Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | raysa zahra
Sampul depan buku Factfulness: 10 Alasan kita keliru tentang dunia (gramedia.com)

Dunia kita sering dipenuhi dengan berita negatif dan pemahaman yang sering kali terdistorsi tentang negara-negara berkembang. Namun, seberapa akurat pandangan kita tentang kondisi global sebenarnya? Apakah kita mendasarkan pemahaman kita pada fakta atau hanya pada kesan subjektif? 

Lewat buku non-fiksi berjudul "Factfulness: 10 Alasan Kita Keliru tentang Dunia", Hans Rosling mengajak kita untuk meninjau kembali segudang persepsi terkait realitas global dan menantang kita untuk mengadopsi pendekatan yang lebih objektif dan berdasarkan fakta.

Identitas Buku

• Judul buku: Factfulness: 10 Alasan Kita Keliru tentang Dunia

• Penulis: Hans Rosling, Ola Rosling, dan Anna Rosling Rönnlund

• Alih bahasa: Alex Tri Kantjono Widodo

• ISBN: 978-602-06-2013-8

• Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

• Tanggal terbit: 17 Februari 2019

• Jumlah halaman: 378 halaman

Ulasan Singkat

Buku "Factfulness" ditulis oleh Hans Rosling, seorang dokter, profesor, dan pakar statistik asal Swedia yang dikenal karena karyanya dalam memperbaiki pemahaman tentang isu-isu global.

Dalam buku "Factfulness", Hans Rosling mengajak pembaca untuk mengubah cara mereka memahami dunia. Berlandaskan pada data empiris dan analisis yang cermat, Hans menguraikan betapa pentingnya untuk melihat fakta-fakta dasar tentang kondisi dunia yang sering kali dipandang dari perspektif negatif.

Hans membawa pembaca melalui perjalanan yang mengungkap perubahan positif yang terjadi di dunia, mulai dari peningkatan kesehatan hingga kemajuan ekonomi dan pendidikan.

Hans juga menyoroti ketidakseimbangan informasi yang sering kita hadapi dalam media yang cenderung menggemborkan pemberitaan negatif daripada progres keberhasilan suatu aspek yang telah dicapai.

Hans mengajak pembaca untuk menyadari bias-bias yang mempengaruhi pemahaman mereka tentang dunia. Tidak hanya menyoroti masalah, tetapi juga mengajak pembaca untuk mengembangkan pemikiran yang lebih kompleks dan nuansawan tentang isu-isu global.

Buku ini menegaskan pentingnya aspek pendidikan dalam membantu orang mengatasi ketidaktahuan dan bias, serta mendorong pembaca untuk menghindari jebakan pemikiran yang simplistik atau stereotip.

Menariknya, buku ini juga secara tidak langsung menyentuh isu-isu seperti akses perempuan terhadap pendidikan, kesehatan reproduksi, kesempatan kerja, dan partisipasi politik.

Dengan menyadari peran gender dalam berbagai aspek kehidupan, pembaca diharapkan dapat memahami lebih baik polemik dan peluang yang dihadapi oleh perempuan di seluruh dunia.

Buku "Factfulness" cocok direkomendasikan untuk berbagai kalangan yang ingin memahami dunia dengan lebih jernih dan objektif. Baik untuk pembaca yang peduli dengan isu-isu global, praktisi kesehatan global, pelajar, pendidik, atau siapa pun yang tengah mencari inspirasi dan pandangan optimis tentang masa depan.

Adapun fakta menarik yang terselip dalam proses pembuatan buku ini. "Factfulness" sebagian besar ditulis oleh Hans Rosling, namun sayangnya ia tidak dapat menyelesaikan buku tersebut sebelum meninggal dunia pada 2017 lalu.

Setelah kematiannya, Ola Rosling, putra Hans Rosling, dan Anna Rosling Rönnlund, menantunya, melanjutkan dan menyelesaikan buku tersebut. Mereka memastikan bahwa visi dan pesan yang ingin disampaikan oleh Hans tetap utuh dalam buku tersebut.

Karyanya ini pun menjadi warisan terakhir Hans dalam upaya memperbaiki pemahaman dunia dan membantu orang mengadopsi perspektif yang lebih realistis dan positif terhadap isu-isu global.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

raysa zahra