Ketika kita tidak bisa memegang kendali atas hidup yang kita miliki, kita akan menjalani hari-hari berdasarkan kehendak orang lain. Kehidupan seperti itu tentu bukan sesuatu yang kita dambakan.
Semua orang menginginkan sebuah kehidupan di mana ia menjadi pemeran utama. Bukan yang selalu disetir dengan harapan-harapan orang lain.
Untuk mewujudkannya, kita perlu jujur dengan diri sendiri. Karena sebuah kehidupan akan terasa memiliki makna ketika berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini.
Di dalam novel grafis yang berjudul Honest World yang ditulis oleh Natalia Tanojo ini, kita diajak untuk merenungi hal tersebut. Lewat cerita ilustrasi dari karakter seekor beruang, kita akan menelusuri makna dari sebuah dunia yang jujur.
Kata sang beruang, hidup itu bagai sebuah kanvas kosong. Kita bebas untuk melukis apapun di dalam kanvas kehidupan kita sendiri. Apakah akan menjadi sebuah masterpiece? Atau sekadar lukisan yang tidak memiliki makna?
Outline dari lukisan kehidupan yang kita buat bisa berupa impian, relasi yang kita jalin, pekerjaan, hingga hobi. Adapun warna-warna yang ada padanya merepresentasikan parameter nilai yang dikejar berupa uang, popularitas, atau mungkin jabatan.
Pertanyaannya, apakah nilai-nilai yang kita kejar tadi adalah sesuatu yang benar-benar mendatangkan kebahagiaan dan kehidupan yang sesuai dengan yang kita inginkan?
Dalam banyak kasus, hal tersebut ternyata tidak selalu menjadi faktor penentu kebahagiaan. Karena banyak orang yang nyatanya tetap merasa hampa meskipun ia telah memiliki banyak pencapaian dalam hidupnya.
Kalau menurut sang beruang, ada 4 kunci kebahagiaan yang bisa membawa kita pada kehidupan yang diinginkan. Yakni cinta, bakat, realitas, dan keyakinan.
Dengan mencari tahu ke dalam diri mengenai 4 kunci ini, diharapkan kita bisa menjalani kehidupan yang jujur dengan kurang lebih menjawab pertanyaan berikut.
Pertama, sudahkah kita bercermin tentang hal apa yang mendatangkan kecintaan yang besar di dalam diri kita sendiri?
Kedua, bakat apa yang membuat kita selalu semangat dan bergairah ketika mengerjakannya?
Ketiga, bagaimana kita bersikap terhadap realita kehidupan yang kita jalani?
Dan yang terakhir, bagaimana kita berjalan di atas keyakinan spiritual yang kita miliki selama ini?
Jawablah pertanyaan tersebut. Bersama sang beruang, kita diajak untuk menengok ke dalam diri kita agar bisa menemukan Honest World yang kita inginkan.
Secara umum, saya suka dengan ilustrasi beruangnya yang menggemaskan. Namun secara substansi, saya masih kurang greget dengan pembahasan yang disampaikan penulis.
Tapi okelah. Karena tampilan grafisnya yang eye-catching, buku ini tetap menarik untuk disimak. Khususnya bagi kamu yang suka membaca cerita-cerita bergambar.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
Artikel Terkait
-
Memburu Ramuan Awet Muda dalam Novel "Eksperimen Faust"
-
Perjalanan Penggembala Domba Mencari Harta Karun dalam Novel Sang Alkemis
-
Review Novel Misteri Sittaford: Perpaduan antara Mistis dan Pembunuhan
-
Buku Besar Peminum Kopi, Belajar Teknik Catur Melalui Fiksi Andrea Hirata
-
Novel High Reputation: Kisah Cinta Pembalap dan Aktris, Berawal dari Cuitan
Ulasan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
-
Ulasan Novel Take Me for Granted: Menemukan Rasa Bahagia di Antara Luka
Terkini
-
Ketika Musang Luwak Jadi Penyeimbang Ekosistem Hutan, Bagaimana Sumbangsihnya?
-
Kembali Dibintangi Jason Statham, Film The Beekeeper 2 Mulai Proses Syuting
-
Meski Serumpun, 2 Skill Sepak Bola Ini Ternyata Tak Efektif Digunakan di Pertandingan Futsal
-
Melihat Hubungan Futsal sebagai Pemersatu Bangsa
-
Petani Tuban Ubah Bonggol Jagung Jadi Sumber Energi Bersih