Kabar yang cukup menggembirakan datang dari industri pertahanan nasional. Melansir dari laman indomiliter.com, manufaktur penerbangan Indonesia, yakni PTDI (PT Dirgantara Indonesia) telah menjajaki kesepakatan akhir penjualan pesawat angkut sedang CN-235 kepada Nigeria. Kabar tersebut disampaikan oleh akun Twitter/X, @Defence_IDA, yang menyebut Nigeria memesan 4 unit pesawar angkut CN-235 buatan PTDI.
“PTDI mengungkapkan saat ini pihaknya sedang berupaya menyelesaikan perjanjian ekspor baru untuk empat pesawat multiguna CN235-220 untuk Angkatan Udara Nigeria,” tulis akun @Defence_IDA.
Jika kabar tersebut terealisasikan, maka Nigeria akan menjadi salah satu negara di benua Afrika setelah Mauritania, Kamerun, Burkina Faso, Bostwana dan beberapa negara lainnya yang mengoperasikan keluarga pesawat CN-235. Untuk negara Nigeria sendiri, dikabarkan memesan varian CN-235-220 yang merupakan varian multirole atau serbaguna tercanggih yang dimiliki oleh PTDI.
Pesawat Hasil Kerjasama Indonesia dan Spanyol
Pengembangan pesawat CN-235 tentunya tidak terlepas dari kerjasama antara PTDI atau dulu yang bernama IPTN dengan pabrikan CASA asal Spanyol. Melansir dari laman resmi PTDI (Indonesian-aerospace.com), kerjasama ini mulai dilakukan pada tahun 1979 dan mulai dikembangkan serta diuji coba pada dekade 1980-an. Kala itu, produksi dari pesawat angkut CN-235 dibagi antara pabrikan IPTN atau PTDI dan CASA dari Spanyol.
Setelah pabrikan CASA dilebur dalam konsorsium Airbus dari Eropa, PTDI memiliki kesempatan untuk memproduksi sebagian besar komponen dari pesawat CN-235, baik varian 110 maupun 220 yang kini menjadi mayoritas produksi varian CN-235. Hingga saat ini, tercatat sudah ada lebih dari 300 unit pesawar CN-235 dari berbagai varian yang diproduksi oleh PTDI dan Airbus.
Memiliki 3 Varian Utama
Keluarga pesawat angkut ringan serbaguna, CN-235 memiliki 3 varian utama yang kini dioperasikan oleh banyak negara. Varian pertama yakni CN-235-220 versi angkut sipil, varian CN-235-220 versi angkut militer dan CN-235-220 versi misi khusus atau special mission. Pesawat ini sendiri dioperasikan oleh 2 orang pilot dengan opsi 1 kru tambahan. Pesawat ini mampu membawa sekitar 50 orang penumpang atau 35 prajurit bersenjata lengkap dengan kapasitas muatan hingga 6.000 kg.
Pesawat ini ditenagai oleh sepasang mesin turboprop General Electric CT7-9C3 yang mampu menerbangkan pesawat CN-235 dengan kecepatan jelajah sekitar 450 km/jam dan memiliki jarak tempuh lebih dari 4.000 km.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Arab Saudi Akui Indonesia Berbahaya dari Skema Set Piece, Waspadai Arhan?
-
Jika STY Dipecat dari Timnas Indonesia, Apakah Pratama Arhan Tak Akan Dipakai Lagi?
-
Rekor Tak Pernah Menang, Bagaimana Peluang Indonesia Taklukkan Arab Saudi?
-
Dear STY, Jangan Lakukan Eksperimen Jika Ingin Menang Lawan Arab Saudi
-
Terungkap! Ini Alasan Timnas Indonesia Terus Main di GBK Meski Kondisinya Buruk
Artikel Terkait
-
Lulusannya Sama-Sama Jadi TNI, Apa Perbedaan Unhan vs Akmil?
-
Militer dalam Politik: Peran yang Harus Dibatasi atau Diperkuat?
-
Review Film Anak Kolong, Cinta dan Tanggung Jawab Kehidupan Keluarga Militer
-
Sinyal Militerisme dalam Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ancaman bagi Demokrasi Indonesia?
-
Resmi Berangkat Wajib Militer, Jaehyun NCT Pamer Kepala Botak
Ulasan
-
Ulasan Novel Lotus in The Mud: Ketika Harus Berjuang di Tengah Tekanan
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Ulasan Film Time Cut: Kembali ke Masa Lalu untuk Gagalkan Pembunuhan
-
Ulasan Novel The Name of The Game: Membongkar Topeng Toxic Masculinity
-
Menjajal Kembali Pisang Goreng Bandung di Kota Jambi, Topping Melimpah
Terkini
-
Jadi Ajang Pembuktian, Ini Kata Shin Tae-yong soal Bentrok Lawan Arab Saudi
-
3 Varian Serum dari Lacoco, Lawan Jerawat Meradang hingga Tanda Penuaan
-
Lee Seung-gi Siap Rilis EP Baru 'With' Bulan Depan, Simak Detailnya!
-
Sempat Cemas, Jorge Martin Takut Tak Akan Jadi Juara Dunia MotoGP
-
Syuting di Uzbekistan! Steffi Zamora dan Endy Arfian Adu Akting di Film Religi Pengin Hijrah