nafkah di luar rumah, tetapi bukan berarti seorang ayah terbebas dari keterlibatan mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Karena tugas mendidik anak idealnya dilakukan secara bersama antara ayah dan ibu. Jangan sampai ayah menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya pada ibu.

Dalam buku ini dipaparkan bahwa ayah merupakan sosok pengukir jiwa raga anak. Namun demikian, betapa banyak ayah yang merasa ‘asing’ dengan kehidupan anaknya. Mengapa demikian, karena dalam kehidupan sehari-hari, ayah jarang berinteraksi dengan anak, sehingga ayah tidak mengetahui apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dibutuhkan anaknya.

Peran ayah lainnya yang penting dipahami bersama adalah sebagai pelindung keluarga. Sebagai laki-laki yang memimpin keluarganya, otomatis ayah harus bisa melindungi keluarga. Setiap anggota keluarga, baik itu ibu dan anak-anak selalu berharap ayah bisa melindungi mereka dari berbagai marabahaya, baik dari segi fisik maupun psikis (hlm. 45).

Semoga terbitnya buku ‘Ayah yang Kupuja’ karya Nurul Chomaria, S.Psi yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ini dapat menjadi sarana belajar bagi para orang tua dalam rangka mendidik anak-anaknya di rumah. 

Sam Edy