Anjuran untuk mengikuti dan mengejar passion (hasrat/sesuatu yang kita cintai) adalah hal yang sudah sering kita dengarkan. Baik itu melalui buku atau dari lisan para motivator.
Hipotesis mengenai passion biasanya adalah tentang menemukan apa yang kita cintai, kemudian bekerja sesuai dengan bidang tersebut.
Namun, apakah berkarier dengan mengikuti passion adalah jalan yang terbukti mengantarkan seseorang pada kebahagiaan?
Ternyata, hal tersebut dibantah oleh Cal Newport dalam bukunya 'Don't Follow Your Passion!' Melalui buku ini, penulis mencoba memaparkan alasan-alasan, mengapa nasihat agar mengikuti passion adalah saran yang buruk.
Penulis menyebutkan salah satu penelitian yang pernah diadakan di Kanada. Dari 539 responden yang menyebutkan passion mereka, ternyata hanya sekitar 4% yang memiliki keterkaitan dengan karier dan pekerjaan.
Walaupun cakupan penelitian tersebut kecil, namun jenis pekerjaan yang memang berkorelasi langsung dengan hal-hal menyenangkan terkait passion masih sangat terbatas.
Baik di bidang seni, olahraga, maupun industri kreatif. Kalaupun ada, kita harus bersaing dengan banyak orang yang juga menginginkan hal yang sama.
Jadi, alih-alih memilih pola pikir passion, penulis menyarankan agar kita memiliki pola pikir perajin. Jadilah seseorang yang sangat ahli di bidang yang saat ini kita kerjakan sehingga kita akan sulit untuk ditolak.
Meskipun menjadi sangat ahli ini butuh perjuangan. Tapi memang tidak ada cara yang instan untuk meraihnya. Ketika kita menjadi seseorang yang ahli, kecintaan atau passion pada pekerjaan akan mengikut dengan sendirinya.
Penulis juga menganjurkan agar kita memiliki modal karier yang dibutuhkan untuk meraih pekerjaan impian kita. Tidak masalah jika kita harus mulai dari nol, dengan mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya.
Dengan modal banyaknya pengalaman, maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan impian akan semakin terbuka lebar.
Jadi, secara umum buku ini membahas pentingnya menguasai suatu bidang alih-alih mengejar passion.
Toh kita juga tidak pernah benar-benar tahu apa yang sungguh-sungguh menjadi passion kita sebelum menjalani banyak hal dalam kehidupan.
Nah bagi kamu yang saat ini sedang dalam keadaan dilema antara karier dan passion, barangkali buku dari Cal Newport ini bisa membantumu untuk keluar dari kebimbangan tersebut. Selamat membaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Menjadi Sehat secara Holistik dari Buku 'Pesan Cinta Tuhan Melalui Tubuhku'
-
Komeng Buktikan Nyaleg Tanpa Kampanye Besar-Besaran, Tepis Politik Mahal?
-
Ulasan Novel Lupus Returns: Cewek Junkies, Masa Lalu Pacar Baru
-
Menemukan Makna Kebahagiaan di Balik Kesedihan dari Buku 'Bittersweet'
-
Komeng Ingin Perjuangkan Hari Komedi Saat Jadi Senator, Apa Fungsi DPD RI?
Ulasan
-
Bidadari Santa Monica: Ketika Warna Kehidupan Bertemu Misteri dan Cinta
-
Review Film Kuncen: Teror Nggak Kasatmata dari Lereng Merbabu
-
Review Film Suffragette, Mengisahkan Perjuangan Hak Pilih Perempuan
-
Time After Time: Perjalanan Waktu yang Mengubah Segalanya
-
Mengungkap Kegilaan Tsurumi dan Misteri Harta Karun Ainu diGolden Kamuy Season 4
Terkini
-
Diberondong 4 Gol Tanpa Balas, Indonesia Catatkan Rekor Kekalahan Terburuk di Piala Dunia U-17?
-
Piala Dunia U-17: 3 Hal yang Bikin Indonesia Tak Perlu Malu Meski Dihajar Brasil 4 Gol
-
Soft tapi Tetap Maskulin, Tiga Parfum Pria yang Wajib Kamu Coba Tahun Ini!
-
Stretch oleh U-Know TVXQ: Perasaan dan Makna Dalam Akan Panggung dan Tarian
-
Dihantam Brasil 4 Gol Tanpa Balas, Timnas Indonesia U-17 Terhindar dari Malu Berat!