Buku dengan judul lengkap Fear of Missing Out: Tepat Mengambil Keputusan di Dunia yang Menyajikan Terlalu Banyak Pilihan ini, adalah buku non-fiksi yang ditulis oleh Patrick J. McGinnis.
Barangkali kita semua sudah familiar dengan istilah FOMO, yang merupakan akronim dari Fear of Missing Out sebagaimana judul buku ini.
FOMO adalah sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat ketika orang-orang merasa takut ketinggalan dengan sesuatu yang sedang tren.
Patrick J. McGinnis selaku penulis yang mencetuskan istilah FOMO ternyata sudah mendalami fenomena ini selama bertahun-tahun.
Hal itu dimulai ketika ia menghabiskan hari-harinya bersekolah di Harvard Business School (HBS), di mana ia menjadi seorang mahasiswa yang selalu aktif dan terlibat dalam berbagai kesempatan.
Ia merasa, ada kekhawatiran dan ketakutan yang timbul pada dirinya ketika gagal memanfaatkan momentum yang ada. Ia menjadi takut ketinggalan. Akibatnya, sikap tersebut membuatnya melakukan sesuatu yang tidak benar-benar ia inginkan.
Ternyata fenomena itu tidak hanya dirasakan olehnya. Banyak orang yang dijumpainya yang juga merasakan ketakutan yang sama. Oleh karena itu, penulis berusaha untuk memberi nama perasaan takut tersebut. Dan muncullah istilah Fear of Missing Out ini.
Lambat laun, istilah ini mulai populer. Tidak hanya di Amerika Serikat, bahkan di seluruh dunia.
Populernya istilah FOMO tidak terlepas dari penggunaan media sosial yang saat ini membuat segala jenis informasi bisa diakses dengan cepat oleh masyarakat.
Kemudahan untuk melihat tren, pencapaian, dan segala hal yang sedang update atau dilakukan oleh orang lain membuat seseorang begitu mudah membandingkan diri sendiri dengan apa yang terjadi di luar sana. Maka timbullah perasaan takut ketika tertinggal.
Belum lagi dengan banyaknya pilihan yang tersaji di depan mata yang semakin membuat kita untuk ikut-ikutan. Konsekuensinya, kita bisa menjalani kehidupan yang sebenarnya bukan hal yang benar-benar diinginkan.
Nah selain FOMO di atas, ada istilah lain yang juga dijelaskan oleh penulis, yakni FOBO (Fear of Better Option) atau takut akan opsi terbaik.
Meskipun konsep FOMO dan FOBO ini sekilas terlihat buruk, namun penulis membahas bahwa masih ada sisi positif yang bisa kita dapatkan asal tahu cara untuk menempatkan diri.
Secara umum, menurut saya buku ini sangat recommended untuk dibaca. Kualitas terjemahannya pun sangat mudah dipahami, dan gaya penuturan penulis dalam buku ini juga mudah diikuti.
Apalagi ada banyak informasi yang bisa memperkaya wawasan, serta kiat-kiat agar lebih bijak dalam memilih sebuah keputusan di tengah banyaknya pilihan.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Move It, Mencintai Diri Sendiri dengan Menjaga Pola Hidup Sehat
-
Ulasan Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit yang Menghambat Produktivitas
-
Ulasan Buku Road to Akad: Menyambut Pernikahan dengan Persiapan yang Matang
-
Ulasan Buku 22 Ways to Self-Love, Cara Praktis untuk Mencintai Diri Sendiri
-
Konsep Burning Platform untuk Raih Kesuksesan di Buku 'Berubah atau Punah'
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Feminisme untuk 99%, Kritik Tajam Terhadap Feminis Elitis
-
Ulasan Buku The Fault In Our Stars: Kisah Hazel dalam Menghadapi Kanker
-
Kritik Terhadap Para Pecandu Keimanan dalam Buku Agama itu Bukan Candu
-
Kompleksitas dan Realitas Pekerja Seks dalam Buku 'Memainkan Pelacur'
-
Ulasan Novel Denting Piano Adante: Rasa Iri yang Muncul di Antara Saudara
Ulasan
-
Hutan Pinus Nongko Ijo, Spot Wisata Alam Terbaik untuk Piknik Bareng Keluarga di Madiun
-
Review Film Keluarga Super Irit: Lebih dari Sekadar Komedi, Satir Ringan yang Kena Banget!
-
Air Terjun Sumber Pitu Tumpang: Surga Tersembunyi di Malang Timur
-
Ulasan Buku Move It, Mencintai Diri Sendiri dengan Menjaga Pola Hidup Sehat
-
ENHYPEN Blak-blakan Bicara Rindu yang Membakar Kalbu dalam Bait Flashover
Terkini
-
Mau Tampil Elegan? Ini 4 Inspirasi Gaya Rambut ala Karina AESPA!
-
Pembaca Bukan Ensiklopedia Berjalan: Hentikan Stereotip yang Melelahkan Itu
-
Sempat Viral di Jagat Maya, The Backrooms Resmi Diangkat Jadi Film oleh A24
-
Usung Genre Misteri, 4 Karakter Utama Drama Korea The Woman who Swallowed the Sun
-
Erick Thohir Ingin Naturalisasi Striker Baru, Mauro Zijlstra Jadi Pilihan?